Selama ini, aurora dianggap sebagai manifestasi paling terlihat yang
disebabkan efek matahari di Bumi. Aurora berwarna-warni di langit malam,
juga dikenal sebagai cahaya Utara atau Selatan yang disebabkan oleh
angin matahari, aliran plasma atau partikel atom bermuatan listrik yang
membawa medan magnet matahari dan berinteraksi dengan medan magnet bumi.
Studi ini memfokuskan proses yang dapat terjadi pada magnetosfer ketika
medan magnet antarplanet bertemu dengan angin matahari diwilayah utara.
Temuan ini merupakan yang pertama kalinya menjelaskan asal-usul fenomena aurora theta.
Hasil ini berdasarkan pengukuran satelit Cluster dikombinasikan dengan
gamnbaran satelit NASA IMAGE, sehingga ilmuwan lebih memahami aspek lain
dari hubungan Matahari dan Bumi. Hasil analisis ini diterbitkan dalam
jurnal Science edisi akhir Desember 2014.
Misteri Aurora Theta
Pada umumnya daerah utama menampilkan fenomena ini dalam bentuk aurora
oval melingkari kutub, terletak disekitar 65-70 derajat utara atau
selatan khatulistiwa. Tetapi aurora juga terjadi pada garis lintang yang
lebih tinggi, salah satu jenis yang dikenal adalah Aurora Theta. Aurora Theta
terlihat dari atas seperti huruf Theta Yunani, oval dengan garis
melintasi pusat. Penyebab emisi aurora oval sudah dipahami ilmuwan, tetapi asal usul aurora theta tidak jelas sampai sekarang.
Di lintang utara, efek ini dikenal sebagai aurora borealis atau cahaya
utara yang dinamai oleh Galileo pada tahun 1619. Aurora terlihat oval
dan berada jauh menerangi cakrawala dengan cahaya kehijauan atau
kadang-kadang merah samar, seolah-olah matahari terbit dari arah yang
tidak biasa. Di wilayah selatan, aurora australis atau lampu selatan
memiliki fitur yang hampir sama dengan aurora borealis, dimana perubahan
terjadi bersamaan dengan perubahan zona aurora utara. Aurora tak hanya
terjadi pada Bumi, tetapi juga terjadi di planet lain dibagian kutub
magnet planet.
Baru-baru ini, ilmuwan mengamati partikel dua lobus didaerah magnetosfer. Plasma yang berada di lobus biasanya dingin, tapi pengamatan sebelumnya menunjukkan bahwa aurora theta yang berhubungan dengan plasma lobus biasanya panas.
Menurut Dr Robert dari University of Southampton, sebelumnya tidak jelas
apakah plasma panas merupakan akibat dari masuknya angin matahari
langsung melalui lobus magnetosfer, atau plasma entah bagaimana
berhubungan dengan lapisan plasma disisi gelap Bumi. Salah satu ide yang
mungkin bisa menjelaskan, proses rekoneksi magnetik disisi malam Bumi
menyebabkan penumpukan plasma panas pada lobus lintang tinggi.
Misteri aurora theta akhirnya diselesaikan dengan cara mempelajari data
yang dikumpulkan secara bersamaan oleh (ESA) Cluster dan satelit NASA
IMAGE pada tanggal 15 September 2005 lalu. Sementara empat satelit
Cluster yang terletak di lobus magnetik belahan bumi selatan menunjukkan
gambaran bidang aurora dibelahan bumi selatan. Salah satu satelit
Cluster mengamati plasma seperti berenergi di lobus, dan NASA IMAGE
melihat busur pada aurora theta menyeberangi jejak magnetik.
Para ilmuwan menemukan jejak plasma energik terjadi pada lintang tinggi
dimana garis medan magnet telah tertutup dengan proses rekoneksi
magnetik, kemudian menyebabkan plasma relatif panas. Karena garis-garis
medan magnet ditutup, pengamatan tidak sesuai dengan energi langsung
dari angin matahari. Melalui pengujian ini dan prediksi lainnya tentang
perilaku aurora theta, pengamatan ilmuwan membuktikan bahwa mekanisme
perangkap plasma menjadi penyebab terjadinya aurora theta.
artikel ini disalin lengkap dari: http://www.isains.com/2014/12/misteri-aurora-theta-efek-plasma.html
halaman utama website:http://www.isains.com/
No comments:
Post a Comment