Ketiga astronot itu adalah Maxim Suarev, pensiunan kolonel angkatan udara Rusia, pilot militer AS Reid Wiseman dan astronot serta pakar Geofisika Jerman, Alexander Gerst. "Adrenalin memuncak, tapi saya merasa santai," kata Gerst melalui jejaring sosial Twitter, sesaat sebelum berangkat.
Tidak sampai enam jam setelah meluncur, Gerst dan kru yang lain tiba di ISS, laboraturium penelitian seharga 100 miliar US Dollar yang melayang di ketinggian 418 km di atas Samudera Pasifik, di selatan langit Peru.
Eskalasi Konflik AS dan Rusia
ISS yang dibangun secara patungan oleh 15 negara, dikelola oleh Amerika Serikat dan Rusia. Kedua negara kini bersitegang setelah Rusia menganeksasi semenanjung Krimea di Ukraina. Washington kemudian bereaksi dengan menggalang sanksi ekonomi internasional.
Selama ini kerjasama kedua negara di ranah antariksa tidak tersentuh. Namun baru-baru ini Moskow menolak memperpanjang kontrak kerjasama setelah tahun 2020. Artinya astronot AS tidak akan lagi bisa menumpang kapsul Soyuz.
Ketika konfrensi pers menjelang peluncuran, ketiga kru stasiun luar angkasa itu ditanya apakah gejolak politik antara Rusia dan AS berdampak pada pelaksanaan misi mereka? sebagai jawaban Suarev, Reid dan Grest saling bertepuk tangan dan berpelukan.
Stasiun ISS saat ini dihuni oleh astronot NASA, Steven Swanson dan dua kosmonot Rusia. "Ini cuma pekerjaan," kata Swanson dalam interview yang dirilis oleh stasiun televisi NASA, Rabu (28/5). "Kami tidak banyak membahas hal itu," kata Swanson. "Politik tidak mempengaruhi hubungan kerja kami. Kami bekerja baik satu sama lain. Jadi isu itu tidak ada di atas sini."
artikel ini disalin lengkap dari:
halaman utama website:
No comments:
Post a Comment