Pertentangan teori kali ini membahas sumber gunung berapi, dimana hipotesis terbaru menyebutkan bahwa lapisan dibawah kerak bumi mungkin menjadi penyebab letusan gunung berapi.
Penemuan ini menantang pemikiran konvensional, pandangan terdahulu
menyebutkan bahwa gunung berapi tercipta ketika lempeng tektonik
bergeser dan melepaskan panas, sehingga permukaan tanah terangkat.
Studi ini mengasumsikan tentang bumi, makalah diterbtkan dalam jurnal
Science edisi Desember 2014. Ilmuwan yang terlibat diantaranya Don L
Anderson, seorang profesor emeritus Seismological Laboratory of the
California Institute of Technology, dan profesor Scott King ahli
geofisika College of Science di Virginia Tech. Mereka menganalisis
bagaimana lapisan dibawah kerak bumi mungkin menjadi penyebab terjadinya letusan gunung berapi.
Bagaimana Gunung Berapi Terbentuk?
Teori lempeng tektonik adalah teori dalam bidang geologi yang
dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti pergerakan
dalam skala besar yang terjadi dibagian litosfer bumi. Teori ini
menggantikan teori Pergeseran Benua yang pernah diperkenalkan pada awal
abad ke-20, dan konsep perluasan dasar laut yang dikembangkan pada tahun
1960-an. Pada awal abad ke-20 pakar geologi berhipotesis bahwa model
utama bumi bersifat tetap, kebanyakan gambaran geologis seperti
pegunungan bisa dijelaskan melalui pergerakan vertikal kerak yang dalam
teori Geosinklin.
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan, bagian
atas terdapat litosfer yang terdiri dari kerak atas dan bagian teratas
mantel bumi yang kaku dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat
astenosfer yang berbentuk padat tetapi mengalir seperti cairan yang
bergerak sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama.
Hal ini disebabkan karena viskositas dan kekuatan geser yang rendah.
Lapisan litosfer terbagi menjadi beberapa lempeng tektonik, ada tujuh lempeng utama dan banyak lempeng yang lebih kecil.
Jelas, penemuan ini menantang pemikiran konvensional bahwa gunung berapi terbentuk ketika lempeng bergeser dan melepaskan panas.
Lava berasal dari dalam interior planet bumi yang lebih dekat ke
permukaan, sekitar kedalaman 80 kilometer hingga 200 kilometer dalam,
lapisan ini berada diatas mantel bumi yang dikenal sebagai astenosfer.
Menurut Prof Scott King, selama hampir 40 tahun para ilmuwan telah
memperdebatkan teori bahwa jalur vulkanik seperti Hawaii, telah
terbentuk melalui interaksi antara lempeng di permukaan bumi dan
gumpalan material panas yang naik dari batas inti-mantel sekitar 1800
mil di bawah permukaan bumi. Studi ini menunjukkan bahwa lapisan panas
di bawah lempeng dapat menjelaskan asal-usul lapisan tengah gunung
berapi tanpa menggunakan jalur yang mendalam, setengah jalan mengarah ke
pusat bumi.
Secara tradisional, astenosfer terlihat sebagai struktur pasif yang
memisahkan lempeng tektonik bergerak dari mantel. Lempeng tektonik
bergerak beberapa inci setiap tahun, dimana batas antara lempeng
menciptakan sebagian besar gunung berapi dan gempa bumi. Hal ini seperti
mendinginkan bumi, lempeng tektonik tenggelam dan menggantikan material
hangat yang berada jauh di dalam interior bumi. Material ini naik
keatas, pergerakan pasif arus naik berdasarkan seismolog telah lama
diakui berperan besar pada interior bumi.
Penelitian ini menunjukkan bahwa panas, wilayah yang rendah dibawah
lempeng bumi bertindak sebagai lapisan pelumas, mencegah lempeng membawa
material di bawahnya ketika bergerak keatas. Para ilmuwan membuktikan
bahwa lapisan pelumas juga merupakan bagian terpanas mantel, sehingga
panas yang terbawa ke gunung berapi sama sekali bukan berasal dari
lempeng pertengahan. Menurut Profesor Scott King, lempeng tektonik dan
gunung berapi merupakan hasil alami dari proses lapisan di bawah
lempeng.
artikel ini disalin lengkap dari:http://www.isains.com/2014/12/letusan-gunung-berapi-berasal-dari.html
halaman utama website: http://www.isains.com/
No comments:
Post a Comment