1. Pengantar
Minyak
bumi sangatlah bermanfaat terutama dalam bahan bakar dan plastik.
Namun, minyak bumi haruslah diolah terlebih dahulu supaya bisa digunakan
sebagai bahan bakar dan bahan baku plastik. Proses pengolahan minyak
bumi disebut distilasi. Dalam destilasi bertingkat, komponen-komponen
minyak mentah akan dipisahkan berdasarkan titik didihnya agar dapat
digunakan untuk berbagai keperluan. Pemilihan metode tersebut
berdasarkan pada kandungan minyak mentah yang terdiri atas berbagai
senyawa hidrokarbon, misalnya senyawa alkana, aromatik, naptalena,
alkena, dan alkuna. Senyawa-senyawa tersebut mempunyai panjang rantai
dan titik didih yang berbeda-beda. Semakin panjang rantai karbon yang
dimilikinya, semakin tinggi titik didihnya. Proses distalasi melalui
beberapa tahap di dalam menara distilasi. Proses distilasi menghasilkan
beberapa fraksi-fraksi minyak bumi yang dapat kita manfaatkan.
Minyak mentah mula-mula dipanaskan hingga suhunya mencapai sekitar 500-600oC. Pemanasan minyak mentah itu dilakukan dalam pemanas (boiler)
dengan menggunakan uap air bertekanan tinggi. Hasil pemanasan berupa
uap minyak dialirkan ke dasar menara distilasi. Selanjutnya, uap minyak
akan bergerak naik melewati pelat-pelat yang terdapat dalam menara. Pada
saat mencapai suhu tertentu sesuai titik didihnya, uap minyak mentah
akan berubah menjadi zat cair. Perubahan uap air (gas) menjadi zat cair
disebut kondensasi. Zat cair hasil kondensasi itu disebut fraksi minyak.
2. Fraksi-Fraksi Minyak Bumi
Kegunaan
fraksi-fraksi minyak bumi terkait dengan sifat fisisnya seperti titik
didih dan viskositasnya (kekentalan), dan juga sifat kimianya. Hasil
dari distilasi minyak bumi menghasilkan beberapa fraksi minyak bumi
seperti berikut.
2.1. Residu
Saat pertama kali minyak bumi masuk ke dalam menara distilasi, minyak bumi akan dipanaskan dalam suhu diatas 500oC.
Residu tidak menguap dan digunakan sebagai bahan baku aspal, bahan
pelapis antibocor, dan bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas).
Bagian minyak bumi yang menguap akan naik ke atas dan kembali diolah
menjadi fraksi minyak bumi lainnya.
Aspal
digunakan untuk melapisi permukaan jalan. Kandungan utama aspal adalah
senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik, dan aromatik yang
mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Unsur-unsur selain
hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen,
belerang, dan beberapa unsur lain. Secara kuantitatif, biasanya 80%
massa aspal adalah karbon, 10% hidrogen, 6% belerang, dan sisanya
oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium.
2.2. Oli
Oli
adalah pelumas kendaraan bermotor untuk mencegak karat dan mengurangi
gesekan. Oli dihasilkan dari hasil distilasi minyak bumi pada suhu
antara 350-500oC. Itu dikarenakan oli tidak dapat menguap di
antara suhu tersebut. Kemudian, bagian minyak bumi yang lainnya akan
menguap dan menuju ke atas untuk diolah kembali.
2.3. Solar
Solar adalah bahan bakar mesin diesel. Solar adalah hasil dari pemanasan minyak bumi antara 250-340oC. Solar tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Umumnya,
solar mengandung belerang dengan kadar yang cukup tinggi. Kualitas
minyak solar dinyatakan dengan bilangan setana. Angka setana adalah
tolak ukur kemudahan menyala atau terbakarnya suatu bahan bakar di dalam
mesin diesel. Saat ini, Pertamina telah memproduksi bahan bakar solar
ramah lingkungan dengan merek dagang Pertamina DEX© (Diesel Environment Extra).
Angka setana DEX dirancang memiliki angka setana minimal 53 sementara
produk solar yang ada di pasaran adalah 48. Bahan bakar ramah lingkungan
tersebut memiliki kandungan sulfur maksimum 300 ppm atau jauh lebih
rendah dibandingkan solar di pasaran yang kandungan sulfur maksimumnya
mencapai 5.000 ppm.
2.4. Kerosin dan Avtur
Kerosin
(minyak tanah) adalah bahan bakar kompor minyak. Avtur adalah bahan
bakar pesawat terbang bermesin jet. Kerosin dan avtur dihasilkan dari
pemanasan minyak bumi pada suhu antara 170-250oC. Kerosin dan
avtur tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi
lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Kerosin
adalah cairan hidrokarbon yang tidak berwarna dan mudah terbakar.
Kerosin yang digunakan sebagai bahan bakar kompor minyak disebut minyak
tanah, sedangkan untuk bahan bakar pesawat disebut avtur.
2.5. Nafta
Nafta adalah bahan baku industri petrokimia. Nafta dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara 70-170oC. Nafta tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
2.6. Petroleum Eter dan Bensin
Petroleum
eter adalah bahan pelarut dan untuk laundry. Bensin pada umumnya adalah
bahan bakar kendaraan bermotor. Petroleum eter dan bensin dihasilkan
dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara 35-75oC.
Petroleum eter dan bensin tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan
bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Bensin
akhir-akhir ini menjadi perhatian utama karena pemakaiannya untuk bahan
bakar kendaraan bermotor sering menimbulkan masalah. Kualitas bensin
ditentukan oleh bilangan oktan, yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah
isooktan dalam bensin. Bilangan oktan adalah ukuran kemampuan bahan
bakar mengatasi ketukan ketika terbakar dalam mesin.
Bensin
merupakan fraksi minyak bumi yang mengandung senyawa n-heptana dan
isooktan. Misalnya bensin Premium (salah satu produk bensin Pertamina)
yang beredar di pasaran dengan bilangan oktan 80 berarti bensin tersebut
mengandung 80% isooktan dan 20% n-heptana. Bensin super mempunyai
bilangan oktan 98 berarti mengandung 98% isooktan dan 2% n-heptana.
Pertamina meluncurkan produk bensin ke pasaran dengan 3 nama, yaitu:
Premium dengan bilangan oktan 80-88, Pertamax dengan bilangan oktan
91-92, dan Pertamax Plus dengan bilangan oktan 95.
Penambahan
zat antiketikan pada bensin bertujuan untuk memperlambat pembakaran
bahan bakar. Untuk menaikkan bilangan oktan antara lain dengan
ditambahkan MTBE (Metyl Tertier Butil Eter), tersier butil alkohol,
benzena, atau etanol. Penambahan zat aditif Etilfluid yang merupakan
campuran 65% TEL (Tetra Etil Lead/Tetra Etil Timbal), 25%
1,2-dibromoetana dan 10% 1,2-dikloro etana sudah ditinggalkan karena
menimbulkan dampak pencemaran timbal ke udara. Timbal (Pb) bersifat
racun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti pusing, anemia,
bahkan kerusakan otak. Anemia terjadi karena ion Pb2+ bereaksi dengan gugus sulfhidril (-SH) dari protein sehingga menghambat kerja enzim untuk biosintesis hemoglobin.
Permintaan pasar terhadap bensin cukup besar maka untuk meningkatkan produksi bensin dapat dilakukan dengan cara:
- Cracking (perengkahan), yaitu pemecahan molekul besar menjadi molekul-molekul kecil. Contoh:
- Reforming, yaitu mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai bercabang.
- Alkilasi atau polimerisasi, yaitu penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Seperti dan
2.7. Gas
Hasil olahan minyak bumi yang terakhir adalah gas. Gas merupakan bahan baku LPG (Liquid Petroleum Gas)
yaitu bahan bakar kompor gas. Supaya gas dapat disimpan dalam tempat
yang lebih kecil, gas didinginkan pada suhu antara -160 sampai -40oC supaya dapat berwujud cair.
Sebenarnya,
senyawa alkana yang terkandung dalam LPG berwujud gas pada suhu kamar.
LPG dibuat dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Wujud gas LPG diubah
menjadi cair dengan cara menambah tekanan dan menurunkan suhunya.
artikel ini disalin lengkap dari: http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/05/tugas-kimia-makalah-fraksi-fraksi.html
halaman utama website: http://hedisasrawan.blogspot.co.id/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
No comments:
Post a Comment