Anda tentunya tidak asing dengan zat
kimia yang bernama parasetamol dan aspirin. Kedua senyawa tersebut
sering digunakan sebagai obat sakit kepala. Tahukah Anda, apa perbedaan
antara parasetamol dan aspirin? Parasetamol dan aspirin berbeda dalam
hal rumus dan struktur kimianya. Perbedaan struktur kimia ini dapat
memengaruhi sifat senyawa tersebut sehingga memiliki efek medis yang
khas.
Parasetamol memiliki nama kimia para-asetilamino fenol dengan rumus kimia C8H9NO2 sedangkan nama kimia aspirin adalah asam orto-asetiloksi benzoat dengan rumus kimia C8H9O Dari rumus kimia tersebut, dapatkah Anda menuliskan rumus strukturnya? Untuk dapat menuliskan rumus struktur parasetamol dan aspirin, Anda harus memahami terlebih dahulu pengertian senyawa benzena dan turunannya. Pelajarilah bab ini dengan baik agar Anda memahaminya.
a. Br
artikel ini disalin lengkap dari: http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/01/benzena-bahaya-rumus-soal-reaksi-substitusi.html
halaman utama website: http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
Parasetamol memiliki nama kimia para-asetilamino fenol dengan rumus kimia C8H9NO2 sedangkan nama kimia aspirin adalah asam orto-asetiloksi benzoat dengan rumus kimia C8H9O Dari rumus kimia tersebut, dapatkah Anda menuliskan rumus strukturnya? Untuk dapat menuliskan rumus struktur parasetamol dan aspirin, Anda harus memahami terlebih dahulu pengertian senyawa benzena dan turunannya. Pelajarilah bab ini dengan baik agar Anda memahaminya.
A. Rumus Struktur Benzena
Benzena kali pertama ditemukan oleh Michael Faraday pada 1825. Faraday
berhasil mengisolasi benzena dari gas dan memberinya nama hidrogen
bikarburet (bicarburet of hydrogen). Pada 1833, ilmuwan Jerman, Eilhard
Mitscherlich berhasil membuat benzena melalui distilasi asam benzoat dan
kapur.
panas
C6H5CO2H(aq) + CaO(s) → C6H6(aq) + CaCO3(s)
asam benzoat kalisum oksida benzena kalsium karbonat
Mitscherlich memberi nama senyawa tersebut dengan sebutan benzin. Pada
1845, ilmuwan Inggris, Charles Mansfield yang bekerja sama dengan August
Wilhelm von Hofmann, mengisolasi benzena dari tar batubara. Empat tahun
kemudian, Mansfield memulai produksi benzena dari tar batubara dalam
skala industri. Berdasarkan hasil penelitian, benzena memiliki rumus
kimia C6H6.
Rumus kimia ini memberikan misteri mengenai struktur yang tepat untuk
benzena selama beberapa waktu setelah benzena ditemukan. Hal tersebut
dikarenakan rumus kimia C6H6 tidak sesuai dengan kesepakatan ilmuwan
bahwa atom C dapat mengikat 4 atom dan atom H mengikat 1 atom. Masalah
ini akhirnya sedikit terpecahkan setelah menunggu selama 40 tahun.
Ilmuwan Jerman, Friedrich August Kekule mengusulkan agar struktur
benzena berupa cincin heksagonal. Perhatikanlah gambar berikut.
Struktur benzena yang diusulkan Kekule tidak mengandung ikatan rangkap
karena benzena tidak bereaksi seperti halnya senyawa hidrokarbon yang
memiliki ikatan rangkap. Namun, struktur benzena ini menimbulkan masalah
karena atom C tidak taat asas. Berdasarkan kesepakatan, 1 atom C
seharusnya mengikat 4 atom, sedangkan pada struktur yang diusulkan
Kekule atom C hanya mengikat 3 atom.
Legenda Kimia
Friedrich Kekule
Friedrich Kekule (1829–1896) berhasil mengungkapkan bagaimana enam atom
karbon pada molekul benzena berikatan dengan atom hidrogen. Dia
menemukan pemecahannya ketika sedang tidur. Dia bermimpi tentang barisan
atom-atom karbon dan hidrogen membentuk cincin, seperti seekor ular
yang menelan ekornya sendiri. Pada 1872, Kekule mengusulkan perubahan
struktur benzena. Menurut Kekule, benzena mengandung tiga ikatan tunggal
dan tiga ikatan rangkap yang posisinya berselang-seling.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa setiap atom C pada cincin
benzena memiliki sifat yang sama. Hal ini ditentukan setelah para
ilmuwan mengetahui bahwa semua ikatan antaratom C memiliki panjang yang
sama, yakni 140 pm (pikometer). Oleh karena semua atom C memiliki fungsi
yang sama, ikatan rangkap senantiasa berubah-ubah. Bagaimanakah cara
menggambarkan sifat benzena tersebut? Perhatikanlah gambar berikut.
Tanda ↔ menyatakan bahwa senyawa benzena mengalami resonansi.
Gambar 1. Jarak ikatan dan sudut ikatan pada benzena. |
B. Reaksi Substitusi dan Tata Nama Senyawa Turunan Benzena
Senyawa yang memiliki ikatan rangkap biasanya lebih mudah mengalami
reaksi adisi. Misalnya, senyawa hidrokarbon kelompok alkena. Akan
tetapi, hal tersebut tidak berlaku untuk benzena. Meskipun benzena
memiliki ikatan rangkap, benzena lebih mudah mengalami reaksi
substitusi. Bagaimanakah reaksi substitusi pada benzena? Lakukanlah
kegiatan berikut.
Percobaan Kimia Sederhana 1 :
Reaksi Substitusi Benzena
Tujuan :
Menyelidiki reaksi substitusi benzena
Alat dan Bahan :
Struktur senyawa kimia
Langkah Kerja :
1. Perhatikan gambar berikut.
2. Gantilah salah satu atom H dengan atom/molekul berikut.
a. Br
b. NO2
c. CH3
d. O = C – CH3
e. SO3H
Jawablah pertanyaan berikut untuk menarik kesimpulan.
- Disebut apakah reaksi substitusi atom H pada benzena oleh atom halogen?
- Disebut apakah reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus NO2?
- Disebut apakah reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus alkil (CH3)?
- Disebut apakah reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus asil (O = C – CH3)?
- Disebut apakah reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus SO3H?
Diskusikan hasil yang Anda peroleh dengan teman Anda.
Bandingkanlah kesimpulan Anda dengan penjelasan berikut.
Reaksi substitusi 1 atom H pada benzena oleh 1 atom/molekul lainnya
disebut reaksi monosubstitusi. Ada beberapa reaksi monosubstitusi, di
antaranya reaksi halogenasi, nitrasi, sulfonasi, alkilasi, dan asilasi.
1. Reaksi Halogenasi
Pada reaksi halogenasi, atom H digantikan oleh atom halogen, seperti Br,
Cl, dan I. Pereaksi yang digunakan adalah gas Br2, Cl2, dan I2 dengan
katalisator besi(III) halida.
Nama senyawa yang terbentuk bergantung pada atom halogen yang mensubstitusi atom H. Perhatikanlah tabel berikut.
Tabel 1. Nama Senyawa Hasil Reaksi Halogenasi
Atom Halogen
|
Rumus Kimia
|
Nama
|
Br
|
C6H5Br
|
Bromobenzena
|
Cl
|
C6H5Cl
|
Klorobenzena
|
I
|
C6H5l
|
Iodobenzena
|
Contoh Soal 1 :
Alkil benzena dapat terbentuk jika benzena direaksikan dengan suatu
alkil halida dengan bantuan katalis aluminium klorida. Jika dalam reaksi
ini digunakan etil klorida, alkil benzena yang terbentuk adalah ....
A. benzil klorida
B. fenil klorida
C. asetil benzena
D. toluena
E. etil benzena
Kunci Jawaban :
Reaksi antara benzena dan alkil halida disebut sintesis Friedel Crafts:
Jadi, alkil benzena yang terbentuk adalah (E) etil benzena.
2. Reaksi Nitrasi
Pada reaksi nitrasi, atom H digantikan oleh gugus nitro (NO2). Pereaksi yang digunakan adalah asam nitrat pekat (HNO3) dengan katalisator asam sulfat pekat (H2SO4).
Senyawa yang terbentuk memiliki nama nitrobenzena.
3. Reaksi Sulfonasi
Pada reaksi sulfonasi, atom H digantikan oleh gugus sulfonat (SO3H). Pereaksi yang digunakan adalah asam sulfat berasap (H2SO4
+ SO3) pada suhu 40 °C.
Senyawa yang terbentuk memiliki nama asam benzena sulfonat.
4. Reaksi Alkilasi
Pada reaksi alkilasi, atom H digantikan oleh gugus alkil (CnH2n+1). Pereaksi yang digunakan adalah alkil halida dengan katalisator aluminium klorida (AlCl3).
Nama senyawa yang terbentuk bergantung pada gugus alkil yang mensubstitusi atom H. Berikut contoh penamaan alkil benzena.
Tabel 2. Nama Senyawa Hasil Reaksi Alkilasi
Atom Halida
|
Rumus Kimia
|
Nama
|
CH3Cl
|
C6H5CH3
|
Metilbenzena
|
CH3CH2Cl
|
C6H5CH2CH3
|
Etilbenzena
|
CH3CH2CH2Cl
|
C6H5CH2CH2CH3
|
Propilbenzena
|
Contoh Soal 2 :
Nama untuk senyawa turunan benzena dengan rumus struktur
Kunci Jawaban :
Penamaan orto, meta, dan para untuk senyawa turunan benzena menunjukkan
letak 2 gugus atom yang diikat oleh nomor atom C pada cincin benzena;
kedudukan orto (atom C1 dan C2), meta (atom C1 dan C3), sedangkan pada
para (atom C1 dan C4). Jadi, nama untuk senyawa turunan benzena tersebut
adalah (C) parahidroksi anilina.
5. Reaksi Asilasi
Pada reaksi asilasi, atom H digantikan oleh gugus asil (CH3C=O). Pereaksi yang digunakan adalah halida asam, seperti CH3COCl (asetil klorida) dan CH3CH2C=OCl (propanoil klorida) dengan katalisator aluminium klorida (AlCl3).
Nama senyawa yang terbentuk bergantung pada gugus asil yang mensubstitusi atom H.
Tabel 3. Nama Senyawa Hasil Reaksi Asilasi
Gugus Asil
|
Rumus Kimia
|
Nama
|
CH3COCl
|
C6H5COCH3
|
Asetofenon
|
CH3CH2Cl
|
C6H5COCH2CH3
|
Fenil
etil keton
|
Senyawa turunan benzena yang dihasilkan dari reaksi monosubstitusi dapat
mengalami substitusi kedua. Bagaimanakah struktur dan tata nama senyawa
turunan benzena yang mengalami substitusi kedua? Selidikilah pada
kegiatan berikut.
Percobaan Kimia Sederhana 2 :
Reaksi Substitusi Kedua Turunan Benzena
Tujuan :
Menyelidiki reaksi substitusi kedua turunan benzena
Alat dan Bahan :
Struktur senyawa kimia
Langkah Kerja :
1. Perhatikanlah gambar berikut.
2. Berilah nomor pada setiap atom C dimulai dari atom C yang mengikat atom X.
3. Tuliskan atom Y pada salah satu atom C yang belum mengikat atom.
Jawablah pertanyaan berikut untuk menarik kesimpulan.
- Ada berapa kemungkinan struktur senyawa turunan benzena yang mengalami substitusi kedua?
- Disebut apakah senyawa turunan benzena yang posisi atom-atomnya terletak pada cincin nomor 1 dan 2?
- Disebut apakah senyawa turunan benzena yang posisi atom-atomnya terletak pada cincin nomor 1 dan 3?
- Disebut apakah senyawa turunan benzena yang posisi atom-atomnya terletak pada cincin nomor 1 dan 4?
Diskusikan hasil yang Anda peroleh dengan teman Anda.
Bandingkanlah hasil penyelidikan Anda dengan penjelasan berikut.
Ada 3 kemungkinan struktur senyawa turunan benzena yang mengalami
substitusi kedua, yaitu posisi 1 dan 2, posisi 1 dan 3, serta posisi 1
dan 4. Senyawa turunan benzena yang posisi atom-atom substituennya
terletak pada cincin nomor 1 dan 2 disebut senyawa orto. Senyawa turunan
benzena yang posisi atom-atom substituennya terletak pada cincin nomor 1
dan 3 disebut senyawa meta. Senyawa turunan benzena yang posisi
atom-atomnya terletak pada cincin nomor 1 dan 4 disebut senyawa para.
Bagaimanakah cara memberi nama senyawa-senyawa turunan benzena yang
mengalami substitusi kedua? Perhatikanlah contoh-contoh berikut.
C. Sifat, Kegunaan, serta Dampak Senyawa Benzena dan Turunannya
Sifat yang dimiliki senyawa turunan benzena sangat beragam bergantung
pada jenis substituennya. Sifat-sifat khas ini dapat dimanfaatkan untuk
berbagai hal. Senyawa benzena dan turunannya banyak digunakan di bidang
kesehatan, industri, pertanian, dan sebagai bahan peledak. Beberapa
pabrik di Indonesia, yaitu Bekasi dan Surabaya telah memproduksi bahan
kimia turunan benzena seperti alkil benzena sulfonat yang digunakan
sebagai bahan baku pembuatan detergen. Berikut ini beberapa senyawa
benzena dan turunannya.
1. Benzena
Benzena merupakan zat kimia yang tidak berwarna, mudah terbakar, dan
berwujud cair. Benzena digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan
plastik dan bahan kimia lainnya, seperti detergen dan bahan bakar
kendaraan. Namun, benzena juga diketahui dapat menyebabkan kanker sel
darah putih (leukimia) bagi manusia. Jika mengisap benzena dengan kadar
yang cukup tinggi, dapat menyebabkan kematian.
Gambar 2. Benzena merupakan zat kimia yang mudah terbakar.. |
Meminum atau memakan makanan yang mengandung benzena dalam jumlah cukup
tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah, mulai dari muntah-muntah,
iritasi lambung, kepala pusing, hingga kematian.
2. Aspirin
Aspirin atau asam asetilsalisilat memiliki sifat analgesik, antipiretik,
antiradang, dan antikoagulan. Karena sifat-sifat itulah aspirin
biasanya digunakan sebagai obat sakit gigi dan obat pusing. Senyawa ini
memiliki titik didih 140 °C dan titik leleh 136 °C.
Mengonsumsi aspirin secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada
kesehatan. Di antaranya gangguan pencernaan pada lambung, seperti sakit
maag dan pendarahan lambung.
Catatan Kimia :
Cara Kerja Aspirin
Aspirin bekerja di dalam tubuh dengan menghambat terbentuknya
prostaglandins yang dihasilkan enzim prostagandin synthase. Pembentukan
prostaglandins menimbulkan efek demam dan pembengkakan, serta
meningkatkan sensitivitas reseptor rasa sakit. Dengan terhambatnya
pembentukan prostaglandins, aspirin dapat mengurangi demam dan
pembengkakan, juga dapat digunakan sebagai penahan rasa sakit sehingga
aspirin banyak digunakan untuk obat sakit gigi dan obat sakit kepala.
3. Anilina
Anilina memiliki rumus kimia C6H5NH2 dan
biasa dikenal dengan nama fenilamina atau aminobenzena. Senyawa turunan
benzena ini mengandung gugus amina. Berikut struktur molekul anilina.
Anilina memiliki wujud cair pada suhu kamar dan tidak berwarna
(colorless). Titik didihnya 184 °C, sedangkan titik lelehnya –6 °C.
Senyawa anilina mudah menguap dan menimbulkan bau tak sedap, seperti
ikan yang membusuk. Dilihat dari sifat kimianya, anilina tergolong basa
lemah. Anilina dapat bereaksi dengan asam kuat menghasilkan garam yang
mengandung ion anilinium (C6H5–NH3+).
Selain itu, anilin juga mudah bereaksi dengan asil halida (misalnya asetil klorida, CH3COCl membentuk suatu amida. Amida yang terbentuk dari anilin disebut anilida. Misalnya, senyawa dengan rumus kimia CH3–CO–NH–C6H5 diberi nama asetanilida.
Anilina banyak digunakan sebagai zat warna. Bukan hanya itu, anilina
juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan berbagai obat, seperti
antipirina dan antifebrin. Di balik kegunaannya, penggunaan anilina
secara berlebihan dapat mengakibatkan mual, muntah-muntah, pusing, dan
sakit kepala. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penggunaan anilina
dapat menyebabkan insomnia.
Contoh Soal 3 :
Turunan benzena yang merupakan bahan dasar pembuatan zat warna sintetik adalah ....
Kunci Jawaban :
Turunan benzena sebagai bahan dasar pembuatan zat warna sintetik adalah senyawa anilin yang memiliki struktur sebagai berikut.
Jadi, struktur senyawa (C) merupakan bahan dasar zat warna sintetik.
4. Klorobenzena
Klorobenzena adalah senyawa turunan benzena dengan rumus kimia C6H5Cl
Senyawa ini memiliki warna bening (colorless) dan mudah terbakar.
Klorobenzena dapat diperoleh dengan cara mereaksikan fenol dan fosfor
pentaklorida. Klorobenzena tidak larut di dalam air serta memiliki titik
leleh –45 °C dan titik didih 131 °C. Berikut struktur molekul
klorobenzena.
Klorobenzena banyak digunakan dalam pembuatan pestisida, seperti DDT
yang penggunaannya telah dilarang di seluruh dunia. Senyawa ini juga
digunakan dalam pembuatan fenol. Saat ini, klorobenzena digunakan
sebagai produk antara pada pembuatan nitroklorobenzena dan
difeniloksida. Nitroklorobenzena dan difeniloksida merupakan bahan baku
pembuatan herbisida, zat pewarna, dan karet. Klorobenzena juga digunakan
sebagai pelarut dalam kimia organik, di antaranya pelarut untuk cat.
5. Asam Benzoat
Asam benzoat adalah senyawa turunan benzena dengan rumus kimia C6H6CO2
Asam benzoat memiliki sifat fisis di antaranya titik leleh 122 °C (252
°F) dan titik didih 249 °C (480 °F). Penggunaan utama dari asam benzoat
adalah sebagai pengawet makanan. Berikut struktur molekul asam benzoat.
Contoh Soal 4 :
Oksidasi sempurna senyawa toluena akan menghasilkan ....
A. fenol
B. anilin
C. benzaldehida
D. asam benzoat
E. nitrobenzena
Kunci Jawaban :
[O]
C6H5CH3
→ C6H5COOH
Jadi, oksidasi sempurna senyawa toluena akan menghasilkan (D) asam benzoat.
6. Nitrobenzena
Nitrobenzena memiliki rumus kimia C6H5NO2
Turunan benzena ini dikenal juga dengan nama nitrobenzol atau minyak
mirbane. Nitrobenzena memiliki aroma almond, namun bersifat racun.
Perhatikanlah struktur molekul nitrobenzena berikut.
Kelarutan nitrobenzena dalam air sekitar 0,19 g/100 mL pada 20 °C, titik
lelehnya 5,85 °C, sedangkan titik didihnya 210,9 °C. Nitrobenzena dapat
digunakan sebagai pelarut dan bahan baku pembuatan anilina serta
digunakan juga dalam produk semir dan senyawa insulator.
7. Parasetamol
Parasetamol atau asetaminofen merupakan zat analgesik dan antipiretik
yang paling populer. Parasetamol sering digunakan untuk mengobati pusing
dan sakit kepala. Berikut ini struktur molekul parasetamol.
Sifat dari parasetamol antara lain titik leleh 169 °C, kelarutan dalam
air 1,4 g/100 mL (20 °C), serta larut di dalam etanol. Tahukah Anda,
dari manakah asal kata asetaminofen dan parasetamol? Kedua nama tersebut
berasal dari nama kimia kedua senyawa, yaitu N-acetyl-para-aminophenol
dan para-acetyl-amino-phenol. Terlalu banyak mengonsumsi parasetamol
dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
8. Fenol
Fenol dikenal juga dengan nama asam karbolat. Turunan benzena ini
merupakan padatan kristalin yang tidak berwarna. Rumus kimianya adalah C6H5OH
Dari nama dan rumus kimianya, dapat diduga bahwa senyawa fenol
mengandung gugus hidroksil (–OH) yang terikat pada cincin benzena.
Sifat-sifat fenol di antaranya, kelarutannya di dalam air 9,8 g/100 mL,
titik leleh 40,5 °C, dan titik didih 181,7 °C. Perhatikanlah struktur
molekul fenol berikut.
Fenol memiliki sifat antiseptik sehingga digunakan di dalam bidang
pembedahan untuk mensterilkan alat-alat. Fenol juga banyak digunakan
dalam pembuatan obat, resin sintetik, dan polimer. Fenol dapat
menyebabkan iritasi pada kulit.
9. Asam Salisilat
Asam salisilat merupakan turunan benzena yang tergolong asam karboksilat
sehingga asam salisilat memiliki gugus karboksil (–COOH). Adanya gugus
ini menyebabkan asam salisilat dapat bereaksi dengan alkohol membentuk
ester. Misalnya, reaksi asam salisilat dengan metanol akan menghasilkan
metil salisilat. Asam salisilat bersifat racun jika digunakan dalam
jumlah besar, tetapi dalam jumlah sedikit asam salisilat digunakan
sebagai pengawet makanan dan antiseptik pada pasta gigi. Perhatikan
struktur molekul asam salisilat berikut.
10. TNT (Trinitrotoluene)
TNT (Trinitrotoluene) merupakan senyawa turunan benzena yang bersifat
mudah meledak. Senyawa TNT diperoleh melalui reaksi nitrasi toluena. TNT
digunakan sebagai bahan peledak untuk kepentingan militer dan
pertambangan.
Senyawa TNT (Trinitrotoluene) dibuat dengan cara mereaksikan toluena dan
asam nitrat pekat, serta dibantu katalis asam sulfat pekat. Berikut
reaksi pembentukan TNT.
Studi dan pengembangan senyawa benzena dan turunannya dapat berakibat
positif dan negatif. Contohnya, TNT sering disalahgunakan sebagai bahan
peledak sehingga merugikan umat manusia dan lingkungan. Bagaimanakah
menurut Anda pemanfaatan TNT ini sehingga dapat menjadi sesuatu yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia dan lingkungan?
artikel ini disalin lengkap dari: http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/01/benzena-bahaya-rumus-soal-reaksi-substitusi.html
halaman utama website: http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
No comments:
Post a Comment