Ekolokasi adalah penggunaan gelombang suara untuk menentukan letak
objek-objek yang ada, berdasarkan pantulan gelombang suara itu. Jarak
ditentukan berdasarkan waktu yang dibutuhkan pantulan gelombang suara
untuk kembali ke sumbernya. Terdapat beberapa jenis hewan yang
menggunakan ekolokasi, contohnya kelelawar dan ikan paus.
Kelelawar menggunakan ekolokasi untuk navigasi di saat malam hari yang gelap, untuk mencari mangsanya (serangga-serangga). Mereka mengeluarkan gelombang suara dengan menggunakan mulut atau hidung. Ketika gelombang suara mengenai benda, gelombang itu akan memantul kembali ke kelelawar. Dari pantulan ini, kelelawar dapat mengetahui lokasi, ukuran, bentuk, dan bahkan tekstur dari suatu benda.
Kebanyakan orang tidak bisa mendengar gelombang suara ini, sebab frekuensi gelombang suara yang dikeluarkan oleh kelelawar sangat tinggi (berkisar dari 11 kHz sampai 212 kHz).
Ikan paus juga menggunakan ekolokasi agar dapat mengetahui lingkungan sekitarnya saat berada di laut dalam yang gelap. Air adalah penghantar suara yang sangat baik. Dibandingkan dengan udara, suara dapat merambat hampir 5 kali lebih cepat dalam air.
Jadi, jika suatu benda berada sejauh 4500 meter dan suara merambat pada kecepatan 1500 m/s, maka dibutuhkan waktu 3 detik untuk gelombang suara mencapai benda itu, lalu pantulan gelombang suara juga membutuhkan waktu 3 detik untuk kembali ke sumbernya. (4500÷1500=3)
Konsep yang sama dengan ekolokasi digunakan oleh sonar. Sonar pada kapal laut dapat digunakan untuk menentukan lokasi kapal lain dan mengukur kedalaman laut.
artikel ini disalin lengkap dari: http://www.jendelasarjana.com/2014/06/pengertian-ekolokasi.html
halaman utama website: http://www.jendelasarjana.com/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
Kelelawar menggunakan ekolokasi untuk navigasi di saat malam hari yang gelap, untuk mencari mangsanya (serangga-serangga). Mereka mengeluarkan gelombang suara dengan menggunakan mulut atau hidung. Ketika gelombang suara mengenai benda, gelombang itu akan memantul kembali ke kelelawar. Dari pantulan ini, kelelawar dapat mengetahui lokasi, ukuran, bentuk, dan bahkan tekstur dari suatu benda.
Kebanyakan orang tidak bisa mendengar gelombang suara ini, sebab frekuensi gelombang suara yang dikeluarkan oleh kelelawar sangat tinggi (berkisar dari 11 kHz sampai 212 kHz).
Ikan paus juga menggunakan ekolokasi agar dapat mengetahui lingkungan sekitarnya saat berada di laut dalam yang gelap. Air adalah penghantar suara yang sangat baik. Dibandingkan dengan udara, suara dapat merambat hampir 5 kali lebih cepat dalam air.
Jadi, jika suatu benda berada sejauh 4500 meter dan suara merambat pada kecepatan 1500 m/s, maka dibutuhkan waktu 3 detik untuk gelombang suara mencapai benda itu, lalu pantulan gelombang suara juga membutuhkan waktu 3 detik untuk kembali ke sumbernya. (4500÷1500=3)
Konsep yang sama dengan ekolokasi digunakan oleh sonar. Sonar pada kapal laut dapat digunakan untuk menentukan lokasi kapal lain dan mengukur kedalaman laut.
artikel ini disalin lengkap dari: http://www.jendelasarjana.com/2014/06/pengertian-ekolokasi.html
halaman utama website: http://www.jendelasarjana.com/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
No comments:
Post a Comment