Akibat proses geomorfologi permukaan bumi
selalu mengalami perubahan bentuk dari waktu ke waktu, baik yang
berasal dari dalam bumi (endogen) maupun yang berasal dari luar bumi
(eksogen).
Proses endogen termasuk kegiatan
kegunungapian dan proses-proses pembentukan perbukitan dan pegunungan
(diasreopisma) akan mengakibatkan perubahan bentuk permukaan bumi karena
aktivitas gunung api, tektonik, maupun gempa bumi.
Aktivitas tersebut menghasilkan struktur geologi maupun geomorfologi permukaan bumi. Berdasarkan struktur geologisnya dikenal struktur horisontal (dataran dan plato), dan struktur miring (dome, lipatan, sesar, serta gunung api).
Perubahan perairan indonesia akibat proses Tektonik |
Aktivitas tersebut menghasilkan struktur geologi maupun geomorfologi permukaan bumi. Berdasarkan struktur geologisnya dikenal struktur horisontal (dataran dan plato), dan struktur miring (dome, lipatan, sesar, serta gunung api).
Proses endogen dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Diastrofisme terdiri atas tenaga
epirogenesa dan tenaga orogenesa. Tenaga epirogenesa merupakan proses
pengangkatan kerak bumi oleh tenaga endogenik, sehingga dapat terbentuk
pembubungan muka bumi yang berbentuk kubah, proses ini terjadi pada
wilayah yang sangat luas dengan kecepatan relatif lama, misalnya
pengangkatan benua. Sedangkan tenaga orogenesa proses terangkat dan
terlipatnya jalur kerak bumi oleh tenaga endogenik sehingga terjadi
struktur antisiklin dan sinklin dengan kecepatan relatif lambat,
misalnya pengangkatan gunung lipatan.
2. Volkanisme (kegunungapian) Volkan
(gunung api) yaitu tempat keluarnya magma, bahan rombakan batuan padat
dan gas dari dalam bumi ke permukaan bumi (Flint dan Skinner, 1974 :
309).
Proses eksogen berlangsung pada permukaan
bumi dan tenaganya berasal dari luar kulit bumi. Tenaga yang bekerja
disebut tenaga geomorfologi, yaitu semua medium alami yang mampu
mengikis dan mengangkut material di permukaan bumi. Tenaga ini dapat
berupa : air mengalir, gletser, air tanah, gelombang dan arus laut,
tsunami dan angin. Berdasarkan proses yang bekerja pada permukaan bumi
dikenal proses : fluvial, marin, eolin, dan proses glasial. Akibat
bekerjanya proses tersebut maka terjadilah proses gradasi.
Studi geomorfologi mempelajari tentang
bentuk lahan, terutama mengenai unsur suatu bentuk lahan dan proses
pembentukannya. Bentuklahan itu merupakan bagian dari bentanglahan yang
ada di permukaan bumi. Bentanglahan itu sendiri merupakan suatu wilayah
yang mempunyai karakteristik tertentu dalam hal: bentuklahan, tanah,
vegetasi, dan pengaruh manusia (Vink,1983).
Geomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmu (science)
yang membicarakan tentang bentuklahan yang mengukir permukaan bumi baik
diatas maupun dibawah maupun diatas permukaan air laut, menekankan cara
pembentukannya serta konteks kelingkungannya.
Arti Penting Geomorfologi
Didalam rangkaian mempelajari
geomorfologi berturut-turut akan diuraikan mengenai konsep dasar
geomorfologi, proses geomorfologi, tenaga geomorfologi dan bentuk lahan
akibat proses geomorfologi yang disebabkan oleh tenaga geomorfologi
tertentu.
Permukaan bumi selalu mengalami perubahan bentuk dari waktu kewaktu sebagai akibat proses geomorfologi, baik yang berasal dari dalam bumi (endogen) maupun proses geomorfologi yang berasal dari luar bumi (eksogen). Proses yang berasal dari dalam bumi dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu : (a) diastrofisme dan (b) volkanisme. Diastrofisme terdiri atas tenaga epirogenesa dan orogenesa. Tenaga epirogenesa merupakan proses pengangkatan kerak bumi dalam wilayah yang sangat luas dengan kecepatan relative lambat, misalnya pengangkatan benua, sedangkan tenaga orogenesa merupakan pengangkatan pada daerah yang relatif sempit dalam waktu relatif singkat, misalnya pembentukan pegunungan lipatan. Proses endogen tersebut sangat berpengaruh terhadap pembentukan struktur geologi antara lain berupa : struktur horizontal, lipatan, sesar atau blok, struktur volkan, dan pegunungan kompleks.
Telah disebutkan di muka bahwa permukaan
bumi selalu mengalmi perubahan sebagai akibat terus menerus
berlangsungnya proses-proses baik dari dalam bumi maupun proses yang
berasal dari permukaan bumi. Proses endogen termasuk kegiatan kegunung
apian dan proses-proses pembentukan perbukitan dan pegunungan
(diasreopisma) akan mengakibatkan perubahan bentuk permukaan bumi karena
aktivitas gunung api, tektonik, maupin gempa bumi. Aktivitas tersebut
menghasilkan struktur geologi maupun geomorfologi permukaan bumi.
Berdasarkan struktur geologisnya kita kenal struktur horizontal (dataran
dan plato), dan struktur miring (dome, lipatan, sesar, serta gunung
api).
Proses eksogen berlangsung pada permukaan
bumi dan tenaganya berasal dari luar kulit bumi. Tenaga yang bekerja
disebut tenaga geomorfologi, yaitu semua medium alami yang mampu
mengikis dan mengangkut material di permukaan bumi. Tenaga ini dapat
berupa : air mengalir, gletser, air tanah, gelombang dan arus laut,
tsunami dan angina. Berdasarkan proses yang bekerja pada permukaan bumi
dikenal proses : fluvial, marin, eolin, dan proses glasial. Akibat
bekerjanya proses tersebut maka terjadilah proses gradasi, yang dapat
dibedakan menjadi degradasi dan agradasi. Proses degradasi cenderung
menyebabkan penurunan permukaan bumi, sedangkan proses agradasi
menyebabkan penaikan permukaan bumi menuju level umu (common level).
Pada proses degradasi didalamnya terjadi tercakup proses yang diawali
oleh proses pelapukan, kemudian proses gerak massa batuan dan erosi.
Berlangsungnya proses eksogen tersebut dipengaruhi oleh faktor geologis,
(mencakup jenis batuan, sikap perlapisan, dan kedudukan batuan atau
struktur geologi), iklim, topografi, vegetasi, dan tanah.
Studi geomorfologi merupakan studi yang
menitik beratkan pada bentuk lahan penyusun konfigurasi permukaan bumi.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa konfigurasi permukaan bumi adalah
merupakan pencerminan dari interaksi proses endogen dan eksogen.
Konfigurasi permukaan bumi yang dibentuk oleh proses-proses endogen
merupakan unit geomorfologi yang bersifat konstruksional yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor geologi dan topografi.
Bentang lahan merupakan suatu wilayah
yang mempunyai karakteristik tertentu, dalam hal: bentuklahan, tanah,
vegetasi, dan pengaruh manusia (Vink, 1983). Bentang lahan mencakup
bentukan alami dan non alami, atau budaya. Bentuk lahan merupakan bagian
dari permukaan bumi yang mempunyai bentuk khas sebagai akibat dari
proses dan struktur batuan selama periode tertentu. Oleh karena itu
keberadaannya ditentukan oleh faktor: topografi, struktur geologi/batuan
dan proses eksogenetik, sehingga termasuk bantukan hasil proses
destruktif. Bentuk lahan merupakan salah satu sumber data yang dapat
digunakan untuk mengkaji potensi wilayah, khususnya terhadap sumberdaya
alami.
Hasil Proses yang Terjadi di Bumi
Hasil proses ini meliputi :
- Tanah (soil) dan batuan (rocks)
- Bentuklahan (landforms dan landscapes)
- Mineral sekunder
- Struktur geologi
- Lipatan (Folds)
- Kekar (Joints)
- Sesar (Faults)
- Ketidakselarasan (Unconformities)
Adapun dasar Klasifikasi Bentuklahan dapat diuraikan sebagai berikut :
Dalam skala kecil bisa dilihat dari Globe
bumi. Relief diatas permukaan bumi disebut “Benua”, dan dibawah muka
air laut disebut “Ledok Sautan”. Bentang relief tersebut dinamakan
“BENTANG RELIEF ORDE I”.
Benua, pada benua tersebut dapat tersusun
dari relief yang beda tingginya besar disebut dengan perbukitan atau
pegunungan. Bentang relief tersebut dinamakan dengan “BENTANG RELIEF
ORDE II”.
Kesamaan hasil kerja proses-prosesm dari tenaga yang berasal dari luar dari luar disebut dengan “BENTANG RELIEF ORDE III”.
Klasifikasi bentuklahan didasarkan pada : genesis, proses, dan batuan, (Verstappen, 1985).
Satuan bentuklahan berdasarkan berdasarkan genesanya, yaitu :
1. Bentuklahan Bentukan Asal Volkanis,
Bentuklahan yang terjadi
karena berbagai fenomena yang terjadi berkaitan dengan pergerakan magma
yang naik ke permukaan bumi.
Contohnya :
- Volkanisme (Kegunungapian)
- Volcanoes (Gunung api)
- Erupsi
- Lava
- Piroklastik
2. Bentuklahan Bentukan Asal Struktural
Bentuklahan terbentuk karena
adanya proses endogen. Proses ini meliputi, pengangkatan, penurunan, dan
pelipatan kerak bumi sehingga terbentuk struktur geologi yaitu, lipatan
dan patahan. Yang meliputi :
- Dip (sudut)
- Strike (jurus)
- Dip slope
- Face slope (dinding terjal)
- Scarp
3. Bentuklahan Bentukan Asal Proses Denudasional
Proses ini dimaksudkan
besarnya material permukaan bumi yang terlepas dan terangkut oleh
berbagai tenaga geomorfologi persatuan luas dalam waktu tertentu. Proses
tersebut berupa erosi dan gerak massa batuan.
4. Bentuklahan Bentukan Asal Proses Fluvial
Bentuklahan ini berhubungan dengan
daerah penimbunan (sedimentasi), bentuklahan yang disebabkan oleh proses
fluvial adalah bentuklahan yang terjadi akibat proses air mengalir baik
yang memusat (sungai) maupun oleh aliran permukaan bebas (overland view). Ketiga aktivitas sungai maupun aliran permukaan bebas tersebut mencakup :
- Erosi
- Transportasi
- Deposisi/sedimentasi
4. Bentuklahan bentukan Asal Proses Marin
Bentuklahan yang terjadi pada
daerah pesisir, proses tektonik masa lampau, erupsi gunung berapi,
perubahan muka air laut.
Daerah pesisir merupakan
daerah pantai dan sekitarnya yang masih terkena pengaruh langsung dari
aktifitas marin. Daerah marin dapat dikelompokkan kedalam 4 macam:
- Pesisir bertebing terjal (cliff)
- Pesisir bergisik (sand beach)
- Pesisir berawa payau (swampy beach)
- Terumbu karang
Secara garis besar perkembangan
pesisir secara alami dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
pertambahan daratan, dan penyusutan daratan.
5. Bentuklahan Bentukan Asal Proses Angin (aeolian)
Bentuklahan yang terbentuk dari proses erosi dan sedimentasi oleh angin. Contohnya : Gumuk Pasir.
6. Bentuklahan Bentukan Asal Proses Pelarutan
Bentuk lahan ini terbentuk pada
daerah-daerah yang terdiri dari batu gamping yang mengalami pelapukan.
Contohnya plato karst, perbukitan karst, dan lain-lain.
7. Bentuklahan Bentukan Asal Proses Organik
Bentuklahan bentukan asal organik antara lain terumbu karang (coral reef), pesisir bakau (mangrove coast), dan rancah gambut (pit bog).
8. Bentuklahan Bentukan Asal Proses Glasial
Bentuklahan bentukan Glasial
disebabkan oleh pencairan es/salju yang pada umunya terdapat di daerah
lintang tinggi maupun tempat-tempat yang mempunyai elevasi tinggi dari
permukaan laut.
artikel ini disalin lengkap dari: https://sayedmuddasir.wordpress.com/2013/12/22/geomorfologi-2/
halaman utama website: https://sayedmuddasir.wordpress.com/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
No comments:
Post a Comment