Komet ISON seperti terlihat pada eksposur selama 5 menit yang diambil dari pusat riset NASA
Juga dikenal sebagai C/2012 S1, komet ISON diperkirakan berasal dari awan Oort - satu tahun cahaya dari matahari Para peneliti memprediksi komet ISON akan merapat ke matahari hingga
berjarak 1,2 juta kilometer pada tanggal 28 November - memberi warga
bumi kesempatan satu kali seumur hidup untuk menyaksikan peristiwa
semacam ini.
"Itu kurang dari diameter matahari, jadi sangat dekat," kata ilmuwan Michael Khan dari Badan Antariksa Eropa (ESA). Kalau kebanyakan komet yang mendekat ke matahari tergolong kecil, hanya berdiameter sekitar 10 meter, ISON lebarnya lebih dari 1 kilometer. Besarnya memungkinkan komet ISON terbebas dari fragmentasi yang kerap terjadi saat komet kecil melintasi matahari.
'Komet hebat' Ikeya-Seki memiliki ukuran sama dengan ISON saat terbang mendekati matahari tahun 1965 dan selamat. Ukuran besar Ikeya-Seki melindungi intinya dari suhu ekstrem matahari.
Apabila selamat tanpa terdisintegrasi, ISON akan terekspos suhu permukaan matahari sekitar 2.000 derajat Celsius, ungkap Werner Curdt, seorang peneliti senior di Institut Max Planck Jerman untuk riset sistem tata surya.
Periset antariksa berharap ISON lewat tanpa cedera.
Komet abad ini
ISON ditemukan oleh astronom Vitali Neyski dan Artyom Novichonok bulan September 2012. Komet diberi nama sesuai teleskop yang mereka gunakan di International Scientific Optical Network (ISON) - dan dijuluki 'komet abad ini'.
Ekor ISON masih mungkin terlihat hingga 30 hari setelah melintasi matahari
Tidak seperti komet Halley yang dapat dilihat dari bumi setiap 75 hingga
76 tahun, komet hiperbolis seperti ISON hanya mungkin terlihat sekali.ISON tidak berada dalam sebuah orbit. Khan berkata ini berarti komet tersebut tidak akan pernah kembali ke atmosfer bumi - tapi akan meluncur jauh ke angkasa luas, dan tidak kembali.
Ini berarti para periset hanya punya satu kesempatan untuk mengumpulkan data ilmiah sebanyak mungkin dari ISON.
"Pesawat ruang angkasa Rosetta mendekat ke komet dan mengobservasi dari jarak dekat," ungkap Khan. "Pesawat kecil juga akan dikirim untuk mendarat di permukaan komet."
Para peneliti berpeluang mempelajari lebih jauh mengenai siklus hidup komet, dan juga sistem tata surya secara keseluruhan - yang menurut Khan masih kurang dikuasai.
Yang sudah diketahui adalah komet terbuat dari kombinasi materi yang tertinggal dari pembentukan sistem tata surya 4,6 triliun tahun lalu, papar Curdt. "Semua ingin tahu komposisi materi yang membentu sistem tata surya," lanjutnya.
Sebuah permainan menunggu
ISON akan melintasi matahari pada kecepatan sekitar 50 kilometer per detik.
"Seraya mendekat ke matahari," jelas Curdt, "Komet akan semakin terang. Komet akan berubah, akan kehilangan banyak materi, banyak air. Tapi tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada komet tersebut karena tergolong komet baru dan kami belum terlalu berpengalaman dengan komet baru, terutama yang merapat ke matahari."
Bahkan seterang apa ISON bercahaya masih belum diketahui.
"Ada yang menebak akan seterang Venus," tutur Curdt, "Ada juga yang menebak seterang bulan. Ada yang menebak akan terdisintegrasi dan tidak akan terlihat oleh mata telanjang."
Kalau ISON selamat melintasi matahari, para peneliti mengatakan ada kemungkinan ekor komet kembali ke angkasa, memberi suguhan bagi pengamat langit - terutama di belahan bumi utara - kesempatan terakhir untuk melihatnya sebelum hilang.
Namun tetap saja menurut Khan akan menjadi tampilan kosmis.
"Setelah melewati matahari akan kurang spektakuler, tapi kalau masih utuh, komet ISON akan terus bercahaya dengan terang dan kita akan bisa melihatnya di pekan-pekan awal Desember."
artikel ini disalin lengkap dari: http://www.dw.com/id/komet-abad-ini-mendekat-ke-matahari/a-17257879
halaman utama website: http://www.dw.com/id/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
No comments:
Post a Comment