Proses terbentuknya terumbu karang
merupakan proses yang lama dan kompleks. Pembentukan terumbu karang
terbagi atas dua kelompok yaitu karang yang membentuk terumbu (karang hermatipik) dan karang yang tidak dapat membentuk terumbu (karang ahermatipik)
artikel ini disalin lengkap dari: http://uksa387.undip.ac.id/ilmu-geologi-dan-proses-terbentuknya-terumbu-karang/
halaman utama website: http://uksa387.undip.ac.id/
Jika ada waktu, Dimohon untuk Membuka Halaman Utama website yang telah saya salin artikelnya ya!
sumber: alamendah.org |
Menurut
para ahli geologi seperti Shepard (1971), Kuenen (1960), Bird (1976)
dan Mater dan Bennet (1984) proses terbentuknya terumbu karang berbeda –
beda tetapi intinya mereka mengemukakan bahwa 75 % dari seluruh terumbu
karang terbentuk pada masa Pleistosen.
Pada masa Pleistosen itu terjadi “tectonic subsidence”
(penurunan lapisan kerak bumi di dasar samudra akibat letusan gunung
berapi) dan fluktuasi paras muka laut akibat terjadinya perubahan massa
es mulai zaman Pleistosen hingga perioda resen yang mengakibatkan
variasi pada kedalaman laut di sepanjang paparan kontinental (continental shelf).
Dengan adanya variasi pada kedalaman laut di sepanjang paparan
kontinental inilah yang menyebabkan tumbuhnya karang secara
berkesinambungan.
Kita ketahui bersama bahwa terdapat 3 formasi terumbu karang, yaitu :
- Terumbu karang tepi (Fringing Reef), yaitu terumbu karang yang terdapat di sepanjang pantai dan dalamnya tidak lebih dari 40 meter.
- Terumbu karang penghalang (Barrier Reefs), berada jauh dari pantai yang dipisahkan oleh goba (lagoon) dengan kedalaman 40 – 70 meter.
- Atol (atolls), yang merupakan karang berbentuk melingkar seperti cincin yang muncul dari perairan yang dalam, jauh dari daratan.
sumber: asterpita.wordpress.com |
Pada pembentukannya formasi jenis atol
sangat erat dengan Ilmu Geologi dan menarik untuk dipelajari. Sejarah
terbentuknya atol berdasarkan hasil penelitian berbagai dasar ilmu
geologi seperti pengukuran umur (dating) pada batuan vulkanik,
penelitian struktur geologi dengan menggunakan seismik dan penelitian
paleomagnetik untuk mengetahui kemungkinan terjadinya perubahan
kandungan magnetik (polarisasi atau anomali) secara lokal maupun
regional selama terjadinya perekahan lempengan kerak bumi.
Ada teori tentang proses terbentuknya atol, yaitu Teori titik panas (hotspot theory) adalah sebagai berikut:
(1) Terjadi aktivitas magmatik pada suatu titik panas (hotspot)
(2) Titik panas tersebut kemudian tumbuh dan berkembang menjadi gunung berapi yang berada di dasar samudra
(3) Setelah gunung berapi dasar samudra itu meletus dan menjadi tidak aktif
(4) Dalam beberapa juta tahun gunung
berapi tersebut berubah menjadi pulau yang kemudian mengalami pergeseran
dari posisi semula oleh pergerakan kerak bumi
(5) Pulau tersebut kemudian ditumbuhi
beberapa formasi karang menjumbai (fringing reefs) yang kemudian
berkembang menjadi barrier reefs, atol dan terakhir menjadi sebuah
gunung kecil di laut (guyot). Secara garis besar perkembangan gunung
berapi menjadi atol adalah demikian, dan proses tersebut akan terulang
kembali pada gunung berapi yang terbentuk kemudian.
Secara garis besar lingkungan geologi
pertumbuhan terumbu karang terbagi menjadi dua yakni daerah sekitar
gunung berapi bawah laut dan dasar laut dengan formasi lumpur. Contoh
keberadaan atol di Indonesia ada di Takabonerate, Sulawesi Selatan. Dan
salah satu Atol terbesar ke 3 di dunia.artikel ini disalin lengkap dari: http://uksa387.undip.ac.id/ilmu-geologi-dan-proses-terbentuknya-terumbu-karang/
halaman utama website: http://uksa387.undip.ac.id/
Jika ada waktu, Dimohon untuk Membuka Halaman Utama website yang telah saya salin artikelnya ya!
No comments:
Post a Comment