Rumput laut yang paling banyak
dibudidayakan di tambak adalah Gracillaria sp yaitu kelompok
rumput laut penghasil agar (agarofit). Nama daerah rumput laut ini adalah agar- agar
halus (Indonesia Timur, kep. Seribu), rambu kasang (Jawa Barat), bulung sangu
(Bali).
Gracilaria termasuk rumput laut yang bersifat eurihaline (dapat hidup di salinitas pada kisaran salinitas yang lebar). Oleh kondisi ini gracilaria dapat dibudidayakan di laut maupun di tambak yang bersalinitas antara 15-30 ppt.
artikel ini disalin lengkap dari: http://safiiperikananpati.blogspot.sg/2013/04/budidaya-rumput-laut-di-tambak-sistem.html
halaman utama website: http://safiiperikananpati.blogspot.sg/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
Gracilaria termasuk rumput laut yang bersifat eurihaline (dapat hidup di salinitas pada kisaran salinitas yang lebar). Oleh kondisi ini gracilaria dapat dibudidayakan di laut maupun di tambak yang bersalinitas antara 15-30 ppt.
A.
Monokultur
1. Pemilihan Lokasi
Keberhasilan budidaya Gracilaria ditentukan oleh kondisi tambak serta perairannya yang
sesuai dengan persyaratan untuk budidaya. Oleh karena itu diperlUkan kecermatan dalam
menentukan lokasi yang tepat. Hal ini dapat dilakukan melalui survey baik dari segi
teknis, lingkungan maupun sosial. Penentuan lokasi yang salah akan menyebabkan kegagalan
budidaya.
Persyaratan lokasi yang dapat dijadikan
tempat untuk budidaya Gracilaria sp. Antara lain
sebagai berikut :
a. Lokasi tambak yang baik yaitu tambak
yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut
dengan maksud untuk memudahkan pergantian air di dalam tambak.
Saluran keluar masuk air
cukup lancar dan tergantung pada kondisi geografinya, pada umumnya
berjarak antara 300-1000
meter dari pantai.
b. Dasar tambak berupa pasir bercampur
sedikit lumpur.
c. Tambak yang ideal memiliki saluran pemasukan
dan pengeluaran air yang berbeda.
d. Pergantian air tambak mudah dilakukan.
e. Salinitas air tambak berkisar 15-30 ppt.
f. Suhu air berkisar antara 20-28oC.
g. pH air berkisar antara 6-9
h. kedalaman air tambak dapat diatur
minimal 0,50-1,0 meter.
i. Kondisi air tidak terlalu keruh sehingga
cahaya matahari dapat langsung menembus kedalam
dasar air.
j. Bebas polusi baik limbah yang berasal dari
pabrik industri maupun rumah tangga.
k. Dekat dengan sumber air tawar.
l. Akses menuju lokasi mudah dilalui alat
transportasi seperti kendaraan roda dua
(sepeda motor).
Selain aspek teknis dan lingkungan aspek
sosial juga menjadi faktor yang
berpengaruh dalam penentuan lokasi.
Hal ini terkait dengan
tingkat kesiapan dan respon masyarakat dalam menerima teknologi. Dukungan dan kemauan
masyarakat dalam menerima usaha tersebut sangat menentukan keberhasilan
agribisnis rumput laut.
2. Persiapan Penanaman
Persiapan budidaya untuk Gracilaria sp tidak jauh berbeda dengan persiapan untuk budidaya Eucheuma sp. Persiapan tersebut meliputi persiapan tambak karena Gracilaria ditanam di tambak, disamping juga penyediaan bibit yang baik.
1). Adapun persiapan yang
perlu dilakukan
a. Keringkan tambak pada saat surut dan
biarkan kering selama 1-2 hari,kurangi ketebalan lumpur
sampai maksimal sekitar
10-15 cm.
b. Apabila diperlukan, semprotkan saponin
40-50 kg/ha dan masukan air pada saat
pasang tinggi
dengan tinggi 20 cm dan biarkan sehari semalam,kemudian keringkan
kembali.
c. Bersihkan bangkai predator yang mati dan
kotoran atau sampah lainnya.
d. Setelah bersih, tambahkan air kedalam
tambak setinggi 50 cm.
e. Salinitas air diharapkan mencapai
kondisi yang diinginkan (15-30 ppt),idealnya sekitar 25 ppt.
2). Kriteria bibit yang
baik
Bibit dipilih yang baik dan segar supaya
produksinya juga baik yaitu dengan cara melakukan penyeleksian bibit. Bibit
terpilih pada Gracilaria sp. Memiliki
karakteristik atau persyaratan yang sama dengan Eucheuma sp.
3). Penyimpanan Bibit
Bibit rumput laut Gracilaria sp yang baru datang segera mungkin ditanam.Tentunya, tambak sebagai
tempat untuk lokasi penanaman harus
sudah siap terlebih dahulu. Namun, apabila kondisi cuaca tidak mendukung
sehingga memaksa penundaan penanaman,
sebaiknya bibit disimpan terlebih dulu selama satu malam.
Cara penyimpanan dapat
dilakukan dengan karung atau waring atau keranjang dan kemudian direndam
didalam saluran tambak.
3. Penanaman
Penanaman Gracilaria sp di tambak dilakukan dengan metode tebar yaitu dengan cara
menebarkan rumpun bibit secara merata ke
dalam tambak. Adapun cara penanaman bibit dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Setelah tambak bersih
dari predator, tebar bibit secara merata ke dasar tambak
dengan berat rumpun sekitar 100 g/rumpun.
b. Perhatikan kepadatan
tebarnya untuk 1 ha tambak memerlukan bibit sebanyak 1-
2 ton, tergantung tingkat kesuburan tambak.
Umumnya, penanaman dimulai
dengan 1 ton dan bila pertumbuhan rumput
lautnya cepat dan subur maka bibit
dapat ditanam menjadi 2 ton/ha.
4.Pemeliharaan
Pemeliharaan rumput laut gracilaria yang
ditanam ditambak relatif lebih mudah dibandingkan dengan eucheuma yang ditanam di laut. Hal ini dikarenakan
kondisi air tambak mudah dikontrol dibandingkan air laut yang dipengaruhi oleh arus dan gelombang sehingga menyulitkan
dalam pemeliharaan bahkan dapat merusak tanaman.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan
selama pemeliharaan adalah sebagai berikut :
a. Untuk mendapatkan air
yang segar dan cukup mengandung nutrisi, ganti air tambak minimal satu kali dalam seminggu dengan memanfaatkan kondisi pasang surut air laut.
b. Pada minggu pertama
sampai minggu ketiga atau keempat kedalaman air tambak dapat diatur seitar 40-50 cm. sementara pada
minggu ke empat sampai mingguke tujuh atau kedelapan (saat panen) kedalaman air
diatur dengan kedalaman 60-70 cm.
c. Bersihkan lumpur,
tanaman pengganggu dan kompetitor yang melekat pad tanaman.
d. Bersihkan tambak dari
predator tanaman, seperti ikan mujair dan sumpil (keong kecil atau teritip).
e. Apabila tambak kurang
subur lakukan pemupukan dengan urea atau TSP,
masing-masing berdosis 20 kg/ha, pada
saat tanaman berusia satu bulan.Pemupukan dilakukan sekali dalam satu musim
tanam.
f. Pada umur 2 minggu
pertama lakukan pemecahan bibit dengan cara mematahkan rumpun bibit yang sudah
besar.
Dari satu rumpun besar, bisa dipecah menjadi 3 sampai 4 bagian. Kemudian,
tebar lagi rumpun yang kecil tersebut
kedalam tambak 2 minggu kemudian pecah lagi rumpun-rumpun kecil yang mulai
membesar, dan ditebar kembali. Selanjutnya, biarkan rumput tersebut hingga 1.5
-2 bulan atau sampai siap panen. Apabila kondisi bibit cukup baik dalam waktu 3-4 bulan dasar tambak akan
dipenuhi dengan rumput laut.Umurnya, penyakit yang hadir dalam tambak
disebabkan karena kualitas air yang buruk. Banyak kadar bahan organic dan
lumpur dapat menyebabkan munculnya gejalah insang hitam. Oleh sebab itu, petambak
perlu melakukan pergantian air tambak sesering mungkin dan kontinu. Penggantian
air tambak bisa dilakukan 3 hari sekali sebanyak 30%. Penggantian air dilakukan
untuk mengatasi tingkat kekeruhan dan kesegaran air tambak. Saat pengisian air,
oksigen terlarut yang masuk bersamaan dengan air baru akan memperbanyak kadar
oksigen air tambak. Pergantian air dilakukan dengan membuka pintu masuk dan
pintu keluar air.
Sebagaimana rantai makanan, kehadiran
hama predator dapat menyebabkan berkurangnya jumlah bandeng. Berang-berang, burung, maupun ular kaduk merupakan
pemangsa utama bandeng didalm tambak. Bila jumlah bandeng berkurang,
pertumbuhan alga menjadi tidak terkendali. Akibatnya, kelekap pun akan semakin
banyak. Bila malam kedua organisme ini dapat menjadi pesaing udang dalam
memperolh oksigen. Selain itu, banyaknya kelekap yang menempel pada gracilaria
menyebabkan tanaman ini akan terangkat dan mengapung diatas air. Bila dibersihkan,
geacilaria yang mengapung akan kembali tenggelam dan hidup didasar perairan.
artikel ini disalin lengkap dari: http://safiiperikananpati.blogspot.sg/2013/04/budidaya-rumput-laut-di-tambak-sistem.html
halaman utama website: http://safiiperikananpati.blogspot.sg/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
No comments:
Post a Comment