Giant Gourami (Osphronemus goramy) |
Gurame
adalah spesies terbesar dari sub ordo Anabantoid. Anabantoid berasal
dari bahasa yunani yang berarti “beranjak ke atas”. Ikan dari subordo
ini biasanya naik ke permukaan air untuk mengambil napas dari udara
bebas. Anabantoid memiliki organ pernapasan khusus yang disebut labirin,
organ yang terdiri dari banyak lipatan membran berstruktur menyerupai
labirin yang rumit. Labirin kaya akan darah yang memungkinkan transfer
oksigen dari air yang dihirup ke sistem peredaran darah gurame. Dengan
memiliki organ ini, gurame dapat bertahan hidup di air yang rendah
oksigen. Labirin juga membantu ikan dari sub ordo Anabantoid untuk
membentuk buih/gelembung yang biasa digunakan sebagai sarang telur
mereka. Labirin akan menahan udara yang mereka hirup dan kemudian
dikeluarkan lagi setelah dilapisi zat berminyak sehingga terciptalah
buih/gelembung di permukaan air. Ikan lain yang termasuk dalam sub ordo
ini adalah ikan cupang, ikan sepat, dan ikan betok.
Gurame
merupakan ikan konsumsi dengan harga relatif mahal dibanding ikan air
tawar lainnya namun tetap digandrungi karena rasanya gurih dan tidak
memiliki duri halus seperti ikan mas sehingga lebih mudah disantap.
Harga ikan gurame segar untuk konsumsi berkisar antara 25 ribu hingga 35
ribu rupiah per kilogram. Di Tasikmalaya yang terkenal sebagai daerah
pemasok gurame, harga gurame bisa saja lebih murah dibanding daerah
lain. Resep masakan ikan gurame paling populer adalah ikan gurame asam
manis.
JENIS GURAME
Nama: Osphronemus goramy
Nama lain: True goramy
Nama lain: True goramy
Merupakan jenis gurame konsumsi yang paling mudah ditemukan dan banyak dibudidayakan karena merupakan spesies gurame terbesar.
Garis-garis
hitam pada sisi tubuh mereka lama kelamaan akan memudar seiring
pertumbuhannya. Gurame dewasa dapat tumbuh hingga ukuran 70cm dengan
berat badan 8kg.
Nama: Osphronemus exodon
Nama lain: Elephant Ear Gourami
Nama lain: Elephant Ear Gourami
Gurame
jenis ini hidup di sepanjang sungai mekong yang menyusuri Thailand,
Kamboja dan Laos. Memiliki ciri khas bentuk tubuh yang lebih lebar
dibanding jenis gurame lainnya dan terdapat bintik hitam di dekat ekor.
Jika sudah besar, akan tumbuh gigi halus pada mulutnya. Exodon adalah jenis gurame yang langka dan harganya cukup mahal.
VIDEO: Elephant Ear Gourami
Nama: Osphronemus laticlavius
Nama lain: Red Tail Giant Gourami, Ikan Kaloi Sabah
Nama lain: Red Tail Giant Gourami, Ikan Kaloi Sabah
Berasal
dari Indonesia dan Malaysia (Sabah). Di Malaysia, gurame jenis ini
hidup di sungai Kinabatangan. Memiliki ciri khas warna merah pada semua
siripnya.
Saat
dewasa, gurame jenis ini memiliki tubuh yang lebih kecil dibanding
jenis gurame lainnya. Karena warnanya yang cantik, gurame sirip merah
lebih sering dipelihara di akuarium atau kolam daripada dikonsumsi.
Harga gurame jenis ini adalah yang termahal dibanding gurame lainnya.
Nama: Osphronemus septemfasciatus
Nama lain: Seven Striped Giant Gourami
Nama lain: Seven Striped Giant Gourami
Berasal dari Indonesia (Kalimantan) dan Malaysia (Sarawak). Di Indonesia, gurame jenis ini hidup di sungai Kapuas dan Mahakam.
Nama: Osphronemus goramy var.
Nama lain: Red Eye Giant Gourami, Gurame Padang
Nama lain: Red Eye Giant Gourami, Gurame Padang
Merupakan salah satu gurame hias dengan ciri khas sisik berwarna jingga (orange) muda, pink, atau putih.
Warnanya
yang terang membuat mereka terlihat mencolok jika dipelihara di kolam
bersama ikan gurame dari jenis lain. Karena itu pula, banyak pecinta
gurame yang memelihara gurame jenis ini bersama ikan koi yang juga
memiliki pola warna terang sehingga terlihat selaras.
HABITAT
Ikan
gurame hidup di perairan tenang seperti rawa, danau, dan sungai. Gurame
jarang ditemui atau tidak ditemukan sama sekali pada sungai berarus
deras. Gurame menyenangi air yang tidak terlalu keruh dan memiliki
kemampuan adaptasi yang baik terhadap lingkungan. Gurame memiliki organ
labirin yang memungkinkan mereka untuk menghirup oksigen langsung dari
udara bebas pada permukaan air melalui mulut mereka.
Selain
di alam liar, ikan gurame dibudidayakan di kolam-kolam dan dapat hidup
damai berdampingan dengan ikan-ikan lain seperti nila, mujair dan tawes
selama kebutuhan makan mereka tercukupi. Air kolam budidaya gurame wajib
diberikan garam secukupnya secara rutin untuk mencegah munculnya
penyakit.
MAKANAN
Gurame
adalah hewan omnivora dengan pola makan yang unik. Saat masih kecil,
gurame cenderung bersifat karnivora dengan memakan kutu air, jentik
nyamuk, cacing sutera, blood worm dan hewan kecil lainnya. Saat
menginjak remaja, mereka lebih menyukai makan dedaunan seperti daun
keladi/talas/sente, daun pepaya, kangkung, daun singkong, daun ubi jalar
dan daun-daun lainnya.
Di
kolam budidaya, pelet adalah makanan utama ikan gurame dan masih sering
diselingi pakan dedaunan pada sore hari. Pemberian daun pepaya pada
masa pemijahan biasanya tidak dilakukan karena dipercaya dapat merusak
kantong telur gurame. Daun ubi jalar yang rendah protein juga tidak
diberikan karena akan memberikan hasil yang kurang produktif. Dedaunan
yang dipercaya paling baik sebagai makanan induk gurame adalah daun
keladi yang sebelumnya dilayukan terlebih dahulu untuk mengurangi
kandungan getahnya.
SIKLUS HIDUP
Gurame
dikenal sebagai ikan yang lambat pertumbuhannya namun panjang umur
(dapat hidup hingga 20 tahun). Siklus hidup ikan gurame dimulai dari
pemijahan oleh induk gurame jantan dan induk gurame betina. Cara
membedakan induk gurame jantan dengan induk gurame betina adalah dengan
melihat sirip ekor, dahi, bibir bawah/rahang, dan dasar sirip dada.
Induk Gurame Betina
- Sirip ekor melengkung/membulat
- Dahi rata
- Bibir bawah proposional
- Dasar sirip dada gelap/berwarna kehitaman
Induk Gurame Jantan
- Sirip ekor datar/rata
- Dahi menonjol/jenong (nuchal hump)
- Bibir bawah/rahang tebal
- Dasar sirip dada terang/berwarna keputihan
Usia
induk gurame jantan saat pemijahan adalah 2-2,5 tahun dan usia induk
gurame betina 2,5-3 tahun. Peternak gurame biasanya mengawinkan gurame
jantan dengan gurame betina dari keturunan yang berbeda untuk mencegah
inbreeding (perkawinan sedarah) yang dapat menghasilkan benih dengan
kualitas genetik kurang baik. Gurame termasuk ikan poligami,
perbandingan jantan dengan betina yang ideal adalah 1:4.
Saat
masa pemijahan, pemberian pakan pelet dikurangi dan daun keladi
ditambah untuk mengurangi timbunan lemak. Ikan yang terlalu gemuk karena
lemak akan menghasilkan jumlah telur sedikit dan telur yang terbalut
lemak memiliki daya tetas rendah.
Ikan
gurame membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan dan
pasangannya sebelum memijah. Proses adaptasi berjalan cukup lama, bisa
sampai 2 minggu. Setelah mendapat pasangan, induk gurame jantan akan
membuat sarang dengan cara menarik dan menyusun bahan pembuat sarang. Di
alam liar, bahan pembuat sarang terdiri dari batang rumput liar yang
menjalar di pinggir sungai dan bahan-bahan lain yang bisa mereka
temukan. Di kolam budidaya, peternak biasanya menyediakan ijuk atau
sabut kelapa yang sudah dibersihkan dan dihaluskan (disisir). Pembuatan
sarang membutuhkan waktu sekitar satu minggu. Selesai membuat sarang,
gurame akan kawin (biasanya terjadi pada sore hingga malam hari) dan
memijah selama 2-3 hari.
Induk
gurame betina akan mengeluarkan telur dari perutnya dan meletakannya di
sarang. Sementara induk gurame jantan menyemprotkan spermanya hingga
terjadi pembuahan. Telur-telur yang melayang bebas di luar sarang akan
dipindahkan oleh jantan dengan mulutnya ke dalam sarang sembari tetap
menjaga sarang dari predator dan gangguan lainnya. Gurame jantan akan
menyusun telur mereka di sarang lapis demi lapis sebelum akhirnya
menutup sarang yang tadinya setengah terbuka menjadi bulatan utuh. Telur
dalam sarang yang disusun mengumpul di satu tempat (tidak
berlapis-lapis) akan mengakibatkan telur yang berada di tengah tidak
memperoleh oksigen yang cukup dan gagal menetas. Permukaan air yang
berminyak dan berbau amis menandakan proses pemijahan sudah terjadi.
Setelah pemijahan selesai, induk gurame jantan akan pergi dan induk
gurame betina yang akan menjaga dan merawat telur-telur mereka. Secara
berkala, induk gurame betina akan mengibas-ngibaskan siripnya di sekitar sarang untuk mensuplay oksigen pada telurnya.
TELUR
Induk
gurame betina dapat menghasilkan telur sekitar 3000-4000 butir dengan
diameter sekitar 2mm. Telur ikan gurame tidak tenggelam dan tidak
bersifat melekat pada benda yang disentuhnya. Telur yang sehat berwarna
kuning bening sedangkan yang yang berwana kusam (tidak tembus pandang)
adalah telur mati. Setelah 36-48 jam, telur gurami akan menetas.
LARVA
Larva
ikan gurame yang menetas akan terapung dengan bagian perut berada di
sebelah atas karena kuning telurnya mengandung minyak. Kuning telur ini
akan menjadi sumber makanan larva gurame selama 7-12 hari ke depan.
Setelah seminggu lebih, kuning telur mulai hilang, organ-organ ikan
sudah terbentuk sempurna dan anak ikan sudah bisa berenang dengan posisi
perut di sebelah bawah. Anak ikan gurame sudah bisa diberi makan secara
bertahap dengan memberikan kutu air, cacing sutera, jentik nyamuk atau blood worm secara bertahap sesuai bukaan mulutnya.
ANAK IKAN/BENIH
Setelah
melewati fase larva, anak ikan gurame biasa disebut benih dan sudah
bisa diperjualbelikan. Peternak biasanya memelihara benih di akuarium
secara intensif agar pertumbuhannya maksimal. Setelah satu bulan, anak
ikan gurame sudah seukuran biji oyong. Fase benih berlangsung cukup
lama, sekitar 5 bulan sebelum dibesarkan lagi beberapa bulan hingga
mencapai ukuran siap konsumsi (500 gram). Ikan gurame akan matang secara
seksual setelah berusia 2-3 tahun.
artikel ini disalin lengkap dari: https://adearisandi.wordpress.com/2012/08/29/gurame/
halaman utama website: https://adearisandi.wordpress.com/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
No comments:
Post a Comment