Senyawa biner dapat terbentuk
dari satu unsur logam dan satu unsur nonlogam atau kedua-duanya bisa juga
terdiri dari unsur nonlogam. Contoh senyawa yang terbentuk dari unsur logam dan
unsur nonlogam yakni garam dapur (NaCl),
di mana garam dapur terdiri dari dua unsur yakni unsur logam Natrium (Na) dan
Unsur nonlogam Klor (Cl). Sedangakn contoh untuk senyawa yang terbentuk dari
nonlogam yaitu asam klorida (HCl), yang terdiri dari unsur nonlogam Hidrogen
(H) dan nonlogam Klor (Cl).
artikel ini disalin lengkap dari: http://mafia.mafiaol.com/2012/10/apa-dan-bagaimana-tata-nama-senyawa.html
halaman utama website: http://mafia.mafiaol.com/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
Sekarang kita akan bahas
mengenai bagaimana pemberian nama (tata nama) senyawa biner. Cara penamaan
senyawa biner untuk :
a)
Unsur
Logam dan Non Logam
1. Menuliskan nama unsur logam terlebih dahulu, kemudian diikuti nama unsur nonlogam dengan akhiran “-ida”. Contohnya adalah garam dapur
dengan rumus kimia NaCl. Garam dapur terdiri dari unsur logam Natrium (Na) dan
Unsur nonlogam Klor (Cl), sehingga nama kimia untuk garam dapur adalah Natrium
Klorida.
Contoh yang lainnya:
Rumus Kimia
|
Nama Senyawa
|
MgBr2
|
Magnesium bromida
|
Li2O
|
Litium oksida
|
CaO
|
Kalsium oksida
|
NaBr
|
Natrium bromida
|
SrO
|
Stronsium oksida
|
KCl
|
Kalium klorida
|
BaCl2
|
Barium klorida
|
Rb2O
|
Rubidium oksida
|
Al2O3
|
Aluminium oksida
|
CsI
|
Cesium iodida
|
Zn
|
Seng oksida
|
MgCl
|
Magnesium klorida
|
AgCl
|
Perak klorida
|
2. Unsur logam dengan bilangan oksidasi lebih dari satu jenis, maka bilangan oksidasinya
ditulis dengan angka romawi serta diletakkan diantara nama logam dan nonlogam.
Misalnya : FeF3 = Besi (III) florida, CrCl3 = Kromium (III) Clorida, dan FeS =
Besi (II) Sulfida. Sebelumnya harus dipahami pengertian dan cara menentukan bilangan
oksidasi. Silahkan baca postingan berikutnya tentang pengertian dan
cara menentukan bilangan oksidasi.
b)
Non
Logam dan Non Logam
1. Penamaan secara umum sama dengan penamaan pada
senyawa logam dan nonlogam, hanya saja rumus dan senyawanya dituliskan dengan
memandang mana yang memiliki bilangan oksidasi positif baru kemudian diikuti
unsur dengan bilanga oksidasi negatif. Misalkan HCl dengan nama Hidrogen
klorida dan bukan ditulis ClH.
2. Unsur yang membentuk lebih dari senyawa biner
memakai awalan bahasa lain, yakni 1=mono, 2=di, 3=tri, 4=tetra, 5=penta,
6=heksa, 7=penta, 8=okta, 9=nona, 10=deka. Contoh seperti berikut, gas CO2 dengan
nama Karbon dioksida dan N2O5 dengan nama Dinitrogen pentaoksida
Catatan : jika awalan memiliki huruf terakhir
“a” atau ”o” dan unsur memiliki huruf awal ”a” atau ”o” maka kita menghilangkan
huruf terakhir awalan yang digunakan. Misalnya karbon monoksida bukan karbon
monooksida. Contoh : NO = Nitrogen Monoksida, N2O = Dinitrogen Monoksida
Awalan bahasa Latin mono tidak
diletakkan pada nama unsur non logam yang pertama melainkan pada unsur nonlogam
kedua. Awalan bahasa latin dari nama logam pertama disebutkan mulai dari yang
berjumlah 2, dst. Contoh :
N2O =
dinitrogen monoksida
NO =
nitrogen monoksida
NO2 =
nitrogen dioksida
CCl4 =
karbon tetraklorida
CO =
karbon monoksida
CO2 =
karbon dioksida
artikel ini disalin lengkap dari: http://mafia.mafiaol.com/2012/10/apa-dan-bagaimana-tata-nama-senyawa.html
halaman utama website: http://mafia.mafiaol.com/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
No comments:
Post a Comment