Babi hutan atau Celeng (Sus scrofa Linnaeus),
termasuk salah satu satwa yang mendunia. Babi hutan, berasal dari benua
Eropa dan Asia, termasuk di Indonesia. Tersebar hampir di seluruh dunia
kecuali di benua Antartika. Wajar jika kemudian spesies ini memiliki
banyak anakjenis (subspesies) di seluruh dunia. Babi hutan atau celeng (Sus scrofa Linnaeus) pun menjadi nenek moyang babi domestik (Sus domesticus) yang banyak diternakkan hingga sekarang.
Babi hutan di Indonesia dikenal juga
sebagai babi liar atau celeng. Dalam bahasa Inggris di sebut sebagai
Wild Boar atau Eurasian Wild Pig. Nama latin hewan dari famili Suidae ini adalah Sus scrofa Linnaeus, 1758. Memiliki beberapa nama sinonim seperti Sus andamanensis Blyth, 1858; Sus aruensis Rosenberg, 1878; Sus babi Miller, 1906; Sus ceramensis Rosenberg, 1878; Sus enganus Lyon, 1916; Sus floresianus Jentink, 1905; Sus goramensis De Beaux, 1924; Sus natunensis Miller, 1901; Sus nicobaricus Miller, 1902; Sus niger Finsch, 1886; Sus papuensis Lesson & Garnot, 1826; Sus ternatensis Rolleston, 1877; dan Sus tuancus Lyon, 1916.
Babi
hutan atau celeng memiliki ukuran tubuh yang beragam. Panjang tubuhnya
berkisar mulai dari 105 cm hingga 240 cm. Berat babi hutan dewasa
mencapai 66-272 kg. Babi betina cenderung lebih kecil dibanding jantan.
Babi di Indonesia (supspesies Sus scrofa vittatus) umumnya berukuran lebih kecil, meskipun mampu memiliki tubuh sepanjang 150 meter dan dengan tinggi bahu antara 60-75 cm.
Babi Hutan memiliki bulu yang berwarna
cokelat dengan garis atau tutul berwarna krem di sekujur tubuhnya.
semakin dewasa, garis-garis tersebut akan semakin menghilang. Hewan yang
kerap dianggap hama ini memiliki taring panjang yang terus tumbuh dari
gigi taring atas dan bawah mereka. Pada Babi Hutan jantan panjangnya
bisa mencapai 12 cm, meskipun umumnya hanya 6 cm saja. Sedangkan pada
babi hutan betina taringnya lebih kecil.
Merupakan hewan nokturnal
(lebih banyak beraktifitas di malam hari). Celeng merupakan hewan
omnivora. Makanan utamanya adalah berbagai tumbuhan, buah-buahan,
kacang-kacangan, hingga akar. Babi hutan juga mengkonsumsi telur burung,
bangkai, tikus kecil, serangga, dan cacing.
Babi Hutan
jantan dewasa umumnya hidup menyendiri kecuali saat musim kawin.
Sedangkan babi hutan betina bersama anaknya hidup dalam satu kelompok
yang terdiri dari sekitar 20 ekor babi hutan. Saat merasa terancam, babi
hutan jantan akan menurunkan kepalanya dan menyeruduk si pengganggu
dengan taring tajam dan kuatnya. Sementara babi hutan betina biasanya
akan mengangkat kepalanya dan menggigit si pengganggu.
Hewan mammalia ini tersebar hampir di
seluruh dunia. Groves dan Grubb (1993) membedakannya menjadi empat
‘subspesies pengelompokan’, berdasarkan kriteria geografis dan
morfologi. Pengelompokkan tersebut adalah sebagai berikut:
- ‘Ras Barat’ di Eropa (Sus scrofa scrofa dan Sus scrofa meridionalis), Afrika Utara (Sus scrofa algira) dan Timur Tengah (Sus scrofa libycus), hingga Soviet di Asia Tengah (Sus scrofa attila dan Sus scrofa nigripes);
- ‘Ras India’ di wilayah sub-Himalaya (Sus scrofa davidi) India bagian utara hingga Myanmar dan Thailand (Sus scrofa cristatus), dan India bagian selatan dan Sri Lanka (Sus scrofa affinis);
- ‘Ras Timur’ dari Mongolia dan Soviet Timur Jauh (Sus scrofa sibiricus dan Sus scrofa ussuricus), Jepang (Sus scrofa leucomystax dan Sus scrofa riukiuanus), Taiwan (Sus scrofa taivanus), ke China selatan-timur dan Vietnam (Sus scrofa moupinensis);
- ‘Ras Indonesia’ dari Melayu Semenanjung, Sumatera, Jawa, Bali dan pulau-pulau lepas pantai tertentu (Sus scrofa vittatus).
Secara global, populasi babi hutan tidak
terancam, bahkan berlimpah. Bahkan di berbagai tempat, termasuk di
Indonesia hewan ini dianggap sebagai hama perkebunan dan pertanian. Oleh
IUCN Redlist dimasukkan dalam status Least Concern dan di Indonesia
tidak termasuk hewan yang dilindungi.
Di Indonesia terdapat beberapa jenis babi yang berkerabat dekat dengan babi hutan, yaitu:
- Babi Berjenggot atau Bearded Pig (Sus barbatus) yang hidup tersebar di Semenanjung Malaya, Sumatera, Kalimantan, dan Kepulauan Sulu
- Babi kutil, babi jawa, babi bagong, atau Javan Warty Pig (Sus verrucosus) yang merupakan hewan endemik pulau Jawa, Bawean, dan Madura.
- Babi Sulawesi Sulawesi Warty Pig (Sus celebensis) yang endemik Sulawesi.
artikel ini disalin lengkap dari: http://alamendah.org/2015/06/30/babi-hutan-atau-celeng-sus-scrofa-satwa-mendunia/
halaman utama website: http://alamendah.org/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
No comments:
Post a Comment