SUNAN Kalijaga juga dipandang sebagai tokoh yang
menghasilkan kreasi baru yaitu dengan adanya wayang kulit dengan segala
seperangkat gamelannya. Wayang kulit ini merupakan pengembangan baru dari
wayang beber yang memang sudah ada sejak zaman Erlangga. Diantara wayang ciptaan
Sunan Kalijaga beserta Sunan Bonang dan Sunan Giri adalah wayang Punakawan pandawa yang
terdiri dari semar, petruk, gareng dan bagong.
Adapun falsafah dari arti nama keempat punakawan pandawa itu adalah
sebagai berikut:
Semar
Berasal dari bahasa Arab Ismar
yang artinya paku berfungsi sebagai
pengokoh yang goyah. Ibarat ajaran agama Islam yang didakwahkan para walisongo
diseluruh kerajaan Majapahit, yang pada waktu itu sedang dalam pergolakan dengan
awal didirikannya kerajaa Demak oleh Raden Patah. Hal senada sesuai dengan
hadist Al Islami Ismaraddunya yang berarti Islam adalah pengokoh (paku pengokoh) keselamatan
dunia.
Gareng
Dari bahasa Arab Naal
Qariin oleh orang jawa menjadi naala gareng yang
berarti memperoleh banyak teman, dan tugas konsepsional para walisongo sebagai
juru dakwah (da’i) ialah untuk memperoleh sebanyak-banyaknya kawan untuk
kembali kejalan tuhan dengan sikap arif dan harapan yang baik.
Petruk
Berasal dari bahasa
Arab Fatruk oleh pengucapan lidah jawa menjadi petruk. Kata
tersebut merupakan kata pangkal kalimat pendek dari sebuah wejangan tasawuf
tinggi yang berbunyi. Fat-ruk kulla man siwallahi, yang artinya tinggalkan apapun selain Allah. Wejangan tersebut kemudian
menjadi watak pribadi para wali danmuballigh pendidikan pada waktu itu.
Bagong
Dari bahasa Arab Baghaa oleh
orang jawa menjadi bagong yang berarti berontak, yaitu berontak terhadap kebatilan atau
kemungkaran kesalahan. Dlamversi lain berasal dari kata baqa’ (arab)
yang berarti kekal. Menurut versi lain lagi bagong
berasal dari kata Bahar (arab)
yang berarti bumbu. Betapa gayengnya ki dalang mementaskan tokoh bagong sebagai
bumbu penyedap lakon. Dia dikenal sebagai punakawan yang kritis, blokosuto, dan
tidak segan-segan mengkritik dan menyindir keadaan yang dipandang tidak pas.
Ditinjau dari makna serta isi dari seni wayang, jelas bahwa punakawan
adalah bentuk atau lambing atau visualisasi dari ide masyarakat jawa.
Masyarakat gemar wayang menyadari bahwa manusia sebetulnya memerlukan pamomong dalam
perjalanaan hidup.
Dalam berdakwah dengan media wayang Sunan Kalijaga terkenal sebagai
dalang dengan sebutan/julukan Ki
Dalang Sang Kancara Purwa .
Kemampuannya dalam mendalang (memainkan wayang) begitu memikat, sehingga terkenallah berbagai nama samaran baginya. Jika menalang diberbagai daerah seperti di pajajaran dikenal dengan nama Kidalang Sida Brangti, bila mendalang didaerah Tegal dengan nama Ki Dalang Bengkok, tetapi bila mendalang didaerah Purbalingga terkenal dengan sebutan Ki Dalang Kumendung.
artikel ini disalin lengkap dari: http://www.wartamadani.com/2013/10/punakawan-falsafah-arti-makna-wayang.html
halaman utama website: http://www.wartamadani.com/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
No comments:
Post a Comment