Konsep Dasar Operasi Sistem Komunikasi Radio Gelombang Mikro
artikel ini disalin lengkap dari: http://elkom1unesa.blogspot.co.id/2013/03/sistem-komunikasi-radio-gelombang-radio.html
halaman utama website: http://elkom1unesa.blogspot.co.id/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
Sistem gelombang mikro digital digital yang digunakan
di Parepare yaitu GMD Alcatel DM46U6 atau yang biasa juga disebut radio
relay terresterial, krena menggunkan relay/repeater. Sistem
transmisi radio ini digunakan untuk menyalurkan/membawa informasi dari
satu terminal ke terminal yang lain menggunakan perangkat radio dengan
media transmisi udara (ruang bebas).
2.1.1 Sistem LOS (Line Of Sight)
Line Of Sight (LOS) adalah system perambatan radio
gelombang mikro dari antena pengirim ke antena penerima dengan jalur
transmisi bebas hambatanbaik pada jalur utama maupun height clerance,
seperti pada gambar dibawah :
2.1.2 Fading
Fading adalah perubahan amplitude gelombang elektromagnetik yang diterima karena perubahan atmosfer.
Beberapa faktor yang mengakibatkan terjadinya fading :
Ø Perubahan redaman karena hujan
Ø Perubahan pengarahan antena
Ø Interferensi antara gelombang langsung dengan gelombang pantul(multi path fading).
2.1.3 Diversity
Diversity adalah suatu keanekaragaman sistem untuk menambah kualitas penerimaan sinyal pada penerima.
Jenis-jenis diversity antara lain sebagai berikut :
v Space Diversity
Adapun
metode space diversity adalah berdasarkan pada penerimaan sinyal
melalui dua buah antenna dan mengkombinasikan kedua sinyal tersebut
secara optimal. Satu antena digunakan sebagai pengirim dan sekaligus
sebagai penerima dan antenna satunya hanya digunakan sebagai penerima
saja.sinyal RF yang dipancarkan mungkin dipantulkan oleh obstacle atau
kondisi dari lapisan atmosfer dalam radio hop sehingga terjadi Multipath
khususnya pada daerah datar atau pada daerah permukaan air.Dengan demikian akan terjadi perbandingan lintasan antara sinyal langsung dengan sinyal pantul.
Perbedaan jarak lintasan in mengakibatkan sinyal pantul akan mengalami keterlambatan atau delay ( t ).Untuk
mendapatkan sinyal terima kedua sinyal langsung dan sinyal pantul
digabung oleh antena penerima. Space diversity digambarkan seperti
gambar dibawah ini :
Gambar 1 : Proses Pengirimen Sinyal Pada Sace Diversiy
v Frequensy Diversity
Dalam Frequency diversity, baseband dipancarkan dan diterima pada dua frekuensi yang berbeda. Mengingat disepanjang gangguan
propagasi
biasanya hanya berpengaruh pada salah satu frekuensi sehingga metode
ini juga memberikan proteksi bagi lintasan transmisi.
Contoh gambar Frequensy Diversity seperti gambar dibawah ini :
Gambar 2 : Proses pengiriman sinyal pada Frequensy Diversity 1+1
2.1. Konfigurasi dan Jenis Perangkat Sistem Komunikasi Radio Gelombang Mikro Digial
Sistem
konfigurasi Gelombang Mikro yang digunakan di Ophar Area Parepare
adalah merek Alcatel Type DM-46U6 atau AL9468LH yang di rancang untuk
hubungan jarak jauh dalam hal ini di operasikan di Sulawesi (Microwave
Digital Trans Sulawesi) dimana masing-masing kanal radio akan
mentransmisikan baseband sinyal digital dengan kecepatan 140Mps atau
secara dengan 1920 kanal voice dan berkerja pada band frekuensi 6,4 s/b
7,1 Ghz
Perangkat ini menggunakan struktur “Direct SHF Modulation /
Demodulation” yang berarti tidak ada intermediet frequenzy, jadi
modulator dan demodulator circuitnya terintegrasi masing-masing pada
modul transmit unit dan receive. Dan ntuk mempermudahpengoperasian
perangkat Alcatel DM46U6 dilengkapi dengan Supervisory berupa perangkat
S2G yang interfacenya berupa Micro Terminal atau Craft Terminal
Alokasi Band Frekuensi (Frequensy Plan)
Alokasi
Band frekuensi untuk system trasmisi GMD DM46U6 mengacu pada peraturan
international dengan operasional frekuensi kerja antara 6430 -7110 Mhz.
Frekuensi Plan A dan Plan B. Masing-masing Plan dibagi atas 4 sub band
frekuensi dan 1 sub band terdiriatas 4 frekuensi
Kanal
|
Frekuensi Kanal
|
Frekuensi Sub – Band
|
1
2
3
4
|
6460
6500
6540
6580
|
A
|
5
6
7
8
|
6620
6660
6700
6740
|
B
|
1’
2’
3’
4’
|
6780
6840
6880
6920
|
C
|
5’
6’
7’
8’
|
6960
7000
7040
7080
|
D
|
Tabel 1. Alokasi Frekuensi Kerja GMD Plan A
Kanal
|
Frekuensi Kanal
|
Frekuensi Sub – Band
|
1
2
3
4
|
6440
6480
6520
6560
|
A
|
5
6
7
8
|
6600
6640
6680
6720
|
B
|
1’
2’
3’
4’
|
6780
6820
6860
6900
|
C
|
5’
6’
7’
8’
|
6940
6800
7020
7060
|
D
|
Tabel 1. Alokasi Frekuensi Kerja GMD Plan B
2.3.1 Konfigurasi Sistem
A. Konfigurasi Microwave Digital Trans Sulawesi (GMD TRANSUL)
A. Konfigurasi Perangkat Terminal 2 + 1
Konfigurasi
radio GMD yang diterapkan di Parepare adalah 2+1 yang artinya ada 2
bearer radio yang beroperasi dan 1 bearer radio yang standby (cadangan).
Berikut ini menggambarkan konfigurasi unum dari SKRGD yang ada di Parepare yang terdiri dari :
Ä Multiplex Digital
Ä Perangkat Automatic Switching (CA2G)
Ä Perangkat radio DM46U6
Ä Supervisory Interface (S2G)
Keterangan :
Ä Framing Unit berfungsi mengubah sinyal digital ke analog
Ä TX berfungsi menggabungkan sinyal informasi sinyal carrier
Ä TLO berfungsi membangkitkan sinyal carrier
Ä SHF Amplifier berfungsi menguatkan sinyal yang akan ditransmitkan
Ä BPF berfungsi melewatkan satu sub band frekuensi tertentu
Ä Regulator berfungsi mengatur arah sinyal transmit dan sinyal receive
Ä Deframing Unit berfungsi mengubah sinyal analog ke digital
Ä Equalizer Regenerator berfungsi memperbaiki sinyal info
Ä RX berfungsi memisahkan sinyal info dan carrier
Ä RLO berfungsi membangkitkan sinyal carrier yang berbeda pasa 180º
Ä S2G berfungsi memonitor alarm
Ä Symtis berfungsi memonitor gangguan (alarm) yang terjadi pada perangkat GMD Alcatel
Ä Power Supply berfungsi mencatu modul.
D. Link Radio Alcatel DM46U6 area Parepare
Adapun konfigursasi link-Hop Terminal-Repeater untuk area Parpare adalah sebagai berikut:
2.1. SOP dan SMP Sistem Komunikasi Radio Gelombang Radio
2.4.1 Standard Operation Procedure (SOP)
Procedur pengoperasian perangkat GMD
A. Mengoperasikan perangkat GMD
Ø Pastikan catuan 48 V DC
Ø Pasang modul pada subrack
Ø Kencangkan sekrup yang ada pada modul
Ø Pasang kabel pada input/output modul
Ø Periksa koneksi kabel
Ø Kemudian ON-kan Power Supply Amplifier
B. Mematikan/mengganti modul perangkat GMD
Ø OFF-kan Power Supply
Ø Lepaskan kabel input/output pada modul
Ø Periksa kabel koneksi
Ø Gandi modul yang diyakini memiliki kerusakan dngan modul yang baik
Ø Setelah itu lakukan hal yang sama menurut prosedur menghidupkan perangkat
2.4.2 Standard Maintenance Procedure (SMP)
- Harian
1. Pengecekan visual dan lampu indikator alarm
2. Pembersihan perangkat radio
- Bulanan
1. Pelaksanaan sama seperti maintenance harian
2. Meter reading (micro terminal) dan test poin TP_01 perangkat radio
3. Test fungsi lampu indikator alarm
4. Test fungsi switching stasiun terminal
5. Test fungsi orderwire
6. Test fungsi dehidrator
- Tahunan
Pelaksanaan seperti maintenance bulanan
v Local test
1. Transmitter
Ø Pengukuran frekuensi TLO
Ø Pengukuran output frekuensi TLO
Ø Pengukuran output transmitter dan SHF Amplifier
Ø Test point tegangan 4volt
Ø Pengukuran spektrum bandwidth Amplifier
2. Receiver
Ø Pengukuran frekuensi RLO dan teganganVCXO RLO
Ø Pengukuran level power receive dengan dan tanpa diversitas
Ø Pengukuran response AGC VS tegangan pada TR_02
Ø Pengukuran Threshold VS BER
v Section test
1. Pengukuran Bit Error Rate (BER)
2. Pengukuran filter
2.2. Troubleshooting/Analisis gangguan
Alat dan Bahan:
· Power meter
· Frekuensi counter
· Obeng plat
· Obeng plus
· Modul TX/RX cadangan yang norma
Langkah-langkah penanggulangan :
1. Petugas
arnet Parepare mendapat laporan dari petugas di Malocci bahwa pada
perangkat GMD di Malocci terdapat indikasi alarm , selang beberapa
waktu kemudian petugas dari Pattirosompa juga melaporkan adanya alarm
pada perangkat di Patttirosompa, setelah di periksa, ternyata pada
perangkat GMD di Parepare juga terdapat alarm.
2. Untuk
itu, indikasi alarm pada perangkat GMD di Parepare, Malocci, dan
Patirosompa. Jadi, kemungkinan sementara, terjadi gangguan pada
perangkat GMD Parepare, Malocci, dan Patirosompa.
3. Pertama
dilakukanlah penggantian modul RX menggunakan modul yang masih normal,
tapi perangkat tetap saja alarm, selanjutnya di lakukan pergantian
modul TX menggunakan modul yang normal tadi, dan hasilnya tetap saja
masih alarm. Kemudian,
dilakukanlah pengukuran level power dari perangkat TX dan RX .
4. Di
parepare,hasil pengukuran dari perangkat tersebut masih dalam taraf
level yang sesuai prosedur, selanjutnya di lakukan pengukuran frekuensi
menggunakan frekuensi counter, dan hasilnya di dapat bahwa frekuensi
yang di gunakan juga masih dalam ambang batas.
5. Karena
perangkat di parepare tidak ada yang bermasalah, maka pengukuran
selanjutnya di adakan di Maloci. Seperti halnya di parepare, di lakukan
penggantian modul RX dengan modul yang normal, hasilnya tetap sama,
yaitu perangkat masih alarm, selanjutnya penggantian modul baru di
lakukan di modul TX, hasilnya ternyata membuat perangkat kembali normal,
untuk mengetahuai \letak terjdinya kerusakan, maka dilakukanlah
pengukuran level power, masih dalam batas kewajaran. Selanjutnya di
lakukan pengukuran frekuensi, ternyata frekuensi dari arah Malocci ke
Patirosompa mengalami gangguan, yaitu frekuensinya terlalu tinggi dan
melewati ambang batas sehingga RX di Patirosompa tidak dapat menerima
sinyal yang di pancarkan dari Malocci.
6. Untuk
itulah di lakukan penyetelan frekuensi mengunakan obeng plat pada
tempat pengaturan frekuensinya, tapi perlu di perhatikan bahwa saat
pengaturan frekuensinya, level powernya harus tetap di jaga dalam ambang
batas yang di izikan.
Setelah
semuanya selesai, lakukan kordinasi ke parepare dan patirosompa apakah
alarm yang terjadi telah normal kembali. Pergeseran frekuensi ini
terjadi karena maintenance tahunan tidak berjalan
artikel ini disalin lengkap dari: http://elkom1unesa.blogspot.co.id/2013/03/sistem-komunikasi-radio-gelombang-radio.html
halaman utama website: http://elkom1unesa.blogspot.co.id/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
No comments:
Post a Comment