Biosecurity, atau "pengurangan bahaya melalui manipulasi lingkungan"
(Plumb, 1992), sering didefinisikan sebagai praktik yang mengurangi jumlah
patogen yang masuk ke fasilitas pemeliharaan ikan. Biosekuriti
adalah konsep melindungi binatang budidaya dari kontaminasi oleh penyakit dan
mencegah penyebaran penyakit, telah menjadi semakin penting sejalan dengan sistem
produksi intensifikasi perikanan budidaya.
Sebuah tantangan besar untuk ekspansi produksi perikanan budidaya adalah wabah penyakit, karena dapat menyebabkan Kerugian ekonomi potensial yang signifikan, dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup industri. Terjadinya penyakit adalah kombinasi dari kesehatan hewan, kondisi lingkungan, dan adanya patogen. Industri udang harus menerapkan sistem produksi biosecurity untuk mencegah penyebaran penyakit menular di kalangan pembudidaya. Dengan menerapkan biosekuriti, risiko kejadian penyakit akan berkurang.
artikel ini disalin lengkap dari: http://safiiperikananpati.blogspot.sg/2013/04/biosekuriti-aplikasinya-dalam-budidaya.html
halaman utama website: http://safiiperikananpati.blogspot.sg/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
Sebuah tantangan besar untuk ekspansi produksi perikanan budidaya adalah wabah penyakit, karena dapat menyebabkan Kerugian ekonomi potensial yang signifikan, dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup industri. Terjadinya penyakit adalah kombinasi dari kesehatan hewan, kondisi lingkungan, dan adanya patogen. Industri udang harus menerapkan sistem produksi biosecurity untuk mencegah penyebaran penyakit menular di kalangan pembudidaya. Dengan menerapkan biosekuriti, risiko kejadian penyakit akan berkurang.
Biosekuriti
di tambak udang
Secara umum, biosekuriti lebih mudah diimplementasikan dalam sistem perikanan
kecil, intensif, dan terkendali daripada budidaya terbuka dan besar-besaran.
langkah-langkah biosecurity dalam industri udang dapat dilihat sebagai
pendekatan dua-cabang: mencegah masuknya patogen dan menghilangkan patogen
ketika mereka hadir. Lightner (2003) membahas cara mencegah masuknya patogen
yaitu dari benur dan induk, terutama dengan
cara melalui karantina dan penggunaan benur atau induk yang bebas patogen spesifik
patogen (SPF) serta mereka mempunyai sertifikat, dan membatasi impor udang
hidup dan beku.
Horowitz dan Horowitz (2003) menjelaskan secara fisik, kimia, biologi dan
tindakan pencegahan yang harus diambil terhadap wabah penyakit potensial. Tindakan fisik adalah bertujuan untuk mencegah intrusi
vektor pembawa penyakit ke lokasi budidaya, dan termasuk hambatan fisik,
pengolahan air, dan karantina. Langkah-langkah kimia digunakan untuk mengobati
bahan sebelum mereka memasuki fasilitas budidaya. Klorinasi dan ozonisasi
sering digunakan untuk mengobati air yang akan masuk ke kolam, dan yodium dan
klorin yang digunakan untuk mengobati pembawa penyakit yang potensial lainnya seperti alat-alat,
alas kaki, dan pakaian. Langkah-langkah biologi meliputi penggunaan udang SPF,
yang tersedia secara komersial. Udang SPF
selain bebas penyakit juga tahan terhadap penyakit tertentu. Karena
udang tidak mengembangkan respon imun spesifik, imunostimulan umum, seperti
β-1-3 glucan, lipopolisakarida, dan peptidoglycans digunakan untuk meningkatkan
kemampuan udang untuk mencegah infeksi.
Horowitz dan Horowitz (2003)
menyarankan bahwa memberikan kondisi yang lebih baik pada lingkungan dan
biologis untuk populasi yang terinfeksi akan meningkatkan kemampuannya untuk
melawan penyakit. Mereka membahas langkah-langkah berikut untuk meningkatkan
kualitas lingkungan yaitu: a) pengaruh tindakan fisik (peningkatan aerasi,
kontrol suhu, menghilangkan lumpur dan
bahan organik, dan mengolah air limbah) untuk memperbaiki kondisi lingkungan,
b) efek dari tindakan kimia, termasuk kontrol pH dan salinitas, pengurangan
amonia dan nitrit, dan aplikasi antibiotik, dan c) untuk menggunakan
langkah-langkah biologis yang efektif, yaitu menggunakan probiotik yang
mengandung campuran spesies bakteri untuk membentuk komunitas mikroba
menguntungkan dalam kondisi budidaya.
Spesifik patogen-bebas (SPF) udang
Pada
1990 dan 2000-an tambak udang di Indonesia mengalami kerugian ekonomi yang
parah akibat hasil yang rendah dan mortalitas yang tinggi. Masalah
melintasi batas nasional, spesies, sistem budidaya dan kondisi lingkungan. Pembawa penyakit utama kebanyakan merupakan benih udang
sakit baik yang dari alam maupun dari
kolam hatchery.Karena itu benih SPF merupakan salah satu jawaban atas
kegagalan budidaya udang. Benih yang SPF merupakan benih yang bebas penyakit juga tahan
terhadap penyakit tertentu
Penggantian
Air
Penggunaan air dari luar kolam harus diperhatikan dengan cermat untuk
menghindari tertularnya penyakit udang dari air luar kolam.Sebelum air dari
luar masuk ke kolam pemeliharaan air tersebut harus di desinfeksi. Hal ini
untuk memastikan air tesrsebut tidak membawa penyakit.
Pakan, Nutrisi dan Probiotik
Penggunaan
pakan juga harus dikontrol untuk memastikan bahwa pakan tidak berlebih ataupun
kurang. Jika pakan terlalu berlebihan maka akan berakibat pada cepat menurunnya
kualitas air serta menyebabkan tingginya FCR sehingga bisa menurunkan
keuntungan. Penggunaan probiotik diperlukan untuk mengurai limbah yang ada di
kolam budidaya serta untuk mengimbangi melawan bakteri yang merugikan yang ada
di kolam.
Praktek Manajemen:
Praktek-praktek
manajemen yang dapat dilaksanakan untuk mengurangi risiko penularan patogen
meliputi :
- Cuci
tangan dengan sabun anti-bakteri saat memasuki area kolam dan berpindah dari
tempat satu ke tempat lain, ini akan membantu untuk mengurangi beban patogen
untuk berpindah tempat dari satu bagian ke bagian lain.
- Alas kaki
sebelum memasuki kolam harus dicuci dengan air yang dicampur dengan bubuk
pemutih / klorin untuk menghindari kontaminasi
- Akses ke
daerah budaya dan kolam waduk harus dibatasi, hanya diperbolehkan pada pekerja kolam yang terlatih.
- Mengurangi
jumlah pengunjung ke kolam dan / atau hanya orang-orang yang bekerja di kolam
yang boleh diizinkan masuk ke fasilitas
- Semua lat
dan wadah harus dibersihkan setelah digunakan.
- Pemusnahan
udang mati dan lemah adalah strategi yang sangat penting yang dapat mengurangi
penyebaran patogen dari udang.
- Jadwal
makan harus sedemikian rupa sehingga udang menerima nutrisi terbaik.
- Pagar Burung
dan pagar kepiting harus diperiksa setiap hari, jika ada kesalahan yang harus
dikoreksi pada waktunya untuk melindungi udang budidaya. Pagar Burung
diperlukan, karena burung berpengaruh negatif terhadap produksi udang dengan
mengirimkan atau mengangkut penyakit, dan parasit dari kolam satu ke kolam lain
atau dari satu fasilitas ke fasilitas lain. Pagar kepiting juga diperlukan,
karena seperti yang kita tahu mereka bisa sebagai pembawa penyakit yang bisa
menularkan penyakit pada udang.
artikel ini disalin lengkap dari: http://safiiperikananpati.blogspot.sg/2013/04/biosekuriti-aplikasinya-dalam-budidaya.html
halaman utama website: http://safiiperikananpati.blogspot.sg/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
No comments:
Post a Comment