Para ilmuwan memecahkan misteri tentang arus vulkanik di Australia.
Penelitian ini menjelaskan peristiwa vulkanik yang terjadi setidaknya
400 kali dalam empat juta tahun terakhir di Negeri Kangguru tersebut. Hasil
riset para peneliti menunjukkan pada 5 ribu tahun lalu sepanjang 500
kilometer dari Kota Melbourne sampai ke kota-kota di Australia Selatan
dipenuhi oleh gunung api, termasuk Gunung Gambier. "Gunung
api di sepanjang wilayah ini berbeda dengan sebagian besar gunung api
di sepanjang cincin api Pasifik (Pacific Ring of Fire)," kata pemimpin
penelitian, Rhodri Davies, yang juga pakar gunung api dari Research
Scholl of Earth Science.
Seperti dikutip dari Sciencedaily, Senin, 20 Oktober, Davies mengatakan proses vulkanik di Australia muncul dari interaksi unik antara variasi lokal dan ketebalan lempeng benua. Lempeng benua pada daerah tersebut bergeser tujuh sentimeter per tahun ke arah utara Papua Nugini dan Indonesia. Ia mengatakan daerah vulkanik di Australia relatif dangkal. "Kedalamannya kurang dari 200 kilometer," kata Davies. Daerah tersebut pada 2,5 miliar tahun lalu merupakan pertemuan lempeng benua yang tipis. Sementara itu, lempeng benua tercipta sekitar 500 juta tahun lalu. Variasi ini, menurut Davies, mendasari pembentukan mantel benua. Para peneliti menggunakan teknik state-of-the-art untuk melihat model arus pada NCI Supercomputer bernama Raijin. "Komputer kami menunjukkan arus ke utara Australia di beberapa titik panas yang tak dapat terjangkau," ujar Davies.
Ke depannya, Davies dan tim akan menerapkan teknik ini untuk mengungkap misteri arus vulkanik di seluruh dunia. Dia mengatakan terdapat sekitar 50 daerah vulkanik yang dapat diungkap menggunakan teknik ini. Penelitian yang diterbitkan di jurnal Geology awal bulan ini juga mengungkap tak ada letusan dalam waktu dekat di Australia. "Hanya memang beberapa wilayah vulkanik di Australia masih aktif," ujar Davies.
artikel ini disalin lengkap dari: http://www.tempo.co/read/news/2014/10/20/095615771/Ilmuwan-Temukan-Arus-Vulkanik-di-Australia
halaman utama website: http://www.tempo.co/
Jika ada waktu, Dimohon untuk Membuka Halaman Utama website yang telah saya salin artikelnya ya!
Gunung Berapi Bawah Laut Dekat Dengan Benua Antartika |
Seperti dikutip dari Sciencedaily, Senin, 20 Oktober, Davies mengatakan proses vulkanik di Australia muncul dari interaksi unik antara variasi lokal dan ketebalan lempeng benua. Lempeng benua pada daerah tersebut bergeser tujuh sentimeter per tahun ke arah utara Papua Nugini dan Indonesia. Ia mengatakan daerah vulkanik di Australia relatif dangkal. "Kedalamannya kurang dari 200 kilometer," kata Davies. Daerah tersebut pada 2,5 miliar tahun lalu merupakan pertemuan lempeng benua yang tipis. Sementara itu, lempeng benua tercipta sekitar 500 juta tahun lalu. Variasi ini, menurut Davies, mendasari pembentukan mantel benua. Para peneliti menggunakan teknik state-of-the-art untuk melihat model arus pada NCI Supercomputer bernama Raijin. "Komputer kami menunjukkan arus ke utara Australia di beberapa titik panas yang tak dapat terjangkau," ujar Davies.
Ke depannya, Davies dan tim akan menerapkan teknik ini untuk mengungkap misteri arus vulkanik di seluruh dunia. Dia mengatakan terdapat sekitar 50 daerah vulkanik yang dapat diungkap menggunakan teknik ini. Penelitian yang diterbitkan di jurnal Geology awal bulan ini juga mengungkap tak ada letusan dalam waktu dekat di Australia. "Hanya memang beberapa wilayah vulkanik di Australia masih aktif," ujar Davies.
artikel ini disalin lengkap dari: http://www.tempo.co/read/news/2014/10/20/095615771/Ilmuwan-Temukan-Arus-Vulkanik-di-Australia
halaman utama website: http://www.tempo.co/
Jika ada waktu, Dimohon untuk Membuka Halaman Utama website yang telah saya salin artikelnya ya!
No comments:
Post a Comment