Synthetic = sintetik =
sintetis. Sintetis berarti buatan, yaitu sesuatu yang dibuat menyerupai
bentuk alaminya. Kali ini kita akan lihat mengenai benih sintetik secara
global. Synthetic Seed berasal dari
embrio somatik yang dikemas sedemikian rupa sehingga memiliki kemampuan
untuk tumbuh sebagaimana benih alami.
Sekedar info saja, embrio somatik (somatic embryo) ialah sekumpulan agregat sel yang aktif membelah. Dalam kultur jaringan, embrio somatik ini berasal dari kalus. Kalus adalah agregat sel yang belum terdiferensiasi. Bentuknya seperti gumpalan sel, jumlahnya banyak, warnanya ada yang putih, agak hijau atau bahkan hijau. Kalus yang baik bertekstur remah (lepas-lepas), tidak lengket (sticky).
Embrio somatik inilah yang akan dibungkus dengan pembungkus khusus sehingga bisa disimpan layaknya benih tanaman.
Mengapa kita menggunakan Synthetic Seed dari embrio somatik? Jadi, ada beberapa alasan mengapa kita membuat benih sintetik.
1. Dari kalus dihasilkan banyak sel yang sifatnya bisa dikatakan identik dengan induknya (prinsip kloning), jika diperbanyak akan menghasilkan tanaman identik.
2. Dari kalus / embrio somatik bisa dihasilkan calon individu baru dengan jumlah banyak. Bayangkan saja, satu pada kelompok kalus terdapat berapa ratus atau berapa ribu sel.
3. Synthetic seed membutuhkan biaya lebih murah untuk penyimpanannya. Bandingkan jika kita harus merawat 1000 batang tanaman asli. Tentu lebih mudah menyimpa benih sebanyak 1000 benih bukan?
4.Synthetic seed bisa langsung ditanam di media budidaya tanaman
Secara alami, embrio tanaman membutuhkan endosperm sebagai cadangan makanan yang nantinya digunakan untuk proses pertumbuhannya menjadi individu baru. Didalam endosperm terdapat kandungan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan embrio, yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Jika membuat Synthetic seed, maka cadangan makanan ini harus tersedia bagi embrio (somatic embryo).
Synthetic seed dibuat menggunakan bahan yang nantinya mendukung penyimpanan embrio somatik dan pertumbuhannya jika hendak ditumbuhkan. Untuk rekayasa endosperm ini, baik kandungan maupun teksturnya supaya embrio bisa hidup dengan nyaman, maka digunakan beberapa bahan dasar dan bahan tambahan. Untuk membuat media pembungkus embrio, kita gunakanlarutan alginat 2%. Alginat terbuat dari alga atau ganggang coklat. Alga ini sudah mengandung gula, namun kita masih butuh gula tambahan agar ambrio tidak kekurangan suplai energi (gula = sumber energi).
Selain alginat, dibutuhkan pula garam mikro, garam makro tanpa Ca, aquadest, dan larutan kalsium (CaCl2). Garam makro dan mikro ini nantinya menjadi sumber hara pelengkap. Digunakan garam makro tanpa Ca karena jika terdapat Cabisa menyebabkan alginat menjadi keras. Kalau alginatnya keras, sulit membentuk Synthetic Seed.
Bagaimana cara membuat Synthetic Seed?
Sebelum membuat benih sintetik, terlebih dahulu disiapkan alat dan bahannya. Bahan yang digunakan sudah disebutkan, sedangkan alat yang digunakan ialah beberapa botol tempat alginat dan larutan CaCl2, serta pipet tetes untuk membentuk benih sintetik.
Caranya, larutan alginat disiapkan terlebih dahulu. Dicampur dengan garam makro-mikro, dipanaskan sambil diaduk hingga rata dan larutan berubah menjadi kental. Sementara itu, kita siapkan pula larutan CaCl2 untuk mengeraskan permukaan benih sintetik. Alginat jika direaksikan dengan Ca akan menjadi keras. Inilah alasan mengapa Ca tidak dimasukkan bersama garam makro.
Setelah semuanya selesai, diambil embrio somatik, dimasukkan ke dalam alginat. Kebetulan saat percobaan ini saya tidak punya embrio somatik, jadi digunakan embrio asli yaitu embrio jagung. Embrio jagung dengan sengaja dipisahkan dulu dari endosperm-nya. Ini sebagai simulasi bahwa yang digunakan ialah embrio somatik yang tidak punya endosperm. Setelah itu, beberapa embrio jagung dimasukkan ke dalam alginat kental, disedot dengan pipet tetes (bisa pakai pipet modifikasi supaya muat untuk embrio jagung), dan diteteskan kedalam larutan CaCl2.
Ada satu hal yang harus dicermati di sini. Ketika meneteskan embrio ke dalam CaCl2 untuk tujuan coating, usahakan seluruh permukaan embrio tertutupi dengan alginat. Jadi, tidak ada bagian yang mencuat keluar dari “bola alginat”.
Begitu embrio yang terbungkus alginat masuk ke dalam larutan CaCl2, maka permukaannya mengeras, lebih keras daripada agar atau hydrogel yang biasa kita lihat. Selesaikan pembuatan benih sintetik sesuai ketersediaan embrio. Setelah itu, benih sintetik yang terbentuk disaring, dipisahkan dari larutan CaCl2.
artikel ini disalin lengkap dari: http://eka-putri-a.blog.ugm.ac.id/index.php/2014/05/09/synthetic-seed-benih-sintetik/
halaman utama website: http://eka-putri-a.blog.ugm.ac.id/
Jika ada waktu, Dimohon untuk Membuka Halaman Utama website yang telah saya salin artikelnya ya!
Sekedar info saja, embrio somatik (somatic embryo) ialah sekumpulan agregat sel yang aktif membelah. Dalam kultur jaringan, embrio somatik ini berasal dari kalus. Kalus adalah agregat sel yang belum terdiferensiasi. Bentuknya seperti gumpalan sel, jumlahnya banyak, warnanya ada yang putih, agak hijau atau bahkan hijau. Kalus yang baik bertekstur remah (lepas-lepas), tidak lengket (sticky).
Embrio somatik inilah yang akan dibungkus dengan pembungkus khusus sehingga bisa disimpan layaknya benih tanaman.
Mengapa kita menggunakan Synthetic Seed dari embrio somatik? Jadi, ada beberapa alasan mengapa kita membuat benih sintetik.
1. Dari kalus dihasilkan banyak sel yang sifatnya bisa dikatakan identik dengan induknya (prinsip kloning), jika diperbanyak akan menghasilkan tanaman identik.
2. Dari kalus / embrio somatik bisa dihasilkan calon individu baru dengan jumlah banyak. Bayangkan saja, satu pada kelompok kalus terdapat berapa ratus atau berapa ribu sel.
3. Synthetic seed membutuhkan biaya lebih murah untuk penyimpanannya. Bandingkan jika kita harus merawat 1000 batang tanaman asli. Tentu lebih mudah menyimpa benih sebanyak 1000 benih bukan?
4.Synthetic seed bisa langsung ditanam di media budidaya tanaman
Secara alami, embrio tanaman membutuhkan endosperm sebagai cadangan makanan yang nantinya digunakan untuk proses pertumbuhannya menjadi individu baru. Didalam endosperm terdapat kandungan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan embrio, yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Jika membuat Synthetic seed, maka cadangan makanan ini harus tersedia bagi embrio (somatic embryo).
Synthetic seed dibuat menggunakan bahan yang nantinya mendukung penyimpanan embrio somatik dan pertumbuhannya jika hendak ditumbuhkan. Untuk rekayasa endosperm ini, baik kandungan maupun teksturnya supaya embrio bisa hidup dengan nyaman, maka digunakan beberapa bahan dasar dan bahan tambahan. Untuk membuat media pembungkus embrio, kita gunakanlarutan alginat 2%. Alginat terbuat dari alga atau ganggang coklat. Alga ini sudah mengandung gula, namun kita masih butuh gula tambahan agar ambrio tidak kekurangan suplai energi (gula = sumber energi).
Selain alginat, dibutuhkan pula garam mikro, garam makro tanpa Ca, aquadest, dan larutan kalsium (CaCl2). Garam makro dan mikro ini nantinya menjadi sumber hara pelengkap. Digunakan garam makro tanpa Ca karena jika terdapat Cabisa menyebabkan alginat menjadi keras. Kalau alginatnya keras, sulit membentuk Synthetic Seed.
Bagaimana cara membuat Synthetic Seed?
Sebelum membuat benih sintetik, terlebih dahulu disiapkan alat dan bahannya. Bahan yang digunakan sudah disebutkan, sedangkan alat yang digunakan ialah beberapa botol tempat alginat dan larutan CaCl2, serta pipet tetes untuk membentuk benih sintetik.
Caranya, larutan alginat disiapkan terlebih dahulu. Dicampur dengan garam makro-mikro, dipanaskan sambil diaduk hingga rata dan larutan berubah menjadi kental. Sementara itu, kita siapkan pula larutan CaCl2 untuk mengeraskan permukaan benih sintetik. Alginat jika direaksikan dengan Ca akan menjadi keras. Inilah alasan mengapa Ca tidak dimasukkan bersama garam makro.
Setelah semuanya selesai, diambil embrio somatik, dimasukkan ke dalam alginat. Kebetulan saat percobaan ini saya tidak punya embrio somatik, jadi digunakan embrio asli yaitu embrio jagung. Embrio jagung dengan sengaja dipisahkan dulu dari endosperm-nya. Ini sebagai simulasi bahwa yang digunakan ialah embrio somatik yang tidak punya endosperm. Setelah itu, beberapa embrio jagung dimasukkan ke dalam alginat kental, disedot dengan pipet tetes (bisa pakai pipet modifikasi supaya muat untuk embrio jagung), dan diteteskan kedalam larutan CaCl2.
Ada satu hal yang harus dicermati di sini. Ketika meneteskan embrio ke dalam CaCl2 untuk tujuan coating, usahakan seluruh permukaan embrio tertutupi dengan alginat. Jadi, tidak ada bagian yang mencuat keluar dari “bola alginat”.
Begitu embrio yang terbungkus alginat masuk ke dalam larutan CaCl2, maka permukaannya mengeras, lebih keras daripada agar atau hydrogel yang biasa kita lihat. Selesaikan pembuatan benih sintetik sesuai ketersediaan embrio. Setelah itu, benih sintetik yang terbentuk disaring, dipisahkan dari larutan CaCl2.
artikel ini disalin lengkap dari: http://eka-putri-a.blog.ugm.ac.id/index.php/2014/05/09/synthetic-seed-benih-sintetik/
halaman utama website: http://eka-putri-a.blog.ugm.ac.id/
Jika ada waktu, Dimohon untuk Membuka Halaman Utama website yang telah saya salin artikelnya ya!
No comments:
Post a Comment