Dengan semakin
canggihnya teknologi pengobatan modern, sejumlah orang masih tak
mengesampingkan khasiat dari pengobatan tradisional, terutama dari
tumbuhan dan hewan.
Selain murah
meriah, pengobatan dengan hewan atau tumbuhan terbukti memiliki
efektivitas yang tinggi dan tak kalah jitunya dengan pengobatan modern.
Salah satu
pengobatan tradisional yang awet digunakan hingga saat ini adalah terapi
pengobatan dengan menggunakan hewan-hewan tertentu, terutama yang
tergolong sebagai hewan berbahaya.
Siapa mengira kelima hewan yang cukup ditakuti manusia ini ternyata dapat memberikan manfaat luar biasa.
1. Belatung
Pengidap diabetes
umumnya mengalami luka di tangan dan kakinya berupa bisul yang sulit
disembuhkan. Masalahnya luka itu bisa berkembang menjadi gangren dan
terkadang memaksa pasien untuk diamputasi.
Peneliti dari
University of Hawaii, Honolulu pun menemukan cara untuk menyembuhkan
luka akibat diabetes dengan menggunakan belatung.
Pertama, dokter
akan mengangkat jaringan yang terinfeksi atau mati dengan pisau bedah
atau enzim (debridement), lalu 50-100 belatung spesies Lucilia sericata
ditempelkan pada luka pasien dan dibiarkan selama dua hari. Prosedur ini
diulangi hingga rata-rata lima kali.
Belatung mengeluarkan suatu zat ke dalam luka yang mencairkan jaringan mati kemudian menelannya.
Paduan antara
luka-luka yang telah dibersihkan dan zat lainnya yang terkandung dalam
cairan belatung memungkinkan terbentuknya jaringan granulasi yaitu jenis
jaringan ikat yang terbentuk selama penyembuhan luka.
2. Tarantula
Protein yang ada pada bisa tarantula spesies Chilian rose berpotensi untuk mengatasi penyakit distrofi otot.
Pada penderita
penyakit ini, serabut ototnya mengalami kerusakan sehingga fungsi
ototnya terganggu dan melemah secara progresif namun secara spesifik,
protein dari tarantula ini akan membantu memperlambat proses pelemahan
sel-sel ototnya.
Manfaat bisa
tarantula ini ditemukan ilmuwan asal University of Buffalo, Frederick
Sachs, PhD. Meskipun pengobatan dengan bisa ini belum diujicobakan pada
manusia, protein ini telah berhasil membantu tikus yang mengalami
distrofi otot memperoleh kekuatannya kembali pada percobaan awal.
Setidaknya
berdasarkan percobaan yang dilakukan Sachs, protein ini bisa membantu
mengatasi kondisi distrofi otot pada manusia maka dapat memperpanjang
masa hidup anak-anak seperti JB hingga tahunan.
3. Lintah
Penyakit yang
paling banyak disembuhkan dengan terapi lintah ini adalah penyakit
jantung koroner, gagal jantung, kebocoran jantung, pembengkakan jantung
dan migrain.
Lintah yang biasa
dipergunakan untuk terapi adalah lintah jenis Medicinalis yang diambil
dari hutan daerah tertentu yang masih dianggap steril atau lintah
Medicinalis yang telah diternakkan.
Pada terapi ini
prosesnya adalah menempelkan 2 lintah di titik-titik yang menjadi pusat
penyakit selama setengah sampai satu jam, lalu lintah tersebut dilepas
dan pasien akan diberikan ramuan herbal untuk menunjang penyembuhan.
Pada saat lintah
ditempelkan maka lintah akan mengeluarkan lendir yang berguna untuk
meregenerasi saraf, mengeluarkan darah kotor dan menyembuhkan penyakit.
4. Laba-laba Phoneutria nigriventer
Awalnya peneliti
dari AS dan Brazil menemukan fakta bahwa pria yang penisnya tergigit
laba-laba asal Brazil (Phoneutria nigriventer) merasakan kesakitan yang
luar biasa tapi penisnya juga mengalami ereksi hingga beberapa jam.
Laba-laba paling
berbisa asal Brazil (Phoneutria nigriventer) ini sangat banyak ditemukan
di daerah Amerika Selatan dan Tengah dan laba-laba ini diketahui
sebagai laba-laba paling berbisa di kedua wilayah tersebut
Kemudian peneliti
mengambil racun yang dikeluarkan dari gigitan laba-laba, mengisolasinya
dan memurnikannya menjadi jenis racun Tx2-6 dan diinjeksikan pada tikus
yang menderita hipertensi serta erectile dysfunction (ED) dengan dosis
tertentu.
Peneliti kemudian
mengukur kadar racun Tx2-6 dalam penis tikus dan ternyata racun tersebut
dapat membuat jaringan penile yang ada di penis tikus berkontraksi dan
berelaksasi. Kandungan nitrit oksida yang berfungsi dalam proses ereksi
pun meningkat di bagian penis tersebut.
5. Lebah madu
Baru-baru ini tim
peneliti dari Perancis dan Yunani menemukan anestesi lokal yang
terkandung dalam tubuh lebah. Senyawa yang diberi nama 2-heptanone (2-H)
tersebut dapat digunakan sebagai obat bius lokal untuk hewan dan
manusia.
No comments:
Post a Comment