—
Pitohui terdiri atas enam spesies, yang semuanya berada dalam genus Pitohui, dan keluarga Pachycphalidae. Mereka merupakan burung endemik di Tanah Papua, baik di Provinsi Papua dan Papua Barat (Indonesia) maupun negeri tetangga, Papua Nugini Sebagian spesies juga ditemukan di Kepulauan Aru.
Berikut ini enam spesies burung pitohui :
- Variable pitohui (Pitohui kirhocephalus)
- Hooded pitohui (Pitohui dichrous)
- White-bellied pitohui (Pitohui incertus)
- Rusty pitohui (Pitohui ferrugineus)
- Crested pitohui (Pitohui cristatus)
- Black pitohui (Pitohui nigrescens)
Burung hooded pitohui memiliki warna-warna yang lebih cerah daripada spesies lainnya. Seperti binatang beracun lainnya, pitohui juga memancarkan bau busuk.
Burung ini juga sering menggunakan racunnya untuk m
enjaga telur-telur dari mangsa binatang predator, yaitu dengan cara menggesekan racun yang berada di tubuhnya pada telur-telurnya.
—
Racun yang terdapat pada permukaan kulit dan bulu-bulu burung ini termasuk kategori neurotoxin (racun yang menyerang jaringan otak) yang disebut homobatrachotoxin. Bahan kimia ini sebenarnya racun alami dan paling kuat yang pernah dikenal manusia.Hasil penelitian menunjukkan, tikus yang disuntik neurotoxin seketika itu juga langsung mati. Untuk sebagian besar burung yang menyentuh racun ini bisa menyebabkan mati rasa dan kesemutan, bersin, dan gejala minor lainnya. Efek serius seperti kelumpuhan dan kematian akan terjadi jika sering terjadi kontak dengan racun ini.
Suara kicauan burung pitohui
Meski mengandung racun, suara kicauan burung pitohui sangat menarik dan bervariasi. Berikut ini beberapa jenis suara mereka
Selain dari genus pitohui, beberapa spesies burung lainnya juga memiliki racun, yang disebut batrachotoxins (BTXs). Dua spesies yang dikenal memiliki racun BTXs adalah:
1. Little shrikethrush (Colluricincla megarhyncha)
Burung ini dikenal pula dengan nama rufous shrikethrush, yang termasuk dalam keluarga Colluricinclidae, dan ditemukan di Australia, Indonesia, dan Papua Nugini. Karakter dan sifat racunnya memiliki kesamaan dengan burung pitohui.
—
2. Blue-capped ifrit (Ifrita kowaldi)
Dikenal juga dengan nama blue-capped ifrita, yaitu burung pemakan serangga, dan merupakan burung endemik di Papua dan Papua Nugini. Racun yang sama juga ditemukan dalam kulit dan bulu dari burung ini.
—
Itulah beberapa keunikan dari
burung-burung endemik di negara kita. Sebagai kicaumania, patutlah
sekiranya kita ikut berperan dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan
alam agar burung-burung unik ini terhindar dari kepunahan dan
perdagangan gelap.
No comments:
Post a Comment