Situs Arkelogi Megalitikum Gunung Padang akan mulai digali dan dipugar. Ini adalah penelitian lanjutan setelah ditemukan dugaan di perut Gunung Padang tersimpan piramida tertua di dunia.
Hal itu dikatakan Peneliti Gunung Padang Ali Akbar di sela-sela peluncuran buku 'Situs Gunung Padang: Misteri dan Arkeologi' di Krida Bakti Jakarta, Selasa (28/1). Dia mengatakan penelitian situs megalitikum yang ada di Cianjur Jawa Barat itu baru 10 persen.
"Sekitar 10 perse, dalam arkeologi itu sudah cukup. Karena kan metodologi sampling. Jarang dibuka, kalau dibuka semua itu dipugar. Makanya saya merekomendasikan itu dipugar. Kalau kita datang ke sana kita tidak melihat kemegahan Gunung Padang. Kalau dibuka semua dirapihkan, itu baru akan kelihatan. Borobudur juga saat ditemukan itu tertimbun tanah. Barulah tahun 1814 digali dan selanjutnya dipugar," kata Akbar.
Sebelumnya penggalian situs ini sempat mendapatkan protes dari kalangan pemerhati lingkungan. Sebab penggalian diduga akan merusak lingkungan sekitar. Namun Akbar mengklaim, protes itu sudah tidak ada.
"Pemugaran itu dilakukan pemerintah. Kita rekomendasikan. Ini bukunya juga untuk pegangan pemerintah. Cuma pemerintah perlu mempertimbangkan masak-masak. Karena borobudur aja dipugar 10 tahun. Tapi dengan teknologi sekarang, (Pemugaran Gunung Padang) 5 tahun juga cukup," jelas dia.
Untuk memugarnya, tim peneliti Gunung Padang memerlukan banyak peneliti di berbagai bidang ilmu. Semisal saja peneliti dari astronomi yang akan mengkaji Gunung Padang dari citra satelit.
"Situs ini besar, kalau dibentang luas, nanti akan milih-milih mana saja yang akan dipugar," jelasnya.
No comments:
Post a Comment