Selada, salah satu jenis sayuran dalam menu makanan Mediterania,
sangat bermanfaat bagi kesehatan, utamanya karena kaya antioksidan,
namun tidak semua varietas tanaman itu memiliki efek antioksidan yang
sama.
Situs sciencedaily.com melansir, berdasarkan penelitian yang dipimpin Usue Pérez-López dari Departemen Tanaman Biologi dan Ekologi Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Sains UPV/EHU, warna daun dari tanaman tersebut menentukan kecepatan senyawanya bertindak.
artikel ini disalin lengkap dari: http://www.antaranews.com/berita/488025/warna-selada-tentukan-kecepatan-efek-antioksidan
halaman utama website: http://www.antaranews.com/
Jika ada waktu, Dimohon untuk Membuka Halaman Utama website yang telah saya salin artikelnya ya!
Situs sciencedaily.com melansir, berdasarkan penelitian yang dipimpin Usue Pérez-López dari Departemen Tanaman Biologi dan Ekologi Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Sains UPV/EHU, warna daun dari tanaman tersebut menentukan kecepatan senyawanya bertindak.
Jadi,
selada dengan daun berwarna hijau memiliki antioksidan yang bereaksi
lebih lambat sementara selada yang berdaun merah memiliki efek
antioksidan yang lebih cepat. Hasil dari kajian tersebut telah
diterbitkan dalam makalah "Komposisi fenolik dan sifat antioksidan
terkait dalam warna daun selada yang berbeda: sebuah kajian oleh
Electron Paramagnetic Resonance (EPR) Kinetics" yang baru-baru ini
diterbitkan oleh Jurnal Pertanian dan Kimia Pangan.
Antioksidan
adalah zat perlindungan jangka panjang yang menangkal reaksi berantai
proses radikal bebas, atau molekul yang bisa menyebabkan kerusakan sel
dan menimbulkan berbagai macam penyakit. Radikal bebas membahayakan
tubuh kita dengan cara penuaan, dan yang paling buruk adalah
penyakit-penyakit serius.
Selada kaya
antioksidan, karena mengandung senyawa seperti asam fenolik, flavonoid,
anthocyanins, serta vitamin A dan C, dan lain sebagainya.
Tiga varietas
Untuk
melakukan kajian, yang dimulai pada 2011, para peneliti dari UPV/EHU
dan Universitas Pisa (Italia) menganalisa tiga varietas selada: selada
berdaun hijau "Batavia", selada semi-merah "Marvel of Four Seasons", dan
selada berdaun merah "Oak Leaf".
Dengan
menggunakan teknik Resonansi Elektron Paramagnetis, mereka mampu
mengamati perilaku kinetis senyawa dari masing-masing varietas. Dan
hasilnya menunjukkan selada berdaun hijau mengandung senyawa antioksidan
yang larut dalam air, yang bertindak pada kecepatan lambat dan
menengah, daun berwarna merah memiliki senyawa kinetis menengah dan
cepat, sedangkan selada berdaun semi merah memiliki tiga macam senyawa
dengan kecepatan cepat, menengah dan lambat.
Seperti
yang ditekankan Dr Pérez-López, "Fakta bahwa senyawa bertindak dengan
kecepatan yang berbeda, bukan berarti selada warna tertentu lebih baik
atau lebih buruk dari pada yang lain. jika kita mengkonsumsi makanan
yang dapat memicu aktivitas radikal bebas, akan ada senyawa yang
bertindak mengeliminasi mereka lebih cepat.
Namun, pada saat yang sama penting bagi tubuh kita untuk mendapat asupan makanan dengan antioksidan yang memiliki kinetis lambat sehingga nantinya bisa beraksi lebih lama. Itulah sebabnya mengapa orang mengatakan lebih baik mencampur selada dengan berbagai warna karena karakteristiknya yang berbeda dan saling melengkapi."
Namun, pada saat yang sama penting bagi tubuh kita untuk mendapat asupan makanan dengan antioksidan yang memiliki kinetis lambat sehingga nantinya bisa beraksi lebih lama. Itulah sebabnya mengapa orang mengatakan lebih baik mencampur selada dengan berbagai warna karena karakteristiknya yang berbeda dan saling melengkapi."
Setelah
menentukan kinetis dari antioksidan, penelitian saat ini melanjutkan
dengan tujuan menyempurnakan "nutraceutical" dari ketiga varietas selada
tersebut. Grup peneliti tersebut saat ini sedang mencoba meningkatkan
efek senyawa spesifik dalam tiap varietas dengan memaparkan tanaman pada
tekanan pendek. Senyawa tersebut menunjukkan fungsi pertahanan pada
tanaman.
Jadi jika kondisi tidak normal diaplikasikan pada tanaman (seperti menyiraminya dengan air garam atau memaparkannya pada intensitas pencahayaan tertentu atau pemaparan terhadap Karbon Dioksida tinggi), pertahanan tersebut akan meningkat dan sebagai hasilnya kualitas antioksidan tanaman akan meningkat.
Jadi jika kondisi tidak normal diaplikasikan pada tanaman (seperti menyiraminya dengan air garam atau memaparkannya pada intensitas pencahayaan tertentu atau pemaparan terhadap Karbon Dioksida tinggi), pertahanan tersebut akan meningkat dan sebagai hasilnya kualitas antioksidan tanaman akan meningkat.
"Yang
penting dalam proses ini adalah tidak kehilangan produktivitas, dan itu
sebabnya mengapa kita mengaplikasikan intensitas stres pendek. Tingkat
stres yang berlebihan, pertumbuhan tanaman bisa terganggu, dan kita
tidak tertarik dengan mencapai kualitas bagus tapi risikonya mengurangi
ukuran tanaman. Tujuannya adalah menjaga produksi dan mencapai kualitas
yang bagus dalam produksi ini," kata Dr Usue Pérez-López.
artikel ini disalin lengkap dari: http://www.antaranews.com/berita/488025/warna-selada-tentukan-kecepatan-efek-antioksidan
halaman utama website: http://www.antaranews.com/
Jika ada waktu, Dimohon untuk Membuka Halaman Utama website yang telah saya salin artikelnya ya!
No comments:
Post a Comment