Dalam fisika, fusi nuklir (reaksi termonuklir)
adalah sebuah proses saat dua inti atom bergabung, membentuk inti atom
yang lebih besar dan melepaskan energi. Fusi nuklir adalah sumber energi
yang menyebabkan bintang bersinar, dan Bom Hidrogen meledak. Senjata
nuklir adalah senjata yang menggunakan prinsip reaksi fisi nuklir dan
fusi nuklir.
Proses ini membutuhkan energi yang besar untuk menggabungkan inti
nuklir, bahkan elemen yang paling ringan, hidrogen. Tetapi fusi inti
atom yang ringan, yang membentuk inti atom yang lebih berat dan neutron
bebas, akan menghasilkan energi yang lebih besar lagi dari energi yang
dibutuhkan untuk menggabungkan mereka — sebuah reaksi eksotermik yang
dapat menciptakan reaksi yang terjadi sendirinya.
Dikenal
dua reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi dan reaksi fisi. Reaksi fusi
adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom baru dan
menghasilkan energi, juga dikenal sebagai reaksi yang bersih. Reaksi
fisi adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom
lainnya, dan menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih
kecil, serta radiasi elektromagnetik. Reaksi fusi juga menghasilkan
radiasi sinar alfa, beta dan gamma yang sangat berbahaya bagi manusia. Contoh
reaksi fusi nuklir adalah reaksi yang terjadi di hampir semua inti
bintang di alam semesta. Senjata bom hidrogen juga memanfaatkan prinsip
reaksi fusi tak terkendali. Contoh reaksi fisi adalah ledakan senjata
nuklir dan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Unsur
yang sering digunakan dalam reaksi fisi nuklir adalah Plutonium dan
Uranium (terutama Plutonium-239, Uranium-235), sedangkan dalam reaksi
fusi nuklir adalah Lithium dan Hidrogen (terutama Lithium-6, Deuterium,
Tritium).
Reaksi Fisi
Sesaat
sebelum perang dunia kedua beberapa kelompok ilmuwan mempelajari hasil
reaksi yang diperoleh jika uranium ditembak dengan neutron. Otto
Hahn dan Strassman, berhasil mengisolasi suatu senyawa unsure golongan
IIA, yang diperoleh dari penembakan uranium dengan neutron. Mereka menemukan jika uranium ditembak dengan neutron akan menghasilkan beberapa unsure menengah yang bersifat radioaktif. Reaksi ini disebut reaksi fisi atau reaksi pembelahan inti.
Dari reaksi pembelahan inti dapat dilihat bahwa setiap pembelahan inti oleh satu netron menghasilkan dua sampai empat netron. Setelah
satu atom uranium-235 mengalami pembelahan, netron hasil pembelahan
dapat digunakan untuk pembelahan atom uranium-235 yang lain dan
seterusnya sehingga dapat menghasilkan reaksi rantai. Hal ini terjadi dalam bom atom. Agar
pembelahan inti dapat menghasilkan reaksi rantai, bahan pembelahan ini
harus cukup besar sehingga neutron yang dihasilkan dapat tertahan dalam
cuplikan itu. Jika cuplikan terlampau kecil, netron akan keluar sehingga tidak terjadi reaksi rantai.
Pembelahan inti selalu menghasilkan energy kira-kira 200 MeV pada setiap pembelahan inti. Energy
yang dihasilkan pada pembelahan 235 gr uranium-235 ekivalen dengan
energy yang dihasilkan pada pembakaran 500 ton batubara.
Pembelahan
inti seperti inilah yang menyebabkan bencana di Hiroshima dan Nagasaki,
dan merenggut nyawa puluhan ribu orang. Sejak momen pertama bom atom
dijatuhkan di Hiroshima oleh Amerika Serikat dalam Perang Dunia II,
tahun 1945, dan setelahnya, diperkirakan 100.000 orang mati. Satu bom
lagi yang dijatuhkan Amerika di Nagasaki tiga hari setelah bencana di
Hiroshima menyebabkan kematian 40.000 orang tepat pada saat peledakan.
Kekuatan yang dilepaskan inti di samping menyebabkan kematian banyak
orang, juga menghancurkan area pemukiman yang luas, dan radiasinya
menimbulkan banyak penyimpangan genetik yang tidak bisa diperbaiki dan
masalah psikologis di pemukiman yang tersisa, yang kelak akan
mempengaruhi generasi berikutnya.
Reaksi Fusi
Fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses di mana dua inti atom bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi. Fusi kebalikan dari fisi, adalah
penyatuan dua inti ringan menjadi inti yang lebih berat dan menggunakan
energi pengikat yang dilepaskan. Namun, untuk mencapai hal ini secara
terkendali sangat tidak mudah. Ini karena inti bermuatan listrik positif
dan bertolakan satu sama lain dengan kuat jika dipaksa bersatu. Karena
itu, sebuah gaya yang cukup kuat diperlukan untuk mengatasi gaya
repulsif di antara mereka agar fusi terjadi. Energi kinetik yang dibutuhkan ini setara dengan temperatur sekitar 20-30 juta 0C. Temperatur
ini luar biasa tinggi sehingga tidak ada satu pun benda padat untuk
menampung partikel-partikel yang akan terlibat dalam reaksi fusi ini
tahan terhadapnya. Jadi, tidak ada satu mekanisme pun di dunia yang dapat merealisasikan fusi kecuali panas dari bom atom.
Proses
ini membutuhkan energi yang besar untuk menggabungkan inti nuklir,
bahkan elemen yang paling ringan, hidrogen. Tetapi fusi inti atom yang
ringan, yang membentuk inti atom yang lebih berat dan neutron bebas,
akan menghasilkan energi yang lebih besar lagi dari energi yang
dibutuhkan untuk menggabungkan mereka -- sebuah reaksi eksotermik yang
dapat menciptakan reaksi yang terjadi sendirinya.
Reaksi
fusi terjadi di matahari sepanjang waktu. Panas dan sinar yang datang
dari matahari adalah hasil fusi antara hidrogen dan helium, dan energi
dilepaskan sebagai ganti materi yang hilang selama perubahan ini. Setiap
detik, matahari mengubah 564 juta ton hidrogen menjadi 560 juta ton
helium. 4 juta ton sisa materi diubah menjadi energi. Kejadian luar
biasa ini menghasilkan tenaga matahari yang sangat vital bagi kehidupan
di planet kita, dan telah berjalan selama jutaan tahun tanpa jeda. Dalam
benak kita mungkin akan timbul pertanyaan seperti ini: Jika setiap
detik matahari kehilangan materinya sebanyak 4 juta ton, kapan matahari
akan habis?
Energi yang dilepas di banyak reaksi nuklir lebih besar dari reaksi kimia, karena energi pengikat yang mengelem kedua inti atom jauh lebih besar dari energi yang menahan elektron ke inti atom. Contoh, energi ionisasi yang diperoleh dari penambahan elektron ke hidrogen adalah 13.6 elektronvolt -- lebih kecil satu per sejuta dari 17 MeV yang dilepas oleh reaksi D-T seperti gambar di bawah.
Beberapa contoh reaksi fusi nuklir yang dapat dilangsungkan di permukaan Bumi adalah sebagai berikut:
(1)D+T→4He(3.5 MeV)+n(14.1 MeV)
| |||
(2i)D+D→T(1.01 MeV)+p(3.02 MeV) 50%
| |||
(2ii) →3He(0.82 MeV)+n(2.45 MeV) 50%
| |||
(3)D+3He→4He(3.6 MeV)+p(14.7 MeV)
| |||
(4)T+T→4He+2 n+ 11.3 MeV
| |||
(5)3He+3He→4He+2 p+ 12.9 MeV
| |||
(6i)3He+T→4He+p+n+ 12.1 MeV 51%
| |||
(6ii) →4He(4.8 MeV)+D(9.5 MeV) 43%
| |||
(6iii) →4He(0.5 MeV)+n(1.9 MeV)+p(11.9 MeV) 6%
| |||
(7)D+6Li→2 4He+ 22.4 MeV
| |||
(8)p+6Li→4He(1.7 MeV)+3He(2.3 MeV)
| |||
(9)3He+6Li→2 4He +p+ 16.9 MeV
| |||
(10)p+11B→3 4He+ 8.7 MeV
| |||
(11)p+7Li→2 4He+ 17.3 MeV
|
p (protium), D (deuterium), dan T (tritium) adalah sebutan untuk isotop-isotop hidrogen.
Sebagai
tambahan/ pendukung kepada reaksi fusi utama (yang diinginkan),
beberapa reaksi fusi berikut yang mana diikutsertakan/ disebabkan oleh
neutron dan deuterium adalah penting. Dimana reaksi ini menghasilkan tritium dan lebih banyak neutron, dalam bomb nuklir dan reaktor nuklir.
artikel ini disalin lengkap dari: http://kitapelangi.blogspot.com/2013/03/reaksi-fisi-reaksi-fusi-nuklir.html
halaman utama website: http://kitapelangi.blogspot.com/
Jika ada waktu, Dimohon untuk Membuka Halaman Utama website yang telah saya salin artikelnya ya!
No comments:
Post a Comment