Pohon ulin atau belian (Eusideroxylon zwageri)
adalah salah satu pohon berkayu yang tumbuh secara alami di hutan
tropis di Sumatera dan Kalimantan. Ulin umumnya tumbuh pada ketinggian 5
– 400 m di atas permukaan laut dengan medan datar sampai miring, tumbuh
terpencar atau mengelompok dalam hutan campuran.
Pohon ulin memiliki ciri yang khas, yaitu sifat fisik kayunya yang keras dan juga tahan terhadap perubahan suhu, kelembaban, dan pengaruh air laut, sehingga sering disebut juga dengan nama kayu besi.
Dalam penelitian kelas keawetan 200 jenis
kayu Indonesia terhadap penggerek di laut yang dilakukan oleh Mohammad
Muslich & Ginuk Sumarni, kelas keawetan kayu ulin ini termasuk kelas
awet I dengan berat jenis 1,04, lebih tinggi daripada kayu jati yang
tergolong kelas awet II dengan berat jenis 0,65.
Oleh
karena keawetannya tersebut, jenis kayu ini sering digunakan untuk
bahan bangunan, seperti konstruksi rumah, jembatan, tiang listrik, dan
perkapalan.
Dalam pembuatan rumah khususnya di
Kalimantan, masyarakat memanfaatkan kayu ulin sebagai bagian utama dari
tiang, lantai rumah, dinding, patok-patok tanah dan atap sirap.
Sifat fisik pohon ulin yang keras tersebut ternyata tidak hanya pada bagian kayunya, namun juga bijinya.
Proses perkecambahan biji ulin membutuhkan waktu cukup lama, yaitu sekitar 6 – 12 bulan.
Pada saat ini, penggunaan kayu ulin yang
semakin meningkat ditambah lagi dengan pembudidayaannya yang cukup lama
dan persentase keberhasilan relatif rendah, menyebabkan jenis ini
dimasukkan kategori jenis langka (vulnerable) dalam IUCN Red List of Threatened Species.
No comments:
Post a Comment