Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan
ekstraksi biji tanaman kopi. Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab qahwah
yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai
makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan
menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda. Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini.
Secara umum, terdapat dua jenis biji kopi, yaitu arabika (kualitas terbaik) dan robusta. Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya. Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler).
Kopi terkenal akan kandungan kafeinnya yang tinggi. Kafein sendiri merupakan senyawa hasil metabolisme sekunder golongan alkaloid dari tanaman kopi dan memiliki rasa yang pahit. Berbagai efek kesehatan dari kopi pada umumnya terkait dengan aktivitas kafein di dalam tubuh. Peranan utama kafein ini di dalam tubuh adalah meningkatan kerja psikomotor sehingga tubuh tetap terjaga dan memberikan efek fisiologis berupa peningkatan energi. Efeknya ini biasanya baru akan terlihat beberapa jam kemudian setelah mengonsumsi kopi. Kafein tidak hanya dapat ditemukan pada tanaman kopi, tetapi juga terdapat pada daun teh dan biji cokelat.
Bermula di Afrika
Era penemuan biji kopi dimulai sekitar tahun 800 SM. Pada saat itu, banyak orang di Benua Afrika, terutama bangsa Etiopia, yang mengonsumsi biji kopi yang dicampurkan dengan lemak hewan dan anggur untuk memenuhi kebutuhan protein dan energi tubuh. Penemuan kopi sendiri terjadi secara tidak sengaja ketika penggembala bernama Khalid mengamati kawanan kambing gembalaannya yang tetap terjaga bahkan setelah matahari terbenam setelah memakan sejenis beri-berian. Ia pun mencoba memasak dan memakannya. Kebiasaan ini kemudian terus berkembang dan menyebar ke berbagai negara di Afrika, namun metode penyajiannya masih menggunkan metode konvensional. Barulah beberapa ratus tahun kemudian biji kopi ini dibawa melewati Laut Merah dan tiba di Arab dengan metode penyajian yang lebih maju.
Bangsa Arab yang memiliki peradaban yang lebih maju daripada bangsa Afrika saat itu, tidak hanya memasak biji kopi, tetapi juga direbus untuk diambil sarinya. Pada abad ke-13, umat Muslim banyak mengonsumsi minuman kopi ini untuk tetap terjaga saat ibadah malam. Kepopuleran kopi pun turut meningkat seiring dengan penyebaran agama Islam pada saat itu hingga mencapai daerah Afrika Utara, Mediterania, dan India.
Biji kopi dibawa masuk pertama kali ke Eropa secara resmi pada tahun 1615 oleh seorang saudagar Venesia. Ia mendapatkan pasokan biji kopi dari orang Turki, namun jumlah ini tidaklah mencukupi kebutuhan pasar. Oleh kerena itu, bangsa Eropa mulai membudidayakannya. Bangsa Belanda adalah salah satu negara Eropa pertama yang berhasil membudidayakannya pada tahun 1616. Kemudian pada tahun 1690, biji kopi dibawa ke Pulau Jawa untuk dikultivasi secara besar-besaran. Pada saat itu, Indonesia masih merupakan negara jajahan Kolonial Belanda.
Kopi Luwak adalah seduhan kopi menggunakan biji kopi yang diambil dari sisa kotoran luwak/musang kelapa. Biji kopi ini diyakini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran pencernaan luwak. Kemasyhuran kopi ini di kawasan Asia Tenggara telah lama diketahui, namun baru menjadi terkenal luas di peminat kopi gourmet setelah publikasi pada tahun 1980-an. Biji kopi luwak adalah yang termahal di dunia, mencapai USD100 per 450 gram.
Asal mula Kopi Luwak terkait erat dengan sejarah pembudidayaan tanaman
kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-18, Belanda membuka perkebunan
tanaman komersial di koloninya di Hindia Belanda terutama di pulau Jawa
dan Sumatera. Salah satunya adalah bibit kopi arabika yang didatangkan
dari Yaman. Pada era "Tanam Paksa" atau Cultuurstelsel (1830—1870),
Belanda melarang pekerja perkebunan pribumi memetik buah kopi, bahkan
buah kopi yang jatuh, untuk konsumsi pribadi, akan tetapi penduduk lokal
ingin mencoba minuman kopi yang terkenal itu. Kemudian pekerja
perkebunan akhirnya menemukan bahwa ada sejenis musang yang gemar
memakan buah kopi, tetapi hanya daging buahnya yang tercerna, kulit ari
dan biji kopinya masih utuh dan tidak tercerna. Karena biji kopi ini
dipungut dari kotoran luwak, maka masarakat pribumi berani mengambil
biji kopi ini tanpa takut dihukum belanda karena pencuri sebenarnya
adalah luwak.
Biji kopi dalam kotoran luwak ini kemudian dipunguti, dicuci, disangrai,
ditumbuk, kemudian diseduh dengan air panas, maka terciptalah kopi
luwak yang kenikmatannya melebihi kopi-kopi yang diminum oleh para
meneer belanda. Pada awalnya orang-orang belanda hanya mengetahui orang
indonesia minum kopi dari kotoran luwak, merekapun menertawakannya dan
menjadikannya olok-olok. Namun lambat laun kabar mengenai kenikmatan
kopi aromatik ini akhirnya tercium oleh warga Belanda pemilik
perkebunan, maka kemudian mereka ikut mencoba kopi ini dan bahkan
kemudian menjadi kegemaran orang-orang kaya Belanda. Karena
kelangkaannya serta proses pembuatannya yang tidak lazim, kopi luwak pun
adalah kopi yang termahal sejak zaman kolonial.
Luwak, atau lengkapnya musang luwak, senang sekali mencari buah-buahan
yang cukup baik dan masak termasuk buah kopi sebagai makanannya. Dengan
indera penciumannya yang peka, luwak akan memilih buah kopi yang
betul-betul matang optimal sebagai makanannya, dan setelahnya, biji kopi
yang masih dilindungi kulit keras dan tidak tercerna akan keluar
bersama kotoran luwak. Hal ini terjadi karena luwak memiliki sistem
pencernaan yang sederhana, sehingga makanan yang keras seperti biji kopi
tidak tercerna. Biji kopi luwak seperti ini, pada masa lalu hingga kini
sering diburu para petani kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi
terbaik dan telah difermentasikan secara alami di dalam sistem
pencernaan luwak. Aroma dan rasa kopi luwak memang terasa spesial dan
sempurna di kalangan para penggemar dan penikmat kopi di seluruh dunia.
sumber: http://versesofuniverse.blogspot.com/2012/10/kopi-luwak-kopi-temuan-bangsa-indonesia.html
Secara umum, terdapat dua jenis biji kopi, yaitu arabika (kualitas terbaik) dan robusta. Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya. Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler).
kafein |
Kopi terkenal akan kandungan kafeinnya yang tinggi. Kafein sendiri merupakan senyawa hasil metabolisme sekunder golongan alkaloid dari tanaman kopi dan memiliki rasa yang pahit. Berbagai efek kesehatan dari kopi pada umumnya terkait dengan aktivitas kafein di dalam tubuh. Peranan utama kafein ini di dalam tubuh adalah meningkatan kerja psikomotor sehingga tubuh tetap terjaga dan memberikan efek fisiologis berupa peningkatan energi. Efeknya ini biasanya baru akan terlihat beberapa jam kemudian setelah mengonsumsi kopi. Kafein tidak hanya dapat ditemukan pada tanaman kopi, tetapi juga terdapat pada daun teh dan biji cokelat.
Bermula di Afrika
Era penemuan biji kopi dimulai sekitar tahun 800 SM. Pada saat itu, banyak orang di Benua Afrika, terutama bangsa Etiopia, yang mengonsumsi biji kopi yang dicampurkan dengan lemak hewan dan anggur untuk memenuhi kebutuhan protein dan energi tubuh. Penemuan kopi sendiri terjadi secara tidak sengaja ketika penggembala bernama Khalid mengamati kawanan kambing gembalaannya yang tetap terjaga bahkan setelah matahari terbenam setelah memakan sejenis beri-berian. Ia pun mencoba memasak dan memakannya. Kebiasaan ini kemudian terus berkembang dan menyebar ke berbagai negara di Afrika, namun metode penyajiannya masih menggunkan metode konvensional. Barulah beberapa ratus tahun kemudian biji kopi ini dibawa melewati Laut Merah dan tiba di Arab dengan metode penyajian yang lebih maju.
Kopi di Arab
Bangsa Arab yang memiliki peradaban yang lebih maju daripada bangsa Afrika saat itu, tidak hanya memasak biji kopi, tetapi juga direbus untuk diambil sarinya. Pada abad ke-13, umat Muslim banyak mengonsumsi minuman kopi ini untuk tetap terjaga saat ibadah malam. Kepopuleran kopi pun turut meningkat seiring dengan penyebaran agama Islam pada saat itu hingga mencapai daerah Afrika Utara, Mediterania, dan India.
Kopi mencapai pasar Eropa
Biji kopi dibawa masuk pertama kali ke Eropa secara resmi pada tahun 1615 oleh seorang saudagar Venesia. Ia mendapatkan pasokan biji kopi dari orang Turki, namun jumlah ini tidaklah mencukupi kebutuhan pasar. Oleh kerena itu, bangsa Eropa mulai membudidayakannya. Bangsa Belanda adalah salah satu negara Eropa pertama yang berhasil membudidayakannya pada tahun 1616. Kemudian pada tahun 1690, biji kopi dibawa ke Pulau Jawa untuk dikultivasi secara besar-besaran. Pada saat itu, Indonesia masih merupakan negara jajahan Kolonial Belanda.
Tanaman kopi di tepi danau Toba, Sumatera |
Kopi Luwak - Temuan orang Indonesia
Kopi Luwak adalah seduhan kopi menggunakan biji kopi yang diambil dari sisa kotoran luwak/musang kelapa. Biji kopi ini diyakini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran pencernaan luwak. Kemasyhuran kopi ini di kawasan Asia Tenggara telah lama diketahui, namun baru menjadi terkenal luas di peminat kopi gourmet setelah publikasi pada tahun 1980-an. Biji kopi luwak adalah yang termahal di dunia, mencapai USD100 per 450 gram.
Sejarah
Luwak di pohon kopi |
biji kopi dari kotoran luwak |
Luwak memakan kopi |
sumber: http://versesofuniverse.blogspot.com/2012/10/kopi-luwak-kopi-temuan-bangsa-indonesia.html
No comments:
Post a Comment