Bintang -bintang yang pertamakali
muncul di seluruh alam semesta ini sudah lama mati. Akan tetapi, cahaya
mereka masih bersinar sehingga masih tetap memberi petunjuk pada kita
seperti apa rupa jagat raya saat ia baru lahir.
Sekelompok
astrofisikawan yang dikepalai Harvey Moseley, astrofisikawan dari
Goddard Space Flight Center, NASA, yakin bahwa mereka telah mendeteksi
cahaya lemah datang dari bintang-bintang yang lahir di awal dimulainya
waktu.
“Alasan
cahaya tersebut sangat lemah karena ia datang dari jarak yang sangat
jauh, mereka berada di ujung terjauh alam semesta,” ucap Mosley, seperti
diberitakan Science Daily.
Mosley
menyebutkan, setelah big bang, dentuman maha dahsyat yang diperkirakan
menjadi pertanda dimulainya waktu, alam semesta tetap gelap selama 200
juta tahun.
“Kini,
dari gambar-gambar yang kami dapatkan, kami dapat melihat cahaya yang
datang dari obyek berjarak 13 miliar tahun cahaya dari Bumi,” ucapnya.
“Kami melihat apa yang disebut orang sebagai cahaya pertama di alam semesta yang terbentuk setelah big bang.”
Menggunakan
gambar-gambar yang diambil oleh Spitzer Space Telescope, astronom
pertama-tama menghapus cahaya yang datang dari bintang-bintang atau
galaksi lain yang lebih dekat. Setelah bersih, sinar-sinar yang tersisa
di latar belakangan diyakini merupakan sinar yang pertama kali muncul.
“Saat
masih muda, alam semesta sangat panas, kemungkinan ia penuh dengan
objek-objek yang memancarkan cahaya secara lebih intens dibandingkan
obyek-obyek luar angkasa saat ini,” kata Alexander Kashlinsky,
astrofisikawan NASA lainnya.
Menurut
peneliti, obyek yang memancarkan cahaya tersebut bisa jadi merupakan
sebuah bintang berukuran ratusan kali lipat lebih besar dibanding
Matahari, atau sebuah black holeyang sangat raksasa.
“Apapun
obyek itu, gambar-gambar yang didapat membawa kita selangkah lebih
dekat untuk memahami bagaimana alam semesta lahir,” kata Kashlinsky
No comments:
Post a Comment