Safir Laut adalah makhluk kecil yang indah. Meskipun copepoda ini duduk
di bagian bawah rantai makanan laut, makhluk yang panjangnya hanya
sekitar satu milimeter ini dapat melakukan sedikit "trik": kadang
praktis tak terlihat, namun berikutnya bersinar dengan warna yang
cemerlang. Spesies yang berbeda dari Sapphirina copepoda bersinar dengan
warna biru atau emas, dan telah terlihat di perairan Amerika Serikat,
Afrika dan beberapa tempat lain.
Rebecca Helm menggambarkan pertama kalinya dia melihat makhluk yang aneh
dan belum banyak dipahami ini saat penangkapan plankton lepas pantai
Durban, Afrika Selatan.
"Saat saya melihat salah satu buli-buli, perahu sedang bergoyang ke atas
dan ke bawah, saya melihat kilatan biru terang. Itu berlangsung sesaat
dan kemudian hilang. Lalu saya melihat yang lain di tempat yang berbeda.
Itu adalah warna yang luar biasa biru . Saya pikir mungkin saya telah
terlalu lama di bawah sinar matahari sehingga melihat hal-hal yang
sebenarnya tidak ada. Tapi saat saya kembali ke laboratorium saya sadari
bahwa apa yang saya lihat adalah keindahan sejati yang dimiliki mahluk
kecil ini. "
Safir laut jantan lah yang dapat melakukan trik kecil ini, dan Helm
berspekulasi itu mungkin ritual kawin. Tapi bagaimana mereka bisa
menyala?
Rahasia safir laut dapat bersinar adalah lapisan kristal mikroskopis di
dalam sel mereka. Dalam kasus safir laut biru, lapisan kristal ini
terpisah satu sama lain oleh jarak yang sangat kecil, sekitar 0,0004
milimeter; ini adalah sekitar jarak yang sama dengan panjang gelombang
cahaya biru. Ketika cahaya mengenai lapisan kristal ini, maka cahaya
biru akan dipantulkan dengan sempurna. Tapi untuk warna lain dari
cahaya, perbedaan-perbedaan kecil dalam jarak ini membuat mereka
berinterferensi, saling membatalkan satu sama lain, menyebabkan warna
lain tak terpantulkan. Jadi saat cahaya putih yang terdiri dari semua
warna mengenainya, hanya cahaya biru yang dipantulkan kembali. Jenis
warna ini dikenal sebagai warna struktural, dan meskipun menyerupai batu
mulia dalam rona, warna safir laut lebih memiliki banyak kesamaan
dengan kemilau minyak daripada batu mulia berpigmen.
Kombinasi trik yang indah ini dengan tubuh safir laut yang transparan,
menyebabkan hewan ini di satu saat bersinar seperti bintang dalam laut
dan di saat lain sama sekali tak terlihat oleh mata telanjang.
Naturalis dan ilmuwan telah mengagumi safir laut selama bertahun-tahun.
Nelayan Jepang telah lama menyebut fenomena safir laut sebagai
"tamamizu", atau permata air. Pada tahun 1924, penjelajah dan penulis
William Beebe juga telah menjelaskan tentang makhluk ajaib ini dalam
laporannya tentang Kepulauan Galapagos, "Galapagos, World's End."
"Keesokan paginya saat melihat ke lautan, saya tercengang melihat
sejumlah cahaya kecil bulat bependar biru di dalam air dan melayang
perlahan", tulis Beebe. "Dengan berperahu saya berusaha menangkap
mereka. Namun sungguh mengejutkan karena cahaya tersebut lenyap setelah
saya tangkap. Saya tak melihat apa-apa dalam buli-buli saya, tetapi
setelah dipindahkan dengan hati-hati ke dalam akuarium kecil, dan
setelah semuanya cukup tenang, cahaya biru itu muncul kembali. Itu
adalah Sapphirina copepoda ... bulatan yang melayang indah dengan
nuansa biru yang paling mengagumkan." Beebe bahkan tahu bahwa hanya
pejantan lah yang dapat berwarna-warni
No comments:
Post a Comment