Krustasea atau ‘hewan berkulit keras’, adalah hewan seperti kepiting, lobster (udang karang), udang galah, udang windu, k rill dan teritip,
 memiliki penutup tubuh luar yang keras dan beberapa pasang kaki 
bersendi. Mereka terdiri atas lebih dari 40.00 spesies, dan sebagian 
besar hidup di laut. Mereka dapat disamakan dengan kelompok serangga di 
darat – mereka berkerumus di samudra dalam jumlah milyaran, dan 
merupakan makana penting bagi makhluk laut lebih besar lainnya, seperti 
penguin, anjing laut, lumba-lumba, dan paus. Hanya sedikit krustasea 
yang hidup di air tawar, seperti kutu air dan lobster. Bahkan ada 
beberapa krustasea yang dapat hidup di darat, antara lain kutu loncat 
pasir di pantai dan kutu kayu (sowbug) yang hidup di bawah kulit pohon 
busuk.  
 
Fakta Hewan Bercangkang dan Bercapit
Krustasea terbesar adalah kepiting laba-laba raksasa Samudra Pasifik
 bagian barat laut, dengan tubuh sebesar bola kaki dan panjang sapit 
mencapai 1,5 meter.
Beberapa kawanan krill panjangnya dapat mencapai lebih dari 100 km dan berjumlah 10 trilyun ekor. 
Udang air asin dapat menetas dari telur yang telah dibasahi setelah dikeringkan dan disimpan selama lebih lebih 1.000 tahun. 
Fakta Tentang Hewan 
Teritip angsa adalah krustasea dengan batang membengkok yang 
menempel pada kayu pelampung, kantung tubuh seperti cangkang berwarna 
pucat, dan kaki menjuntai keluar untuk mengumpulkan makanan.
Lobster berwarna hijau tua atau biru ketika masih hidup – warnanya berubah merah ketika dimasak. 
Kepiting laba-laba raksasa Jepang, dapat mencapai ukuran 3 meter diukur dari rentangan kedua ujung capitnya. 
Kaki dan Capit
Lobster tua mungkin masih dapat tumbuh meskipun telah berusia 
lebih dari 50 tahun. Hewan tangguh ini termasuk kelompok hewan dekapoda 
atau krustasea ‘berkaki sepuluh’. Delapan kakinya digunakan untuk 
berjalan, dan dua kaki lainnya adalah capit yang digunakan untuk mencari
 makan dan mempertahankan diri. Mereka bernapas di dalam air dengan 
menggunakan insang yang terletak di sepanjang tubuhnya atau di bawah 
kulit luarnya yang keras.
Udang barong berkumpul di daerah dasar laut pada musim semi sebelum 
‘bebaris’ untuk bermigrasi, dengan saling berpegangan pada ekor yang 
lain menuju laut yang lebih dalam untuk berkembang biak. 
Udang
Semua krustasea menetas dari telur dan hidup di laut sebagai 
larva muda. Mereka menjadi plankton yang dimakan oleh hewan laut yang 
lebih besar. Udang melewati berbagai tingkatan larva dengan bentuk tubuh
 yang berbeda sebelum berubah menjadi dewasa. Larva udang biasanya 
menetas setelah badai besar jika telurnya mampu bertahan di musim 
kering.
Udang sembah menggunakan capitnya untuk menghancurkan cangkang kerang sehingga pecah dan terbuka.
Copepoda
Copepoda adalah krustasea dengan jumlah terbesar di antara 
semua hewan. Setiap copepoda memiliki sebuah pelindung tubuh-seperti 
perisai dan kaki dengan jari berselaput yang digunakan untuk berenang 
dan mengumpulkan makanan. Di laut, copepoda mencari makan dan berkembang
 biak di air yang bening di dekat permukaan. Kelompok besar atau kawanan
 copepoda memakan tanaman-tanaman dan hewan-hewan mikroskopis. Selain 
krill, copepoda adalah makanan utama bagi ikan dan hewan laut lainnya.
Sebagian besar copepoda hampir terlalu kecil untuk dapat dilihat dan
 mereka dimangsa oleh anak ikan dan hewan laut kecil lainnya. 
Mencari Makan 
Sebagian besar kepiting adalah pemakan bangkai, memakan sisa 
apa pun yang dapat dimakan. Di beberapa pantai tropis ada ribuan 
kepiting porselin. Mereka mencari makan dengan mengeruk gumpalan lumpur 
dengan capitnya dan menyaring partikel-partikel makanan dengan 
rambut-seperti bulu di bagian mulutnya. Di pantai, kepiting porselin 
bersembunyi di bawah batu, menunggu mangsa.
Di dalam air kepiting porselin sering terperangkap dalam tentakel anemone laut. 
Krustasea yang Lebih Kecil 
Kutu air atau kutu kolam, daphnia, adalah krustasea yang diberi
 nama karena kesamaannya dengan seekor serangga. Kutu air mempunyai dua 
antena (perasa), yang memiliki banyak cabang seperti pohon kecil. Mereka
 adalah penghuni kolam dan sungai. Karena kolam sering mengering, kutu 
air telah mengembangkan telur yang anti kekeringan. Jika mereka bertelur
 dan kolam mengering, telur mereka tidak akan menetas sebelum kolam 
terisi air kembali. Krustasea kecil lain, kutu ikan, adalah parasit 
penghisap darah seperti kuku pada umumnya (kutu pada umumnya adalah 
serangga, bukan  krustasea). Bentuk tubuhnya pupuh memiliki alat 
penghisap yang kuat di bagian bawah tubuhnya. Mereka menancapkannya pada
 ikan dan menghisap cairan tubuhnya.
Kutu air menggerakkan antenanya seperti dayung untuk bergerak di 
dalam air. Di dalam tubuh bagian belakangnya terdapat banyak telur yang 
siap dikeluarkan
 
artikel ini disalin lengkap dari: 
http://www.senaya.web.id/hewanbercangkang.php
halaman utama website: 
http://www.senaya.web.id
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
 
 
No comments:
Post a Comment