Indonesia memiliki keanekaragaman(Biodiversity) hayati yang sangan
bervariasi mulai dari daerah darat hingga lautan, hal itu dipengaruhi oleh
posisi negara Indonesia yang sangat strategis yaitu dikelilingi oleh dua benua
dan dua samudara. Indonesia dia apit dua benua yaitu Asia dan Australia
serta dua samudra yaitu samudra Hindia dan samudra Pasifik. Indonesia juga
memiliki pulau yang sangat banya sekitar seribu 1.700 pulau dengan luas kurang
lebih .650.000 km2 dengan panjang garis pantai 81.000 km dan Luas laut Indonesia yang mencapai 5,8
juta km2, terdiri dari 0,3 juta km2 perairan teritorial, 2,8 juta km2 perairan
pedalaman sehingga menyebabkan keanekaragaman di Indonesia sangat tinggi atau
sering disebut “megadiversity” . Mulai dari sumatra terdapat hewan
endemiknya seperti harimau sumatara (Panthera tigris sumatrae), gajah
sumatranus (Elephas Maximus sumatranus) dan badak sumatra (Dicerorhinus
sumatrensis).
Harimau sumatra adalah hewan endemik Indonesia yang keberadaanya berangsur-angsur
kritis akan punah disetiap tahunnya (critically endangered), tercatat
dalam Lembaga Konservasi Nasional jumlah harimau sumatra kurang dari 500 ekor.
Hancuran habitat merupakan ancaman terbesar keberadaan harimau sumatra,
pembalakan liar dan perburuan menjadi penyebab utama kritisnya jumlah harimau
yang tersisa. Harimau sumatara merupakan
harimau dengan subspesies terkecil yang berada di dunia, sehingga memudah untuk
menjelajah hutan rimaba dan bergerak cepat di darat maupun di air. Harimau Sumatera jantan memiliki panjang rata-rata 92 inci dari kepala ke
buntut atau sekitar 250 cm panjang dari kepala hingga kaki dengan berat 300
pound atau sekitar 140 kg, sedangkan tinggi dari jantan dewasa dapat mencapai
60 cm. Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci atau sekitar 198 cm dan
berat 200 pound atau sekitar 91 kg. Harimau Sumatera mempunyai warna
paling gelap di antara semua subspesies harimau lainnya, pola hitamnya
berukuran lebar dan jaraknya rapat kadang kala sempit. Harimau dapat hidup di
hutan rendah maupun pegunungan dan tinggal dibanyak tempat yang telindungi.
Habitatnya kini menurun karena banyak pembalakan liar yang digunakan untuk
pertanian, dan pengambilan kayu-kayu hutan secara ilegal.
Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis )
merupakan badak terkecil yang ada di dunia memiliki tinggi sekitar 120-145 cm,
dengan panjang 250 cm dan berat 500-800 kg.
Badak ini adalah badak Asia dengan dua cula, mempunyai rambut banyak,
telinga yang lebar, warna hitam keabu-abuan atau kemerah-merahan. Habitat badak
sumatera mencakup hutan berawa dataran rendah hingga perbukitan, makanannya
berupa buah-buhan, dedauanan, ranting kecil, dan kulit kayu. Mereka hidup di
butan secara soliter atau berkleompok kecil, kerusakan habitat alaminya dan
pemburuan untuk diambil cula merupakan hal paling utama yang membuat badak ini
jumlahnya berkurang.
Kemudian kita menyeberang
ke pulau Borneo alias Kalimantan ada beberapa hewan endemik kalimantan yang
keberadaannya sudah mulai mengawatirkan seperti Orangutan Borneo (Pongo
pygmaeus), owa-owa (Hylobates muelleri), serta
yang lainnya
Orangutan (Pongo
pygmaeus) Orangutan
adalah spesies eklusif
asia yang termasuk dalam kera besar dan hidup di pulau Borneo. Oranga
menghabiskan sebagian waktunya di pohon baik mencari makan, istirahat
atau
hanya bermain-main. Pria dan wanita berbeda dalam ukuran dan penampilan.
Laki-laki
dewasa yang dominan memiliki bantalan pipi khas dan menghasilkan
panggilan
panjang yang menarik perhatian betina dan mengintimidasi saingan.
Laki-laki
yang lebih muda tidak memiliki karakteristik ini dan menyerupai wanita
dewasa. Orangutan
adalah yang paling soliter dari kera besar, dengan ikatan sosial yang
terjadi
terutama antara ibu dan anak tanggungan mereka, yang tinggal bersama
selama dua
tahun pertama. Kegiatan manusia telah menyebabkan penurunan yang parah
dalam populasi dan rentang dari spesies orangutan, ancaman terhadap
populasi orangutan liar termasuk peburuan, perusakan habitat, dan ilegal
perdagangan hewan peliharaan.
Owa-owa
adalah hewan
endemik pulau Kalimantan dengan habitat di bagian utara dan timur
Kalimantan. Owa-owa
memiliki bulu berwarna abu-abu atau coklat dengan bulu berwarna terang
berbentuk cincin di bagian muka. Pada bagian kepala juga terdapat bulu
berwarna
gelap seperti topi. Owa-owa memiliki berat rata-rata 5,7 kg, sehingga
merupakan ungka terkecil dalam keluarga ungka. Owa-owa adalah hewan yang
beraktivitas pada siang hari dengan habitat pada hutan hujan tropis.
Karakteristik
Owa-owa adalah memiliki lengan yang panjang untuk berayun dari pohon ke
pohon. Owa-owa merupakan salah satu hewan yang terancam punah
keberadaanya karena habitat aslinya rusak, akibat penebangan liar,
digunakan untuk membuka ladang baru.
Kangguru pohon (Dendrolagus pulcherrimus) adalah spesies
asli hutan pegunungan di papua. Ciri utamnaya memiliki kantong atau mantel
pendek dengan perut pucat, kekuningan bagian leher, pipi dan kaki. Ekora panjang
dan pucat. Berbeda dengan kangguru yang ada di Australia yang banyak
menghabiskan waktu di darat, kangguru pogon banyak menghabiskan waktu di atas
pohon. Kangguru pohon dilaporkan sebagai spesies endemik tanah papua yang
terancam punah. Kebanyakan punah karena seleksi alam atau perburuan untuk diperdagangkan.
Burung
cendarasih merupakan burung endemik Papua, Selat Tore, dan Austrealia timur. Cendarawasih
merupakan burugn yang sanaga terancam punah keberadaanya karena diburu dan
diperdagangkan. Burung cendrawasih mempunyai ciri khas bulunya indah terutama
yang dimiliki oleh burung jantan. Umumnya bulunya berwarna cerah dengan
kombinasi beberapa warna seperti hitam, cokelat, kemerahan, orange, kuning,
putih, hijau dan ungu. Ukuran cendrawasih beragam mulai berukuran 15 cm
dengan berat 50 gram spertipada jenis cendarwasih raja (Cicinnurus albertisi)
hingga yang berukuran sebesar 110 cm cendrawasih Paruh Sabit Hitam (Epimachus
albertis) atau yang mencapai 430 gram seperti cendarawasih manukod jambul
bergulung (Manucodia comri). Habitat cendrawasih adalah hutan lebat yang
umumnya di daerah daratan rendah.
Keanekaragaman
Flora dan Fauna di Indonesia memang sangatlah kaya, khususnya fauna
yang termasuk dalam hewan vertebrata atau bertulang belakang seperti
yang telah di paparkan di atas. Hal sangatlah ironi dengan keadaannya
yang semakin jarang ditemukan atau disebut dengan punah, tentulah
sebagai warga Indonesia yang mencintai tanah air kita harus ikut serta
menjaga kelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia. Konservasi hewan
langka seperti suaka marga satwa sudah banyak dibangun untuk
melestarikan keanekaragaman, namun jumlah tahun demi tahun semakin
turun. ilegal loging, perusakan habitat asli hewan endemik Indonesia
harus di tiadakan dengan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat.
Kesadaran masyarakat tentang kelangsungan hidup fauna yang sanagatlah
tinggi tingkat keunikannya ini, menjadi dasar berlangsungnya hidup
mereka dan kemampuan dari pemerintah untuk mereboisasi hutan sebagai
temapat aslinya.
artikel ini disalin lengkap dari: http://roberutus-swan.blogspot.com/2013/06/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html
halaman utama website: http://roberutus-swan.blogspot.com
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
No comments:
Post a Comment