Burung Pemakan Daun

Terlepas dari statusnya sebagai burung nasional Guyana, Hoatzin juga hidup di hutan hujan Amazon.  Yang berarti Hoazin tidak hanya dapat ditemukan di Guyana, tapi juga di negara2  yang dilintasi sungai Amazon seperti Brazil, Venezuela, Colombia, Peru dan Ekuador.
Hoatzin hidup berkelompok dan suka ditemukan bertengger di atas cabang pohon di tepi rawa atau sungai.
burung hoatzin
Hoatzin Group

Hoatzin memiliki kepala kecil dengan wajah biru terang , mata merah, dan bagian atas kepala dihiasi jambul berwarna coklat. Panjang tubuh Hoazin dewasa dapat mencapai 60cm (24 inch).
burung pemakan daun
Hoatzin Profile
Hanya ada 1 genus dan spesies Hoatzin: Opisthocomus hoazin.
Sebagai perbandingan, pheasants (burung pegar) itu punya 11 genus dan 35 spesies, mulai dari Silver Pheasant, Golden Pheasant, hingga spesies ke 35.
Silver Pheasant
Golden Pheasant
Khaleej Pheasant
White-Eared Pheasant
Mountain Peacock Pheasant
Hubungan kekerabatan Hoazin dengan burung lain sudah lama menjadi perdebatan banyak ilmuwan.  Bahkan hasil studi genetika tidak cukup kuat untuk menyimpulkan kerabat dekat burung ini. Hoazin sendiri pernah dikelompokkan sebagai golongan pheasant, cuckoos,  dan terakhir doves (merpati).
Yellow-Billed Cuckoo, salah satu spesies Cuckoo
burung dara jambu
Jambu Fruit Dove, salah satu spesies Dove
Makanan utama Hoatzin adalah daun muda dari tanaman hutan hujan. Hoatzin memiliki lambung khusus yang mengandung bakteri yang dapat membantu memecah selulosa dan mencerna makanan (sistem pencernaan yang mirip dengan sapi). Pencernaan memakan waktu berjam-jam, dan karena makanan yang menumpuk dan berfermentasi di dalam lambung mereka dalam waktu yang lama, bau mereka menjadi tidak sedap, dan karena itu pula mereka sering disebut Stink Bird.
Karena lambung khususnya yang besar dan berat (mencapai seperempat berat burung), menyebabkan burung ini sulit terbang. Hoatzin tidak bisa terbang tinggi, jauh, dan lama. Mereka hanya mampu terbang maksimal sekitar 100 meter dari satu pohon kemudian jatuh di pohon lainnya.
Saat kecil, anak Hoatzin memiliki 2 cakar pada setiap sayap yang membantu mereka untuk memanjat dan melekat di cabang pohon.  Anak Hoatzin juga dikenal pandai berenang di air. Namun, seiring bertambahnya usia, cakar di sayap mereka semakin mengecil dan bahkan hilang sama sekali, begitupun dengan kemampuan berenang mereka.
Sebagai satu-satunya burung yang memiliki cakar di sayapnya, Hoatzin memiliki kemiripan fisik dengan Archaeopteryx, burung primitif yang hidup 150 juta tahun yang lalu.
Archaeopteryx lithographica
Archaeopteryx lithographica

artikel ini disalin lengkap dari: https://adearisandi.wordpress.com/2011/05/02/hoatzin-si-burung-pemakan-daun/
halaman utama website: https://adearisandi.wordpress.com/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!

No comments:

Not Indonesian?

Search This Blog