Proses Terbentuknya Terumbu Karang

Proses terbentuknya terumbu karang merupakan proses yang lama dan kompleks. Pembentukan terumbu karang terbagi atas dua kelompok yaitu karang yang membentuk terumbu (karang hermatipik) dan karang yang tidak dapat membentuk terumbu (karang ahermatipik)

sumber: alamendah.org


Menurut para ahli geologi seperti Shepard (1971), Kuenen (1960), Bird (1976) dan Mater dan Bennet (1984)  proses terbentuknya terumbu karang berbeda – beda tetapi intinya mereka mengemukakan bahwa 75 % dari seluruh terumbu karang terbentuk pada masa Pleistosen.
Pada masa Pleistosen itu terjadi “tectonic subsidence” (penurunan lapisan kerak bumi di dasar samudra akibat letusan gunung berapi) dan fluktuasi paras muka laut akibat terjadinya perubahan massa es mulai zaman Pleistosen hingga perioda resen yang mengakibatkan variasi pada kedalaman laut di sepanjang paparan kontinental (continental shelf). Dengan adanya variasi pada kedalaman laut di sepanjang paparan kontinental inilah yang menyebabkan tumbuhnya karang secara berkesinambungan.
Kita ketahui bersama bahwa terdapat 3 formasi terumbu karang, yaitu :
  1. Terumbu karang tepi (Fringing Reef), yaitu terumbu karang yang terdapat di sepanjang pantai dan dalamnya tidak lebih dari 40 meter.
  2. Terumbu karang penghalang (Barrier Reefs), berada jauh dari pantai yang dipisahkan oleh goba (lagoon) dengan kedalaman 40 – 70 meter.
  3. Atol (atolls), yang merupakan karang berbentuk melingkar seperti cincin yang muncul dari perairan yang dalam, jauh dari daratan.


sumber: asterpita.wordpress.com

Pada pembentukannya formasi jenis atol sangat erat dengan Ilmu Geologi dan menarik untuk dipelajari. Sejarah terbentuknya atol berdasarkan hasil penelitian berbagai dasar ilmu geologi seperti pengukuran umur (dating) pada batuan vulkanik, penelitian struktur geologi dengan menggunakan seismik dan penelitian paleomagnetik untuk mengetahui kemungkinan terjadinya perubahan kandungan magnetik (polarisasi atau anomali) secara lokal maupun regional selama terjadinya perekahan lempengan kerak bumi.
Ada teori tentang proses terbentuknya atol, yaitu Teori titik panas (hotspot theory) adalah sebagai berikut:
(1)   Terjadi aktivitas magmatik pada suatu titik panas (hotspot)
(2)   Titik panas tersebut kemudian tumbuh dan berkembang menjadi gunung berapi yang berada di dasar samudra
(3)   Setelah gunung berapi dasar samudra itu meletus dan menjadi tidak aktif
(4)  Dalam beberapa juta tahun gunung berapi tersebut berubah menjadi pulau yang kemudian mengalami pergeseran dari posisi semula oleh pergerakan kerak bumi
(5)  Pulau tersebut kemudian ditumbuhi beberapa formasi karang menjumbai (fringing reefs) yang kemudian berkembang menjadi barrier reefs, atol dan terakhir menjadi sebuah gunung kecil di laut (guyot). Secara garis besar perkembangan gunung berapi menjadi atol adalah demikian, dan proses tersebut akan terulang kembali pada gunung berapi yang terbentuk kemudian.
Secara garis besar lingkungan geologi pertumbuhan terumbu karang terbagi menjadi dua yakni daerah sekitar gunung berapi bawah laut dan dasar laut dengan formasi lumpur. Contoh keberadaan atol di Indonesia ada di Takabonerate, Sulawesi Selatan. Dan salah satu Atol terbesar ke 3 di dunia.
artikel ini disalin lengkap dari: http://uksa387.undip.ac.id/ilmu-geologi-dan-proses-terbentuknya-terumbu-karang/
halaman utama website: http://uksa387.undip.ac.id/
Jika ada waktu, Dimohon untuk Membuka Halaman Utama website yang telah saya salin artikelnya ya!

No comments:

Not Indonesian?

Search This Blog