Dibalik Jatuhnya Pesawat Air Asia

AirAsia QZ 8501 PK-AXC missing rute 03
Penerbangan Misterius: Hindari awan tebal, pilot AirAsia QZ 8501 lapor dan memutuskan untuk belok ke kiri, tapi kenapa sinyal terakhir saat hilang justru pesawat itu belok ke kanan?
Hal yang aneh pula, jika ELT (Emergency Locator Transmitter) yang dibuat tahan banting dan tahan dalam banyak kondisi yang ada di AirAsia QZ 8501 tidak menyala. Padahal alat navigasi darurat itu dalam keadaan ekstrim tak mudah rusak, baik oleh impact keras, terkena api ratusan derajat maupun dialam bersuhu dingin ekstrem hingga jatuh ke dalam laut lebih dari 500 meter, ILT masih dapat berfungsi dengan baik.


Sedangkan hal yang paling menyedot perhatian dunia adalah prediksi seorang blogger misterius dari Cina, ia telah memprediksi kecelakaan yang akan menimpa maskapai AirAsia sejak 15 Desember lalu atau 13 hari sebelum terjadinya tragedi ini. Orang-orang diperingatkan oleh sosok misterius ini untuk tidak memakai maskapai Malaysia apapun, dan terbukti tak ada satupun warga Cina dalam penerbangan itu.  Pengguna misterius ini telah membuat total 39 postingan pada subjek dari hasil prediksinya dan telah dilihat oleh lebih dari  2.400.000 orang!
blackhand behind AirAsia QZ8501
Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 8501 (QZ8501/AWQ8501) dikabarkan hilang kontak pada hari Minggu 28/12/2014 pagi. Pesawat jenis Airbus 320-200 tersebut terbang dari Surabaya dan berencana menuju Singapura.
Pesawat ini lepas landas dari Bandar Udara Internasional Juanda pada pukul 05:35 Waktu Indonesia Barat (UTC+7) dan dijadwalkan untuk mendarat di Singapura pada pukul 08:30 WSS (UTC+8). Pesawat kehilangan kontak dengan pengatur lalu lintas udara pada pukul 07:00 waktu setempat saat sedang terbang di atas laut Jawa.
Data Teknis AirAsia Penerbangan QZ 8501

Technical :
AirAsia PK-AXC-AirAsia-Airbus-A320-200
Registration number: PK AXC
Owner: Indonesia AirAsia (October 2008)
Type: Airbus A320-216
Flight number: 8501 (QZ8501/AWQ8501)
Registration number: PK AXC
ModeS: 8A017B
Manufacturer Serial number (MSN): 3648
Engine Power: CFM 56-5B
Flight hours: 13,600 (approx 23,000 hours)
Route:
AirAsia QZ 8501 PK-AXC missing rute 04
Penampakan terakhir pesawat AirAsia QZ 8501 PK-AXC jurusan Surabaya – Singapura.
Last Route: Surabaya / SUB (East Java) to Singapore / SIN
Boarding: SUB 04.40 LT (Local Time)
Departure: SUB 05.20 LT (Local Time)
Taking off: Juanda SUB 05:35 LT (Local Time)
Plan to arrive: SIN 08.30 LT (Local Time)
Current report:
Status: Missing
Prediction missing location: Java Sea, between Belitung Island and Borneo
- Location #1: Teluk Kumai, Kalimantan Tangah bagian selatan (Kumai Bay, South Borneo Is.), Coordinate: 03°05′29.4″S ; 111°16′55.4″E (via satellite).
- Location #2: Antara P. Belitung dan P. Kalimantan bagian selatan (between Belitung Is. and South Kalimantan), Coordinate: 03° 24′ 66″S ; 109° 36′ 82″E (via satellite).
penumpang AirAsia QZ8501Manifest:
Passenger manifested: 177
No shows: 23
Boarded:
Passengers boarded: 155 (128 adults, 16 childs and 1 baby)
Nationality: 149 Indonesia, 1 Malaysia, 1 Singapore, 3 South Korea and 1 United Kingdom.
Crews boarded: 7 (2 cockpit crews and 5 cabin crews)
Total person: 162  boarded (see completed boarded list below article)
Bags:
Total bag checked: 106 collies
Total bag weight: 1,305 kg
PK-AXC-Indonesia-AirAsia-Airbus-A320-200 01
Perkiraan Awal: AirAsia menuju Singapura diduga hilang kontak di sekitar Teluk Kumai, Kalimantan Tengah
Sebelum hilang dari radar, pilot pesawat meminta rute yang tidak biasa sebelum kehilangan kontak dengan kontrol lalu lintas udara. Menurut informasi Basarnas dari petugas ATC Bandara Soekarno Hatta Jakarta, koordinat terakhir kontak pesawat pada 03°05′29.4″S ; 111°16′55.4″E (lihat kordinat via satellite) atau disekitar Teluk Kumai di lepas pantai pulau Kalimantan bagian Selatan, walau wilayah itu masuk ke provinsi Kalimantan Tengah (Lokasi #1).
kordinat hilang kontak AirAsia QZ 8501 PK-AXC
Kordinat lokasi terakhir hilang kontak AirAsia QZ 8501 PK-AXC lebih dari satu.
Pesawat dengan nomor penerbangan AWQ 8501 tersebut harusnya memasuki wilayah udara Singapura pukul 06.52 WIB. Basarnas menerima laporan Pesawat Air Asia Jenis Airbus 320 rute Surabaya-Singapura mengalami lost contact di sekitar Teluk Kumai pukul 06.17 WIB.
Sedangkan menurut berita terakhir yang berkembang, kordinat lokasi pesawat menjadi bergeser pada kordinat 03° 24′ 66″S ; 109° 36′ 82″E (lihat kordinat via satellite) atau ke daerah antara pulau Belitung dan Kalimantan (Lokasi #2).
Kronologi Penerbangan AirAsia QZ 8501
Berikut kronologi sebelum hilangnya pesawat AirAsia QZ 8501 seperti yang diungkapkan Direktur Perhubungan Udara Direktur Perhubungan Udara Djoko Murjatmodjo:
AirAsia QZ 8501 PK-AXC missing rute 04
Penampakan terakhir pesawat AirAsia QZ 8501 PK-AXC jurusan Surabaya – Singapura.
05.36 AM WIB (Local Time), pesawat berangkat dari Surabaya menuju Singapura dengan ketinggian 32.000 kaki. Pesawat dilaporkan mengikuti jalur yang biasa ditempuh antara Surabaya dan Singapura yaitu M635.
06.12 AM, kontak terakhir dengan Air Traffic Control Jakarta. Dalam kontak itu, pilot meminta menghindar ke arah kiri dan meminta izin untuk naik ke ketinggian 38.000 kaki. Permintaan pilot disetujui oleh pihak ATC.
06.16 AM, pesawat masih ada di layar radar.
06.17 AM, pesawat hanya tinggal sinyal di dalam radar ATC.
06.18 AM, pesawat hilang dari radar. Yang ada, di radar tinggal data rencana terbang. Seharusnya, di dalam radar ada data lain yakni realisasi terbang namun data itu hilang.
07.08 AM, pesawat dinyatakan INCERFA, yakni tahap awal hilangnya kontak. Pihak dirjen perhubungan melakukan kontak ke Basarnas.
07.28 AM, pesawat dinyatakan  ALERFA, tahap berikut dalam menyatakan pesawat hilang kontak.
07.55 AM, pesawat dinyatakan DETRESFA atau resmi dinyatakan hilang.
Lokasi hilang kontak yakni antara Tanjung Pandan dan Pontianak agak ke selatan. Basarnas mencari posisi itu karena ELT yang berfungsi jika pesawat itu jatuh, akan ada transmisi, namun sinyal itu belum ada.
Permintaan pilot menaikkan ketinggain untuk menghindari awan Cumulonimbus
Air Traffic Controller (ATC) di Bandara Djuanda mengatakan hingga pukul 06.10 WIB, pesawat masih berada di ketinggian 32 ribu kaki dan melewati jalur M635. Baru kemudian ketika AirAsia melewati wilayah ATC Jakarta, pilot menghubungi otoritas di Soekarno-Hatta pada 06.12 WIB. Krew kokpit melaporkan adanya cuaca buruk sehingga idealnya harus keluar jalur normal.
Altitude and speed AirAsia QZ 8501 PK-AXC
Altitude and speed atau ketinggian dan kecepatan Air Asia QZ 8501 pada saat terbang.
Menurut radar, ada awan cumulonimbus (Cb) berketinggian hingga 48 ribu kaki, artinya jauh lebih tinggi dari ketinggian yang diminta krew kokpit yang hanya 38 ribu kaki. Lalu pesawat kontak ATC, menyatakan akan menghindari awan dari arah 35, dan meminta naik dari yang tadinya pada ketinggain 32 ribu kaki, menuju ke ketinggian 38 ribu kaki.
Krew kokpit sepertinya memang berencana untuk menghindari badai yang terlihat dari awan cumulonimbus yang tinggi dan tebal didepan jalur penerbangannya. Maka ia akan minta izin melakukan “left take” (belok ke kiri) dan akhirnya diperbolehkan dan pesawat bergeser 7 mil dari posisi awal.
AirAsia QZ 8501 PK-AXC missing rute 05
Satellite images of 00:32 UTC, one hour after AirAsia Qz-8501 went missing (23:24 UTC)
Namun, pilot kembali meminta mengubah posisinya ke ketinggian 38.000 kaki dan permintaan itu ditolak oleh air traffic control (ATC). “Permintaan untuk menaikkan ketinggian ditolak karena untuk naik 38.000 kaki di atasnya masih ada pesawat lainnya,” ujar Direktur Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Djoko Murjatmodjo di Kantor Otoritas Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (28/12/2014).
Request to higher level (Permintaan penambahan ketinggian),” ujar Kapten Irianto, pilot Airasia QZ8501, yang saat itu menerbangkan pesawatnya di ketinggian 32.000 kaki.
Setelah itu, Wisnu mengatakan bahwa petugas ATC Bandara Soekarno-Hatta menjawab langsung permintaan itu.
Intended to what level? (Maksudnya pada ketinggian berapa?)” tanya petugas, seperti ditirukan Wisnu.
awan commulunimbus
Awan Commulonimbus
Pilot menyatakan ingin terbang di ketinggian 38.000 kaki tanpa menyebutkan alasannya. Pihak ATC Bandara Soekarno-Hatta kemudian mengontak ATC Bandara Changi Internasional, Singapura, untuk melakukan koordinasi. “Hanya butuh waktu 2-3 menit untuk berkomunikasi dengan Singapura. Dari situ, kami memberikan izin agar pesawat naik 34.000 kaki,” ucap Wisnu.
Saat itu, pesawat diberikan izin naik ke 34.000 kaki karena pada saat yang sama pada level 38.000 kaki masih terdapat pesawat lainnya, yakni AirAsia 502. “Saat kami sampaikan jawaban agar naik ke 34.000 kaki, sudah tidak ada lagi jawaban sekitar pukul 06.14,” papar Wisnu. ATC Bandara Soekarno-Hatta kemudian mengontak pesawat-pesawat di sekitar AirAsia QZ8501 untuk juga membantu menghubungi pesawat itu. Ketika itu, pesawat masih terdeteksi di radar ATC.
Penampakan petir di jalur AirAsia QZ 8501 PK-AXC jurusan Surabaya - Singapura
Penampakan petir di jalur AirAsia QZ 8501 PK-AXC jurusan Surabaya – Singapura
Dari lokasi, berdasarkan radar cuaca, kondisinya memang tidak bagus. Ada awan comulonimbus (Cb) yang kemungkinan besar juga terjadi hujan dan petir.
Namun, upaya itu menemui kegagalan karena tak ada lagi jawaban dari pesawat naas itu dan tiba-tiba pesawat sudah tidak ada di radar pemantau, alias hanya sinyal.
Pukul 06.17 WIB, atau lima menit kemudian, posisi pesawat hanya tampak sinyal di antara kota Tanjung Pandan di pulau Belitung dan kota Pontianak di Kalimantan Barat. Pukul 06.18 WIB, pesawat hilang dari radar dan hanya terlihat flight plan saja.
AirAsia QZ 8501 PK-AXC missing rute anim 995px
Flight path of Indonesia AirAsia Flight 8501 (QZ8501/AWQ8501)
Analisis LAPAN Kuatkan Dugaan AirAsia QZ8501 Gagal Hindari Awan Cumulonimbus
Analisis cuaca yang dilakukan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menguatkan dugaan bahwa pesawat AirAsia QZ8501 gagal menghindari awan tebal kumulonimbus yang berada pada rute penerbangannya. Keberadaan awan kumulonimbus dalam pesawat jenis Airbus A320-200 tersebut sebelumnya dinyatakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG, Syamsul Huda, mengungkapkan bahwa sejak lepas landas dari Surabaya, AirAsia QZ8501 terbang dalam kondisi cuaca berawan. Saat sampai di wilayah antara Belitung dengan Kalimantan, pesawat menghadapi cuaca yang lebih buruk.
AirAsia QZ 8501 PK-AXC missing route anim 1004px
An animation of satellite images acquired by NASA’s Terra satellite about two and a half hours after AirAsia Flight QZ8501 lost contact. One is in true color the other in false color. (Source: NASA)
Pesawat menghadapi awan yang sangat tebal di lokasi (antara Belitung dan Kalimantan). Berdasarkan data, ketinggian puncak awan kumulonimbus yang dihadapi pesawat 48.000 kaki. Menilik ketinggiannya saja, pesawat mungkin masih akan berhadapan dengan awan bila naik ke ketinggian 38.000 kaki. Namun, apakah pesawat bisa menghindar dari awan atau tidak, hal itu sangat tergantung pada besarnya awan itu sendiri.
secondary_radar_image PK-AXC-Indonesia-AirAsia-Airbus-A320-200
Foto Radar Sekunder yang memperlihatkan AirAsia 8501 (dilingkari kuning) saat di ketinggian 36.300 ft (11,100 m) dan mulai memanjat ketinggian dengan kecepatan 353 knot (654 kmh atau 406 mph).
Sedangkan menurut mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, mengungkapkan bahwa masalah cuaca seperti awan adalah hal biasa yang dihadapi dalam penerbangan modern saat ini.
“Sebelum terbang juga kita sudah mengisi flight plan dan melihat cuaca sepanjang jalur penerbangan. Pesawat A320 yang dipakai Air Asia sendiri adalah pesawat canggih yang sudah dilengkapi dengan radar cuaca yang baik,” ungkapnya.
Dengan teknologi dan perencanaan penerbangan yang baik, kasus pesawat hilang atau jatuh akibat faktor cuaca itu sudah jarang terjadi dalam penerbangan modern.
Misterius: Hindari awan tebal, pilot memutuskan belok ke kiri, tapi kenapa justru belok ke kanan?
AirAsia QZ 8501 PK-AXC missing rute
Penampakan keadaan cuaca ketika pesawat AirAsia QZ 8501 PK-AXC terbang dari Surabaya menuju Singapura pada prediksi awal menuju Teluk Kumai di lepas pantai Kalimantan bagian Selatan.
Kondisi cuaca di sekitar lokasi hilangnya pesawat memang buruk dan awan hujan cumulonimbus sangat tebal.
Tapi, kenapa dari jalur penerbangan atau flight path terakhirnya justru pesawat itu mengarah ke kanan mendekati pantai Kalimantan bagian Selatan?
Karena hilang kontak, maka tindakan ATC sesuai prosedur menyatakan tahap awal pesawat hilang kontak 07.00 WIB, atau 50 menit setelah dicari.
Hingga saat ini tim SAR dan Basarnas masih terus melakukan pencarian hilangnya pesawat misterius ini. Kabar mendarat darurat, jatuh dilaut hingga hilang tak berbekas masih menyelimuti fenomena hilangnya AirAsia QZ 8501.
Seorang Blogger Misterius Dari Cina Telah Memprediksi Sejak 13 Hari Sebelumnya, Bahwa Pesawat AirAsia Sedang Menjadi “Target” Oleh Apa Yang Ia Sebut Sebagai “The Back Hand”
Seorang pengguna misterius dari jaringan media sosial Cina Weibo tampaknya telah meramalkan akan hilangnya atau jatuhnya sebuah pesawat AirAsia, hampir dua minggu sebelum pesawat AirAsia QZ8501 itu hilang. Dengan postingannya yang terus-menerus dan massive, ia dengan postingannya yang bertubi-tubi telah memperingatkan kepada warga negara Cina untuk tidak menggunakan pesawat itu (Air Asia) dalam puluhan postingannya.
Laporan, yang dilakukan oleh Epoch Times (ch | in), menceritakan kisah tentang bagaimana individu itu secara “berulang kali memperingatkan orang untuk “menjauhi” dari Malaysia Airlines (dan) AirAsia.”
“Jangan menjadi korban lain dari MH370,” pengguna misterius itu memperingatkan sejak tanggal 15 Desember lalu yang terlihat dari postingannya. Ia juga menambahkan bahwa AirAsia akan segera ditargetkan oleh “kekuatan atau pasukan yang super” atau “powerful forces“, yang ia disebut sebagai “tangan hitam” atau “black hand“.
“Ini adalah pesan yang akan menyelamatkan jiwa masyarakat Eropa atau AS yang akan bepergian atau tur, untuk tidak menaiki AirAsia (atau) maskapai Malaysia lainnya,” ia menyatakan dalam versi terjemahan dari salah satu postingannya.
misterous china blogger about Air Asia QZ8501
Mysterious China blogger about Air Asia QZ8501
Pengguna blogger misterius asal Cina itu kemudian menegaskan bahwa ada “tangan hitam” atau “black hand” akan keluar untuk “merusak AirAsia” (to ruin AirAsia) yang merupakan sebuah maskapai atau perusahaan penerbangan terbesar kedua di Malaysia itu.
Black hand, adalah “metafora” untuk sebuah organisasi bayangan yang melakukan pekerjaan di balik layar yang telah membajak dan menembak jatuh MH370 dan MH17. Kejadian ini cukup melumpuhkan salah satu maskapai penerbangan besar ke-6 dunia, Malaysia Airline,” jelas blogger misterius itu.
“Sekarang, Black Hand sedang menargetkan AirAsia untuk merusak maskapai tersebut, yang juga milik Malaysia. Mengingat betapa dahsyatnya Black Hand, saya sarankan agar semua orang Tiongkok menghindari perjalanan dengan AirAsia, sehingga anda tidak menghilang (mengalami kejadian serupa) seperti yang terjadi pada MH370″, tambahnya.
“Anda bisa bahagia berlibur, bekerja, atau berlayar di atas kapal, tetapi jika anda pergi menggunakan Malaysia Airline atau AirAsia, kau akan mati, hati-hati. Katakan pesan ini kepada teman-teman anda untuk menghindari Malaysia Airline dan AirAsia,” terang blogger misterius itu mengakhiri diskusi.
mysterous china blogger about Air Asia QZ8501 ina
Screenshot blogger misterius asal Cina berbahasa Indonesia (translated)
Namun seseorang kemudian bertanya “Bagaimana kau tahu semua ini?”. Kemudian anggota forum lain juga ada yang menertawakan peringatan tersebut. LandLord (salah sorang user forum tersebut) kembali mengatakan peringatan itu, seolah tak menghiraukan pengguna forum lainnya.
“Anda semua warga sipil, bisa menghindari (maskapai tersebut). Anda masih bisa bersembunyi, semua orang yang melihat posting ini masih bisa menyelamatkan diri. Setelah semuanya reda, akan aman melakukan perjalanan ke Malaysia. Jangan menjadi korban, menghindarlah.”
Setelah beberapa kali diolok-olok, LandLord kembali mengulangi peringatannya. “Jangan menjadi korban, bersembunyilah dan hindari Malaysia Airline dan AirAsia, dan kehidupan yang berharga, serta keamanan anda adalah yang terpenting.”
Kemudian, ia melanjutkan “Ini adalah pesan untuk menyelamatkan jiwa. Jika anda bepergian tidak menggunakan Malaysia Airline dan AirAsia, jangan abaikan ini. Setelah terjadi, anda akan menemukan peringatan ini sudah terlambat”, ujarnya.
forum reddit about Air Asia QZ8501
Screenshot sebagian kecil di forum Reddit about Air Asia QZ8501 (by: IndoCropCircles)
Namun sekali lagi, Landlord mengulangi peringatannya itu, “Jangan menjadi korban, pergilah bersembunyi dan hindari Malaysia Airline dan AirAsia dengan kehidupan yang berharga, dan kemanana anda adalah yang terpenting”.
Ketika banyak yang masih mengolok-olok, LandLord hanya membalas: “Curigalah terhadap AS”.
Ia terus mengatakan bahwa peringatan itu penting, dan orang perlu mendengarkannya.
Tetapi ada juga anggota forum yang mempercayai dan memilih menghindari maskapai tersebut. Setelah tanggal 17 Desember, LandLord tidak mengatakan apa-apa lagi.
Dalam sebuah komentar, ada pengunjung yang mengatakan bahwa kata “LandLord” adalah sebuah kesalahan penerjemahan yang dalam arti sebenarnya adalah “OP”.
Sang pembuat diskusi di reddit.comlolrus_bukkit kemudian juga menginformasikan bahwa ada informasi dari berbagai situs Cina lainnya, bahwa orang yang memberi peringatan tersebut adalah seorang intelejen Cina, atau seorang hacker yang berhasil mendapatkan informasi sensitive dan berusaha menyelamatkan orang-orang.
Seperti kita ketahui bahwa sebelumnya, Malaysia Airlines nomer penerbangan MH 370 telah hilang tak berbekas sejak awal Maret 2014 lalu dan belum ditemukan. (baca: Takkan Pernah Ditemukan: Misteri Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines Jurusan KL – Beijing)
Selanjutnya beberapa bulan kemudian, masih dalam maskapai yang sama milik Malaysia, giliran Malaysia Airlines nomer penerbangan MH17 yang ditembak jatuh di atas Ukraina pada bulan Juli 2014 lalu yang membuat pihak Soviet dan Ukraina saling tuduh atas jatuhnya pesawat itu. (baca: Misteri Ditembaknya Malaysian Airlines MH-17 di Udara Ukraina)
Itulah sebabnya mengapa individu adal Cina yang misterius itu tetap mengulangi peringatannya berkali-kali dalam tiap postingan-postingan berikutnya, yang telah dilakukan sejak tanggal 16 dan 17 Desember lalu atau sekitar 13 hari sebelum musibah menimpa AirAsia QZ8501. Mungkin ia ingin memperingatkan dunia karena “mengetahui suatu rahasia tingkat tinggi” agar orang-orang dapat menghindar dari bahaya.
Blogger misterius itu juga menulis, “Ini adalah peristiwa besar dalam hidup manusia, kita harus memperhatikan.” (“This is a major event in human life, we have to pay attention”). Ia pun menambahkan, “Jauhi AirAsia, tinggalkan Malaysia Airlines, hargai kehidupan. “(“far from AirAsia, Malaysia Airlines away, cherish life.”). Spekulasi blogger asal Cina itupun membuat heboh di forum Reddit dan mereka membahas bahwa postingan itu awalnya dibuat sejak tanggal 15 Desember 2014 lalu.
Tapi kemudian postingan tentang prediksi si blogger misterius mengenai AirAsia itu dia edit lagi untuk menambahkan kata-katanya, setelah salah satu maskapai milik Malaysia yaitu AirAsia Flight QZ8501 nyata dan terbukti benar hilang dari radar pada 28/12/2014 lalu. Pengguna misterius ini telah membuat total 39 postingan pada subjek (29/12/2014) yang telah dilihat oleh lebih dari  2.400.000 orang!
blackhand behind AirAsia QZ8501 banner
Pengguna blogger misterius asal Cina sejak 15 Desember lalu mempresikdi dan menegaskan bahwa ada “tangan hitam” atau “black hand” akan keluar untuk “merusak AirAsia” (to ruin AirAsia) yang merupakan sebuah maskapai atau perusahaan penerbangan terbesar kedua di Malaysia itu.
Setelah penerbangan AirAsia QZ8501 menghilang, banyak pengguna-pengguna lainnya kembali ke forum dan postingan dari si blogger misterius itu hanya untuk mengekspresikan rasa takjub mereka pada prediksi individu yang masih misterius ini.
Banyak pengguna lainnya yang berspekulasi bahwa blogger misterius itu adalah “orang dalam” atau insider atau sejenisnya yang memiliki koneksi atau terhubung kepada pemerintah Malaysia atau pemerintah Cina. Sepertinya pesannya memang berhasil dan telah ditanggapi oleh warga Cina, karena terbukti tiada satupun warga negara China yang berada di Air Asia QZ8501 yang nahas itu.
Memang terkadang kita merasa tak percaya akan adanya campur tangan manusia dalam suatu musibah. Namun anehnya, mengapa ia memposting tak jauh-jauh hari sebelumnya? Misalnya tak lama setelah maskapai Malaysia Airlines MH370 hilang, atau tak lama setelah ditembaknya MH17 diatas udara Ukraina.
Namun ia justru memposting tak lama sebelum musibah terjadi pada penerbangan AirAsia QZ8501, seakan ia tahu bahwa dalam waktu dekat akan ada pesawat AirAsia yang menjadi target Black Hand. Selain itu, mengapa ia memposting begitu massive-nya secara berulang-ulang dan bertubi-tubi.
Mungkinkah hal ni hanya kebetulan semata? Atau adanya persaingan bisnis? Semua pendapat itu terserah anda yang berhak menilainya. Anda juga dapat mencari berita yang menghebohkan tentang blogger misterius asal Cina ini pada pencarian di Google yang juga banyak diterbitkan pada laman web terkenal mulai dari Huffingtonpost, Dailymail, BBC hingga the New York Times.
KNKT Pertanyakan ELT AirAsia QZ 8501 yang Tak Menyala
Sementara itu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mempertanyakan Emergency Locator Transmitter (ELT) dari pesawat Airasia QZ 8501 yang tak mengeluarkan sinyal saat pesawat hilang kontak. Padahal, alat itu bermanfaat untuk mencari lokasi hilangnya pesawat. Investigator KNKT Suryanto, menduga bahwa ELT itu bisa saja hancur karena pesawat menabrak suatu benda dengan sangat keras. Dugaan lainnya yaitu ELT terbuang ke laut.
Memang merupakan hal yang aneh pula, jika ELT (Emergency Locator Transmitter) yang dibuat tahan banting dan tahan dalam banyak kondisi yang ada di AirAsia QZ 8501 tidak menyala. Padahal alat navigasi darurat itu dalam keadaan ekstrim tak mudah rusak, baik oleh impact keras, tahan terkena api hingga ratusan derajat, maupun berada di alam bersuhu dingin yang ekstrem, hingga jatuh ke dalam laut lebih dari 500 meter, ILT masih dapat berfungsi dengan baik.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/60/Sbeacons.jpg
Emergency position-indicating radio beacons or EPIRBs
“ELT disiapkan pada tiap pesawat agar jika ada emergency maka stasiun didarat pasti dapat menangkap frekuensinya termasuk Basarnas, dan untuk masalah ini frekuensi tak tertangkap. Berarti pesawat itu perlu dipertanyakan kenapa ELT tidak menyala,” kata Kepala KNKT Tatang Kurniadi di Tangerang, Minggu (28/12/2014).
Selain dikenal sebagai ELT (Emergency Locator Transmitter), namun banyak alat sejenis yang dikenal dengan nama atau sebutan lain. Beberapa diantaranya, seperti Distress radio beacons atau emergency beacons atau PLB (Personal Locator Beacon) atau EPIRB (Emergency Position-Indicating Radio Beacon), atau juga ELBA (Emergency Locator Beacon Aircraft). Namun semua alat itu memiliki fungsi dan kegunaan yang sama, yaitu sebagai perangkat suar penentu lokasi untuk pesawat dan kapal laut bahkan dapat dimanfaatkan secara individual.
Sementara itu kotak hitam milik Airasia QZ 8501 juga sama-sama belum ditemukan, biasanya ada pinger yang akan berbunyi di dalam air. Namun, untuk mendeteksi bunyi itu, harus ada alat solar detector. Artinya harus ada kapal dulu yang diarahkan ke pinger itu untuk menangkap sinyal.
Pendapat-pendapat para ahli penerbangan internasional antara MAS MH370 dan AirAsia QZ 8501
The Telegraph menulis bahwa hilangnya pesawat AirAsia dalam penerbangan antara Indonesia dan Singapura, mau tidak mau, memicu perbandingan dengan kasus tidak terpecahkan hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370.
Marc Dugain, Mantan Direktur Maskapai Prancis
Marc Dugain, Mantan Direktur Maskapai PrancisMantan Direktur Maskapai Prancis, Marc Dugain, menuding adanya konspirasi dalam tragedi MH370, yang diduga dibajak atau ditembak jatuh oleh AS yang mengakibatkan MH370 hilang tanpa jejak bersama 239 penumpang dan kru pesawat.
Dikutip laman Huffingtonpost, Marc Dugain menduga pesawat Boeing dengan nomor penerbangan MH370 dibajak, dan terbang mengarah ke Pulau Diego Garcia di Samudra Hindia, yang merupakan instalasi militer rahasia AS.
Berdasarkan paten yang didaftarkan oleh Boeing, disebutkan bahwa semua pesawat mereka dilengkapi dengan perangkat pengendali jarak jauh, yang dimaksudkan untuk mencegah pesawat dibajak dan digunakan untuk serangan terorisme. Seperti pesawat AirAsia, MH370 juga didahului dengan terputusnya kontak antara pesawat dan pusat kendali lalu lintas udara (ATC), serta tidak ada sinyal darurat yang dikirimkan sebagai tanda adanya masalah, hingga pesawat hilang dari radar.
Peter Stuart Smith, pakar penerbangan
Peter Stuart Smith, aviation expertPakar penerbangan, Peter Stuart Smith, yang dikutip dalam laporan Mirror, menyebut aneh bahwa QZ8501 tidak melakukan kontak dengan ATC.
“Bahkan jika kita berasumsi bahwa pesawat menghadapi cuaca sangat buruk, dan pecah di udara. Jelas prioritas utama pilot adalah menerbangkan pesawat, tapi mengirim sebuah pesan pada ATC tentang apa yang terjadi, hanya beberapa detik untuk mengirimkan sinyal pada kotak SSR, yang akan memperingatkan ATC bahwa ada masalah,” ujar Peter Stuart Smith.
Neil Hansford, pakar penerbangan
Neil Hansford, aviation analystPakar penerbangan lainnya asal Australia, Neil Hansford, menyebut tidak ada komplikasi serumit MH370, dalam kasus hilangnya QZ8501, di mana otoritas Indonesia mengatakan yakin mendapat sinyal terakhir lokasi hilangnya pesawat.
“Belum ada komplikasi MH370 (untuk QZ8501). Mereka tahu yang ini, dan jika mereka tidak dapat menemukannya, maka kita memiliki persoalan,” kata Hansford.
Paul Goelz, jurnalis penerbangan CNN
Paul Goelz, cnn aviation journalistSedangkan jurnalis penerbangan CNN, Paul Goelz, menilai ada perbedaan antara MH370 dan QZ8501. Di mana pada kasus MH370, transponder untuk mengidentifikasi keberadaan pesawat tampak sengaja dimatikan. Sementara itu, pada kasus AirAsia hal itu tidak terjadi. Samudra Hindia di mana MH370 diyakini tenggelam, merupakan wilayah perairan dalam dan terkesan misterius. Dasar laut di wilayah itu tidak pernah dipetakan di beberapa tempat, sehingga sulit untuk melakukan pencarian.
Sementara itu, Laut Jawa tempat pesawat AirAsia diduga hilang, adalah lautan yang lebih dangkal dengan kedalaman diperkirakan hanya sekitar 150 kaki, dibandingkan dengan Samudra Hindia yang memiliki kedalaman antara 10.000-20.000 kaki. Lebih lanjut, Goelz menyebut keberadaan pesawat sudah dapat diprediksi. Berbeda dengan kasus hilangnya MH370, yang disertai tidak jelasnya informasi. Di mana para pejabat berwenang menyampaikan pernyataan yang saling bertolak belakang. Sementara itu, dalam kasus AirAsia, pemerintah Indonesia dan maskapai terlihat menggunakan pendekatan yang lebih sesuai. CEO AirAsia Tony Fernandes bahkan turun langsung, dan aktif melakukan berkomunikasi dengan publik melalui media sosial.
Steven Wallace, mantan Direktur Administrasi Penerbangan Federal
Steve Wallace, director aviationSedangkan Steven B. Wallace mantan Direktur Kantor Administrasi Penerbangan Federal untuk Penyelidikan Kecelakaan (Director of Accident Investigation, Federal Aviation Administration) mengatakan bahwa, “Kondisi itu diyakini lebih mudah menemukan pencarian puing-puing di Laut Jawa. Kita tidak akan melihat upaya proses pencarian seperti yang terjadi dalam kasus Malaysia Airlines MH370,” jelas Steven Wallace.
Will Ripley, analis penerbangan
Will Ripley, aviation analystSementara itu Will Ripley seorang analis penerbangan lainnya menyatakan, bahwa cara Fernandes sebagai pimpinan AirAsia Indonesia telah berusaha mengatasi krisis  sangat meyakinkan.
“Otoritas dan maskapai telah berusaha untuk berkoordinasi dengan baik diantara mereka semua. Dan mereka juga telah berusaha untuk menempatkan keluarga penumpang atau keluarga korban dari pesawat AirAsia nomer penerbangan QZ8501 yang masih hilang itu sebagai prioritas utama dalam situasi yang buruk ini,” kata Ripley.
Namun yang jelas, dukungan bagi publik, di antaranya dengan transparansi informasi, sangat dibutuhkan keluarga korban saat ini. Mereka sangat berharap, kasus AirAsia tidak akan menjadi misteri seperti MH370.
Laporan Para Sakai Mata
Berikut beberapa laporan para saksi mata yang sempat melihat sebuah pesawat terbang rendah diperairan antara Pulau Belitung dan lepas pantai Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
pesawat terbang rendah1. Darso, seorang nelayan dari Tanjung Pandan melihat sebuah pesawat yang sedang terbang rendah diatas laut dalam posisi miring pada pukul 06:30 WIB pagi. Ketika itu ia sedang melaut dan terjadi cuaca buruk, lalu ia menepikan perahunya dan berlindung disebuah pulau.
Pada saat berlindung itulah ia melihat sebuah pesawat. Karena cuaca masih buruk, hujan deras dan angin masih sangat kencang, maka ia tak melihat secara jelas. Ia menyatakan bahwa pesawat itu terbang dari arah timur, pesawat itu sedang terbang rendah dalam pesisi miring atau berbelok. Pada badan pesawat terlihat cat berwarna putih dan merah.
Namun ia tak mendengar ledakan karena pada saat itu angin sangat kencang. Cuaca buruk baru sedikit reda pada siang hari dan ia pun kembali melaut untuk bergegas pulang. Setelah sampai rumah dan menonton televisi, ia baru sadar bahwa apa yang ia lihat mirip pesawat AirAsia yang memiliki warna cat yang sama. Jadi ia hanya melihat pesawat terbang rendah, namun ia tak mendengar dentuman pesawat jatuh. (lihat video kesaksian).
Rahmad saksi mata Air Asia QZ85012. Rahmad, warga Singgora, Pangkalan Buun, Kalimantan Tengah yang bermukim dimuara sungai telah mendengar suara dentuman keras dari arah lepas pantai yang berasal dihalauan selatan (Laut Jawa) pada Minggu 28/12/2014 selepas pukul 07:00 WIB pagi hari.
Namun ia tak melihat sosok apapun ketika mendengar suara dentuman itu karena pada waktu itu laut sangat berkabut. Bahkan kabutnya hingga pinggir pantai bahkan tepi pantai pun tak terlihat, jelas dia. Kemudian ia melapor kepada kepala desa setempat agar laporannya ditindaklanjuti kepada aparat terkait.
Setelah sampai rumah, ia menonton televisi dan baru mengetahui bahwa ada pesawat jatuh. Ia memperkirakan bahwa dentuman yang telah ia dengar tadi pagi, adalah pesawat yang jatuh itu. Situasi ini kebalikan dari saksi pertama, jadi ia hanya mendengar dentuman pesawat jatuh, namun tak melihat sosok pesawat. (lihat video kesaksian).
3. Fendi, seorang warga Pangkalan Bun, Pantai Kubu, Kecamatan Kumai, Kalimantan Tengah, mengaku melihat pesawat seperti AirAsia sesaat sebelum dikabarkan hilang kontak pada Minggu pagi, 28 Desember 2014. “Saya melihat pesawat itu terbang rendah. Dia punya warna depan putih merah dan melintas agak rendah,” ujar Fendi.
Menurut pengakuan Fendi, pesawat yang mengangkut ratusan penumpang itu terlihat jelas dari pantai di Pangkalan Bun. Namun dia tidak mengetahui jika pesawat itu yang dikabarkan hilang kontak. Saat itu dia tengah melakukan renovasi terhadap atap rumahnya.
“Saat saya ke rumah baru lihat berita, kok pesawat (seperti) ini ada di berita dan dikabarkan hilang. Saya tidak tahu itu pesawat jatuh,” kata Fendi. Lalu pengakuan Fendi selanjutnya ditelusuri oleh Badan SAR Nasional untuk didalami keabsahannya. (sumber).
Polri Berhasil Lacak Lokasi Hilangnya AirAsia QZ8501 Lewat Sinyal Handphone
Sementara itu, Polri (Kepolisian Republik Indonesia) juga turut ambil bagian dalam upaya membantu pencarian pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang sejak hari Minggu lalu.  Berbeda dengan tim lainnya maka Polri memanfaatkan sinyal telepon seluler (ponsel) untuk melacak lokasi pesawat dan keberadaan korban. Kapolri Jenderal Sutarman mengatakan tim Informasi Teknologi (IT) Polri berhasil menangkap sinyal ponsel milik penumpang AirAsia QZ8501 melalui base transciever station (BTS).
“Jadi itu adalah temuan analisis IT kita, karena saya minta nomor HP-nya penumpang pesawat itu berapa. Kemudian saya olah, saya evaluasi di-monitoring sama kita, sehingga kita memperoleh informasi terakhir dia,” ungkap Sutarman di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (30/12/2014).
Authorities monitor progress in the search for AirAsia Flight QZ8501 in the Mission Control Center inside the National Search and Rescue Agency in Jakarta on Dec. 29, 2014
Authorities monitor progress in the search for AirAsia Flight QZ8501 in the Mission Control Center inside the National Search and Rescue Agency in Jakarta on Dec. 29, 2014
Dijelaskan melalui liputan6, dia mendapatkana sinyal tersebut lantaran ada penumpang yang lupa menonaktifkan telepon seluler (ponsel) saat berada di dalam pesawat.
“Kadang penumpang ada yang lupa (nonaktifkan). Kita minta penumpang yang megang HP siapa (untuk nonaktifkan). Kemudian saat dia bawa HP, mungkin lupa dimatikan. Kita ada beberapa nomor HP di antaranya itu ada di sini,” kata Sutarman.
Nomor-nomor yang sudah didapat Polri kemudian dikomunikasikan dengan petugas di lapangan. Alat itu lalu disesuaikan dengan koordinat pencarian di sekitar Kalimantan. “Koordinatnya di sebelah barat Kalimantan”, jelas Kapolri Jenderal Sutarman.

sumber: http://indocropcircles.wordpress.com/2014/12/28/misteri-jatuhnya-airasia-qz-8501-rute-surabaya-singapura/

No comments:

Not Indonesian?

Search This Blog