Louise Pasteur berhasil menumbangkan teori abiogenesis dan
mengukuhkan teori biogenesis. Tetapi ia belum berhasil menjelaskan kapan
dan darimana sel yang pertamakali terbentuk. Para ahli seperti Alexander Ivanovich Oparin dari Rusia, Harold Urey dan Stanley Miller
dari Amerika yang pertamakali mengajukan hipotesa tentang terbentuknya
sel hidup yang pertama berdasarkan konsep biologi modern, terutama
biokimia.
Kondisi awal mula kehidupan : Big Bang !
Mengenai teori terbentuknya bumi dan planet-planet lain ada dua teori
yang terkenal yaitu teori kabut asal (nebula) dan teori dentuman besar
(big bang).Teori nebula menyatakan bahwa bermilyar tahun yang lalu
bintang-bintang di angkasa yang tidak stabil meledak. Debu dan gas hasil
ledakan ini lalu membentuk kabut yang disebut kabut asal (nebula).
Kabut asal kemudian memadat lalu meledak, menghasilkan bintang dan
planet baru termasuk bumi.
Bumi pada mulanya diperkirakan berupa gumpalan gas dan debu yang
tersusun dari berbagai unsur seperti oksigen, nitrogen, karbon, silikon,
besi, nikel, dan aluminium. Unsur-unsur tersebut kemudian mencair.
Unsur yang lebih berat mengendap dan yang ringan akan membentuk
atmosfir. Kondisi saat itu diperkirakan amat panas dengan suhu 40000 C – 80000
C. Ketika mulai mendingin, karbon dan beberapa logam mengembun dan
membentuk inti bumi, sedangkan permukaannya mungkin gersang, tandus, dan
tidak datar. Oleh kegiatan vulkanik permukaan bumi yang masih lunak itu
bergerak dan berkerut terus menerus, dan ketika mendingin kulit bumi
tampak berlipat dan pecah.
Keadaan atmosfer juga berbeda dengan keadaan atmosfer sekarang. Gas
ringan seperti hidrogen, helium, nitrogen, oksigen, dan argon lepas
meninggalkan bumi karena medan gravitasi bumi yang sebagian mengembun
itu tidak dapat menahan gas tersebut. Namun senyawa sederhana yang
mengandung unsur tersebut di atas ditahan, seperti air dalam bentuk uap,
amonia, hidrogen, dan metana. Ketika suhu turun di bawah 1000
C berlangsunglah proses pendinginan, air di atmosfer mengembun dan
hujan turun, akhirnya terbentuklah sungai yang mengandung mineral yang
larut dari lapisan bumi menuju ke laut.
Evolusi Kimia
Alexander Ivanovich OparinHipotesis Oparin
Dalam kondisi awal bumi seperti di atas Alexander Ivanovich Oparin mengajukan hipotesis, bahwa pada atmosfer purba bumi waktu itu terdapat senyawa air (H2O), hidrogen (H2), amonia (NH3), dan metana (CH4).
Dengan bantuan energi yang ada pada saat itu misalnya energi panas
bumi, sinar matahari, sinar ultra violet, sinar kosmis, maupun loncatan
petir, menyebabkan bahan-bahan tersebut terurai dan terbentuklah molekul-molekul organik.
Molekul organik yang terbentuk terkumpul pada permukaan perairan baik
laut, danau, sungai, maupun kolam. Kumpulan bahan organik yang terdapat
di perairan tersebut dinamakan sup purba atau sup primordial. Di sinilah diperkirakan tempat kehidupan pertamakali muncul.
Meskipun telah mengajukan hipotesis, tetapi Oparin tetap berpendapat
sangat sulit mempertimbangkan mekanisme transformasi molekul organik
sebagai benda tak hidup ke benda hidup. Percobaan yang dilakukan A.L. Herrera
untuk membuktikan hipotesis Oparin, menghasilkan asam amino dan suatu
pigmen. Tetapi seperti halnya Oparin, dia gagal mengkorelasikan
pendapatnya dengan masalah asal mula terjadinya kehidupan.
Mirip dengan hipotesis yang diajukan Oparin, seorang ahli kimia Amerika, Harold Clayton Urey,
menyatakan bahwa pada suat saat atmosfer bumi kaya akan molekul metana,
hidrogen, uap air, dan amonia. Karena pengaruh radiasi sinar kosmis dan
aliran listrik halilintar terjadilah reaksi yang menghasilkan zat
hidup. Menurut Urey zat hidup pertama tersebut selama berjuta-juta tahun
mengalami perkembangan menjadi berbagai jenis makhluk hidup seperti
sekarang ini. Harold UreyStanley Miller, mahasiswa Urey di Chicago
University, merancang alat yang digunakan untuk membuktikan hipotesis
Urey. Ke dalam alat yang diciptakannya Miller memasukkan gas hidrogen,
metana, amonia, dan air, kemudian dipanaskan selama seminggu sehingga
gas-gas tersebut dapat bercampur di dalamnya. Sebagai pengganti energi
listrik halilintar, ia mengaliri perangkat tersebut dengan loncatan
listrik tegangan tinggi. Berberapa waktu kemudian dilakukan pemeriksaan
terhadap air yang tertampung, ternyata terdapat senyawa organik
sederhana seperti asam amino, adenin, dan gula sederhana seperti ribosa. Stanley MillerEksperimenMiller
Eksperimen Miller tersebut banyak dikaji ulang oleh para ahli lain
dan ternyata memberikan hasil yang lebih mantap. Bila ke dalam perangkat
tersebut dimasukkan senyawa fosfat, ternyata dapat dibentuk ATP.
Lembaga penelitian lain menyatakan dalam percobaannya dapat dihasilkan
nukleotida yang merupakan penyusun utama DNA dan RNA yang berfungsi
mengendalikan aktivitas sel dan penurunan sifat. Evolusi Biologi
Miller telah membuktikan bahwa interaksi antar metana, amonia, air,
dan hidrogen, ternyata membentuk asam amino yang merupakan substansi
dasar sel hidup. Dengan demikian teori evolusi kimia telah berhasil dibuktikan secara eksperimental.
Akan tetapi sampai sekarang belum diketahui bagaimana proses munculnya
sel hidup yang pertama. Namun demikian para ahli sepakat menyusun
skenario sebagai berikut: Bahan organik yang terdapat di perairan (sup purba) akan saling berinteraksi membentuk makromolekul. Ini dibuktikan oleh Sydney W. Fox
dengan mencampur berbagai asam amino dan juga berbagai monomer atau
subunit seperti glukosa dan kemudian memanaskannya. Ternyata
makromolekul-makromolekul memang dapat terbentuk. Makromolekul yang
telah terbentuk cenderung membentuk agregat atau koaservat.
Koaservat berbentuk bulatan atau tetesan kecil di dalam air dan
dibatasi dari medium luarnya oleh lapisan membran tipis. Fox dalam
percobaannya juga menunjukkan bahwa molekul protein yang terbentuk
dengan pemanasan juga membentuk koaservat. Koaservat-koaservat memiliki
membran yang memisahkannya dari medium di sekelilingnya. Bahkan Fox juga
menunjukkan bila koaservat tersebut dimasukkan de dalam larutan yang
hipertonik, mereka akan menyusut. Ini menunjukkan bahwa koaservat
mempunyai sifat dapat melakukan osmosis seperti halnya sel hidup. Tahapan
dalam evolusi kehidupan menurut hipotesis Oparin: 1. Bumi primitif.
Atmosfir mengandung hidrogen, air, metana dan amonia. 2. Sintesis dari
campuran organik sederhana: alkohol, gliserin, asam organik, purin, dan
pirimidin. 3. Sintesis dari makromeolekul: karbohidrat, lemak, protein, enzim,
nukleotida, dan asam nukleat. 4 Gabungan dari berbagai makromolekul
membentuk partikel-partikel besar dan kompleks. 5. Membran membungkus
organisme-organisme heterotrof primitif yang melakukan fermentasi. 6.
Permulaan duplikasi dan reproduksi molekular. 7. Fotosintesis dan
respirasi
Koaservat satu dengan yang lain lalu berinteraksi membentuk koaservat
yang lebih besar. Ini memungkinkan terbentuknya berbagai campuran
molekul-molekul berbeda di dalam satu koaservat. Terbentuknya membran primitif
akan disusul oleh terbentuknya membran yang sesungguhnya. Membran
tersebut akan melindungi makromolekul-makromolekul yang ada di dalamnya.
Disamping itu juga mendekatkan antar molekul tersebut agar dapat lebih
mudah berasosiasi atau meningkatkan kesempatan mereka melakukan
reaksi-reaksi kimia.
Koaservat dengan membran akan berkembang menjadi lebih kompleks bila di dalam reaksi kimia selanjutnya dapat membentuk asam nukleat
yang dapat memegang peranan penting dalam pengendalian aktivitas
koaservat, termasuk kegiatan pembentukan keturunan yang harus memiliki
struktur dan komposisi molekul-molekul yang sama dengan koaservat
induknya. Fase inilah yang dianggap sebagai tahap sel hidup pertama (sel primitif).
Transformasi bahan organik hasil evolusi kimia menjadi sel hidup yang
pertama, berlangsung melalui evolusi biologi, dan berlangsung sampai
sekarang hingga tercipta seluruh makhluk hidup yang ada saat ini.
No comments:
Post a Comment