Penyakit Batu Empedu

Batu Empedu (gallstone) adalah timbunan kristal/batu di dalam kandung empedu (gallbladder) atau di dalam saluran empedu. Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut kolelitiasis, sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut koledokolitiasis.


Empedu adalah suatu cairan yang berair yang dibuat oleh sel-sel hati yang adalah penting untuk pencernaan makanan didalam usus, terutama lemak. Empedu juga merupakan zat hasil penyaringan zat-zat berbahaya oleh hati. Penyaringan zat berbahaya dalam darah juga dilakukan ginjal dan dibuang dalam bentuk urine. Sel-sel hati mengeluarkan empedu yang mereka buat kedalam kanal-kanal (saluran-saluran) kecil didalam hati. Kemudian empedu mengalir ke luar dari hati (hepar) melalui common hepatic duct. Sebagian empedu mengalir ke arah usus kecil (usus 12 jari) lewat common bile duct dan sebagian lagi masuk ke kandung empedu (gallbladder) melalui cystic duct. Kapasitas kandung empedu sekitar 50 mL, kadar empedu dipekatkan di dalam kandung empedu untuk dipergunakan kembali mencerna makanan di dalam usus saat tubuh memerlukan. Komponen utama empedu adalah cholesterol, separuh cholesterol tubuh dihasilkan hati dan separuh lagi kholesterol berasal dari makanan. Karena beberapa sebab muncul gumpalan keras/ batu baik di dalam kantung empedu maupun pada saluran empedu. Ada beberapa macam penyebab penyakit batu empedu. Jenis kelamin, batu-batu empedu terbentuk lebih umum pada wanita-wanita daripada pria-pria. Umur, kelaziman batu-batu empedu meningkat dengan umur. Kegemukan, individu-individu yang kegemukan adalah lebih mungkin membentuk batu-batu empedu daripada individu-individu yang kurus. Kehamilan, wanita-wanita yang pernah hamil adalah lebih mungkin membentuk batu-batu empedu daripada wanita-wanita yang belum pernah hamil. Kehamilan meningkatkan risiko batu-batu empedu kolesterol karena selama kehamilan, empedu mengandung lebih banyak kolesterol, dan kantong empedu tidak berkontraksi secara normal. Pil-Pil Pengontrol Kelahiran dan Terapi Hormon, tingkatan-tingkatan hormon-hormon yang meningkat yang disebabkan oleh kedua perawatan meniru kehamilan. Kehilangan Berat Badan yang cepat, kehilangan berat badan yang cepat dengan cara-cara apapun, diet-diet kalori sangat rendah atau operasi kegemukan, menyebabkan batu-batu empedu kolesterol pada sampai 50% dari individu-individu. Banyak batu-batu empedu akan menghilang setelah kehilangan berat, namun banyak yang tidak. Lebih dari itu, sampai mereka menghilang, mereka mungkin menyebabkan persoalan-persoalan. Penyakit Crohn, individu-individu dengan penyakit Crohn dari terminal ileum adalah lebih mungkin membentuk batu-batu empedu. Batu-batu empedu membentuk karena pasien-pasien dengan penyakit Crohn kekurangan asam-asam empedu yang cukup untuk melarutkan kolesterol dalam empedu. Secara normal, asam-asam empedu yang memasuki usus kecil dari hati dan kantong empedu diserap kembali kedalam tubuh dalam terminal ileum dan dkeluarkan kembali oleh hati kedalam empedu. Dengan kata-kata lain, asam-asam empedu didaur ulang (recycle). Pada penyakit Crohn, terminal ileum berpenyakit. Asam-asam empedu tidak diserap secra normal, tubuh menjadi kehabisan asam-asam empedu, dan lebih sedikit asam-asam empedu yang dikeluarkan kedalam empedu. Tidak ada asam-asam empedu yang cukup untuk mempertahankan kolesterol larut dalam empedu, dan batu-batu empedu terbentuk. Trigliserid Darah yang Meningkat, batu-batu empedu terjadi lebih seringkali pada individu-individu dengan tingkatan-tingkatan trigliseid darah yang meningkat. Komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sebagian kecil lainnya terbentuk dari garam kalsium. Cairan empedu mengandung sejumlah besar kolesterol yang biasanya tetap berbentuk cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol, maka kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk endapan di luar empedu. Sebagian besar batu empedu terbentuk di dalam kandung empedu dan sebagian besar batu di dalam saluran empedu berasal dari kandung empedu. Batu empedu bisa terbentuk di dalam saluran empedu jika empedu mengalami aliran balik karena adanya penyempitan saluran atau setelah dilakukan pengangkatan kandung empedu. Batu empedu di dalam saluran empedu bisa mengakibatkan infeksi hebat saluran empedu (kolangitis), infeksi pankreas (pankreatitis) atau infeksi hati. Jika saluran empedu tersumbat, maka bakteri akan tumbuh dan dengan segera menimbulkan infeksi di dalam saluran. Bakteri bisa menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan infeksi di bagian tubuh lainnya.
Gejala Batu Empedu
Sebagian besar batu empedu dalam jangka waktu yang lama tidak menimbulkan gejala, terutama bila batu menetap di kandung empedu. Kadang-kadang batu yang besar secara bertahap akan mengikis dinding kandung empedu dan masuk ke usus halus atau usus besar, dan menyebabkan penyumbatan usus (ileus batu empedu). Yang lebih sering terjadi adalah batu empedu keluar dari kandung empedu dan masuk ke dalam saluran empedu. Dari saluran empedu, batu empedu bisa masuk ke usus halus atau tetap berada di dalam saluran empedu tanpa menimbulkan gangguan aliran empedu maupun gejala.  Jika batu empedu secara tiba-tiba menyumbat saluran empedu, maka penderita akan merasakan nyeri. Nyeri cenderung hilang-timbul dan dikenal sebagai nyeri kolik. Nyeri timbul secara perlahan dan mencapai puncaknya, kemudian berkurang secara bertahap. Nyeri bersifat tajam dan hilang-timbul, bisa berlangsung sampai beberapa jam. Lokasi nyeri berlainan, tetapi paling banyak dirasakan di perut atas sebelah kanan dan bisa menjalar ke bahu kanan. Penderita seringkali merasakan mual dan muntah. Jika terjadi infeksi bersamaan dengan penyumbatan saluran, maka akan timbul demam, menggigil dan sakit kuning (jaundice). Biasanya penyumbatan bersifat sementara dan jarang terjadi infeksi. Nyeri akibat penyumbatan saluran tidak dapat dibedakan dengan nyeri akibat penyumbatan kandung empedu. Penyumbatan menetap pada duktus sistikus menyebabkan terjadinya peradangan kandung empedu (kolesistitis akut). Batu empedu yang menyumbat duktus pankreatikus menyebabkan terjadinya peradangan pankreas (pankreatitis), nyeri, jaundice dan mungkin juga infeksi. Kadang nyeri yang hilang-timbul kambuh kembali setelah kandung empedu diangkat, nyeri ini mungkin disebabkan oleh adanya batu empedu di dalam saluran empedu utama.
Pemeriksaan terbaik untuk menemukan batu empedu adalah dengan pemeriksaan USG dan kolesistografi. Pada kolesistografi, foto rontgen akan menunjukkan jalur dari zat kontras radioopak yang telah ditelan, diserap di usus, dibuang ke dalam empedu dan disimpan di dalam kandung empedu. Jika kandung empedu tidak berfungsi, zat kontras tidak akan tampak di dalam kandung empedu. Jika kandung empedu berfungsi, maka batas luar dari kandung empedu akan tampak pada foto rontgen. Diagnosis batu di dalam saluran empedu ditegakkan berdasarkan adanya nyeri perut, jaundice, menggigil dan demam. Hasil pemeriksaan darah biasanya menunjukkan pola fungsi hati yang abnormal, yang menunjukkan adanya penyumbatan saluran empedu. Beberapa pemeriksaan lainnya yang bisa memberikan informasi tambahan untuk membuat diagnosis yang pasti adalahUSG, CT scan, berbagai teknik foto rontgen yang menggunakan zat kontras radioopak untuk menggambarkan saluran empedu.
Terapi Batu Empedu
Jika tidak ditemukan gejala, maka tidak perlu dilakukan pengobatan. Nyeri yang hilang-timbul bisa dihindari atau dikurangi dengan menghindari atau mengurangi makanan berlemak. Jika batu kandung emped menyebabkan serangan nyeri berulang meskipun telah dilakukan perubahan pola makan, maka dianjurkan untuk menjalani pengangkatan kandung empedu (kolesistektomi). Pengangkatan kandung empedu tidak menyebabkan kekurangan zat gizi dan setelah pembedahan tidak perlu dilakukan pembatasan makanan. Sekitar 1-5 orang dari setiap 1.000 orang yang menjalani kolesistektom meninggal. Kolesistektomi laparoskopik mulai diperkenalkan pada tahun 1990 dan sekarang ini sekitar 90% kolesistektomi dilakukan secara laparoskopi. Kandung empedu diangkat melalui selang yang dimasukkan lewat sayatan kecil di dinding perut. Batu saluran empedu bisa menyebabkan masalah yang serius, karena itu harus dikeluarkan baik melalui pembedahan perut maupun melalui suatu prosedur yang disebut endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP).
Pada ERCP, suatu endoskop dimasukkan melalui mulut, kerongkongan, lambung dan ke dalam usus halus. Zat kontras radioopak masuk ke dalam saluran empedu melalui sebuah selang di dalam sfingter Oddi. Pada sfingterotomi, otot sfingter dibuka agak lebar sehingga batu empedu yang menyumbat saluran akan berpindah ke usus halus. ERCP dan sfingterotomi telah berhasil dilakukan pada 90% kasus. Kurang dari 4 dari setiap 1.000 penderita yang meninggal dan 3-7% mengalami komplikasi, sehingga prosedur ini lebih aman dibandingkan pembedahan perut. Pada 2-6% penderita, saluran menciut kembali dan batu empedu muncul lagi. Batu kandung empedu tidak dapat diangkat melalui prosedur ERCP. ERCP saja biasanya efektif dilakukan pada penderita batu saluran empedu yang lebih tua, yang kandung empedunya telah diangkat.
Mencegah Lebih Baik Dari Mengobati
Karena komposisi terbesar batu empedu adalah kolesterol, sebaiknya menghindari makanan berkolesterol tinggi yang pada umumnya berasal dari lemak hewani. Serta kegiatan fisik untuk mengendalikan lemak dalam tubuh.

artikel ini disalin lengkap dari: https://cakidur.wordpress.com/2011/05/12/waspada-penyakit-batu-empedu/
halaman utama website: https://cakidur.wordpress.com/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!

No comments:

Not Indonesian?

Search This Blog