Kehidupan Capung (dragonfly)

Kingdom: Animalia
Phylum: Arthropoda
Class: Insecta
Ordo: Odonata
Family: Libellulidae
Genus: Libellula

Spesies: Depressa

gambar capung
capung
Capung adalah serangga purba, karena sudah ada sejak 300 juta tahun lalu. Seperti serangga pada umumnya, tubuh capung/dragonfly (Libellula depressa) terdiri dari tiga bagian: kepala dengan mata besar, dada/thorax dengan empat sayap panjang yang tidak bisa dilipat dilengkapi tiga pasang kaki, dan perut/abdomen dengan 10 segmen. Capung hidup dekat dengan air karena siklus hidupnya yang membuat mereka tidak bisa hidup jauh dari air. Siklus hidup capung, dari telur hingga mati setelah dewasa, bervariasi antara enam bulan hingga lima tahun.
capung kawin
capung kawin
Proses kawin capung dewasa bisa berlangsung berjam-jam dan dapat dilakukan dalam keadaan terbang.
induk capung bertelur pada permukaan air
induk capung bertelur pada permukaan air
Sebelum bertelur, induk capung akan mencari perairan yang bebas polusi dan dilengkapi tumbuhan air untuk tempat berlindung anak-anaknya nanti. Adanya tumbuhan air juga menjanjikan ada banyak mikroorganisme air lain yang dapat hidup di sana sebagai sumber makanan calon larva capung. Setelah menemukan habitat yang pas, induk capung akan bertelur pada permukaan air. Induk capung dapat meletakkan telur hingga 100.000 butir.
telur capung
telur capung
Telur-telur capung ini diselimuti lendir yang licin jika dipegang. Telur capung akan menetas menjadi larva setelah dua hari hingga satu minggu. Di negara beriklim lebih dingin, telur capung membutuhkan waktu lebih lama untuk menetas.
gambar larva capung
larva capung
Setelah menetas, larva capung hidup dan berkembang di dasar perairan. Larva/tempayak capung yang juga dikenal dengan nama kini-kini bernafas di dalam air dengan menggunakan insang internal. Meskipun merupakan makhluk air pada fase ini, larva capung masih dapat hidup bila dipindahkan di darat berjam-jam lamanya. Selama fase ini, larva capung akan sering berganti kulit hingga mengalami metamorfosis menjadi nimfa.
gambar nimfa capung
nimfa capung
Sebagian besar siklus hidup capung dihabiskan dalam bentuk nimfa (bisa hingga 4 tahun lamanya). Nimfa capung dengan kemampuan berenangnya yang gesit, hidup sebagai predator air yang ganas. Nimfa capung berukuran besar bahkan dapat memburu dan memangsa berudu dan anak ikan. Jika mangsa jarang ditemukan, nimfa capung tidak segan memakan sesamanya (kanibal). Sama seperti saat menjadi larva, nimfa capung masih sering berganti kulit (hingga 12 kali).
metamorfosis capung
capung dewasa keluar dari nimfa
Setelah tumbuh sempurna, pada cuaca yang tepat, nimfa akan keluar dari air untuk mencari tumbuhan atau bebatuan untuk menyelesaikan metamorfosis menjadi capung dewasa. Nimfa akan mengelupaskan kulit lamanya dan berubah menjadi capung muda. Kulit nimfa yang ditinggalkan ini disebut exuvia. Metamorfosis capung termasuk metamorfosis tidak sempurna karena tidak melewati fase pupa/kepompong.
capung sebagai mangsa burung
capung sebagai mangsa burung
Setelah dewasa, capung biasanya dapat hidup selama dua bulan. Jika beruntung, capung dewasa mampu hidup maksimal hingga empat bulan. Capung dewasa, meskipun tidak seganas saat menjadi nimfa, masih merupakan predator bagi serangga yang lebih kecil seperti nyamuk. Namun pada fase ini, capung dewasa lebih sering menjadi mangsa. Musuh utama capung di alam liar adalah: burung, bunglon, belalang sembah (mantis), dan kadal air.
Peran/Manfaat Capung
  • Sebagai pemburu hama tanaman, seperti ngengat & walang sangit
  • Sebagai bioindikator air bersih, karena nimfa capung tidak akan dapat hidup di air yang sudah tercemar & perairan yang tidak ada tumbuhannya.
  • Nimfa capung memakan jentik-jentik nyamuk yang dapat menularkan penyakit berbahaya seperti malaria & demam berdarah.

artikel ini disalin lengkap dari: https://adearisandi.wordpress.com/2011/04/12/siklus-hidup-capung/
halaman utama website: https://adearisandi.wordpress.com/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!

No comments:

Not Indonesian?

Search This Blog