Aurora adalah fenomena alam yang menyerupai pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari (angin surya).
Aurora, itulah nama sebuah fenomena yang
terjadi akibat adanya interaksi antara partikel-partikel Matahari yang
terjebak dalam medan magnet dan atmosfer Bumi yang mengalir turun sesuai
dengan garis-garis medan magnetik Bumi ke kutub-kutub Bumi dan
bertabrakan dengan atom nitrogen dan oksigen di atmosfer sehingga
terjadinya badai geomagnetik yang menghasilkan tirai cahaya
berwarna-warni di beberapa lokasi berlintang tinggi. Penamaan Aurora
sendiri diambil dari bahasa Yunani yaitu Dewi Fajar Rom.
Percikan matahari adalah kejadian alam
yang alami, penyebabnya ada di inti matahari namun para ilmuan belum
tahu apa yang menyebabkan itu terjadi. Percikan yang terjadi di
permukaan matahari bahkan sampai menjauhi matahari. Percikan ini jika
ada di sekitar matahari berbentuk setengah lingkaran. Jika sudah
menjauhi matahari bola api raksasa yang berasal dari matahari. Percikan
ini bisa menjauhi matahari selama satu minggu sampai pada akhirnya benda
itu menghilang. Percikan api terbesar yang sudah pernah tercatat dapat
melampaui besar planet Jupiter. Sangat besarnya ukuran benda langit ini
dapat menghancurkan bumi seisinya. Bola api raksasa ini jika mencapai
bumi akan menyebabkan aurora pada kutub bumi. Aurora ini terbentuk
akibat panas dari bongkahan benda langit dari matahari ditolak oleh
bagian kutub magnit bumi. Aurora ini memancar berwarna warni membentuk
gambar tiga dimensi yang sangat indah. Namun jika bongkahan besar ini
mencapai bumi panasnya bisa mencapai 70 derajat pada malam hari di
atmosfir bumi. Efek dari percikan ini adalah satelit yang ada di angkasa
bisa rusak, sambungan telepon putus dan kita tidak bisa mendapatkan
arus listirk. Saat ini panas yang ada mencapai seribu kali dari panas
awal. Ini dapat menyebabkan merkurius menjadi korban keganasannya dan
kemudian venus. Energi yang dilepaskan pada saat partikel tersebut
bertubrukan dapat dilihat secara visual melalui warna cahaya yang
berbeda-beda. Warna yang terlihat bergantung pada ketinggian dan jenis
molekul yang ada. Pada ketinggian di atas 300 km partakel tersebut
bertumbukan dengan atom hydrogen menimbulkan warna aurora
kemerah-merahan. Ketinggian 140 km, tumbukan dengan molekul oksigen
menimbulkan aurora biru atau ungu. Ketinggian 100 km, partikel
bertumbukan dengan atom oksigen dan nitrogen menimbulkan cahaya warna
hijau atau merah muda.
Beruntung, kita diberi magnet alami untuk
menangkal partikel berenergi tinggi ini sebagaimana dalam
al-Qur’an
surat al-Anbiya’: 32
“Dan Kami menjadikan langit sebagai atap yang terpelihara, namun mereka tetap berpaling dari tanda-tanda (kebesaran Allah).”
Jika
partikel bermuatan dipaksa melintasi medan magnetik maka ia akan
diarahkan oleh medan magnetik Bumi, untuk bergerak sesuai dengan
garis-garis medan magnetik Bumi, meninggalkan suatu daerah berbentuk
komet di sekitar Bumi kita yang disebut magnetosfer menuju ke
arah kutub utara dan kutub selatan magnetik Bumi sehingga suatu arus
listrik (induksi) dapat dihasilkan melalui suatu kumpulan
interaksi-interaksi yang kompleks, beberapa dari partikel-partikel
bermuatan dapat menembus ke dalam magnetosfer ini berkumpul dalam
beberapa zone di sekitar Bumi. Arus listrik yang dibangkitkan memberikan
energi untuk mempercepat beberapa dari partikel-partikel ini kembali
menuju Bumi, sejajar dengan garis-garis gaya magnetik yang berasal dari
kutub-kutub magnetik utara dan selatan. Saat partikel-partikel energetik
tersebut berbenturan dengan partikel udara dalam atmosfer Bumi, ia akan
menyebabkan partikel udara (terutama nitrogen) terionisasi dan
mengeksitasi atom-atom dan molekul-molekul lainnya ketingkat energi
lebih tinggi (keadaan eksitasi). Ketika atom-atom dan molekul-molekul
ini kembali ke keadaan dasarnya dengan cara membebaskan energi,
atom-atom dan molekul-molekul ini memancarkan radiasi dengan panjang
gelombang tertentu. Panjang gelombang-panjang gelombang cahaya tampak
yang dipancarkan menghasilkan AURORA.
Bagaimana proses terbentuknya aurora yang indah ini?
Jadi di planet yang kita tempati ini dikelilingi selubung magnetik super besar yang biasanya disebut Medan Magnetik Bumi.
Kita
beralih ke matahari, ada saat-saat dimana matahari mengeluarkan solar
wind. Solar wind ini adalah aliran elektron dan proton yang terlepas
dari matahari akibat tingginya energi kinetik yang dimiliki kedua
partikel serta suhu matahari. Untuk lebih jelasnya baca di tante wiki
aja. Nah, aliran partikel-partikel solar wind ini terperangkap di medan
magnetik bumi, beberapa dari partikel-partikel ini mengarah ke kutub
bumi dengan kecepatan yang terus bertambah.
Benturan antara partikel-partikel ini dan
atom-atom yang terdapat dalam atmosfer bumi melepaskan energi yang
menyebabkan terbentuknya aurora di kutub bumi yang nampak seperti
lingkaran besar yang mengelilingi kutub. Makanya aurora lebih sering
muncul dan bersinar lebih terang ketika matahari sedang aktif-aktifnya
mengeluarkan Corona Mass Ejection yang menyebabkan meningkatnya
intensitas dari solar wind. Benturan antara partikel-partikel ini dan
atom-atom yang terdapat dalam atmosfer bumi melepaskan energi yang
menyebabkan terbentuknya aurora di kutub bumi yang nampak seperti
lingkaran besar yang mengelilingi kutub. Makanya aurora lebih sering
muncul dan bersinar lebih terang ketika matahari sedang aktif-aktifnya
mengeluarkan Corona Mass Ejection yang menyebabkan meningkatnya
intensitas dari solar wind.
Di bumi (aurora bisa juga muncul di planet lain selain bumi), aurora muncul di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan bumi.
Mengapa Aurora hanya terdapat di kutub bumi??
Karena di kutub utara dan selatan medan magnetiknya sangat kuat dibanding wilayah lain. Meski kadang-kadang miss aurora bisa juga nampak di puncak gunung di iklim tropis tapi fenomena ini sangat jarang sekali terjadi.
Karena di kutub utara dan selatan medan magnetiknya sangat kuat dibanding wilayah lain. Meski kadang-kadang miss aurora bisa juga nampak di puncak gunung di iklim tropis tapi fenomena ini sangat jarang sekali terjadi.
Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan magnetiknya. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis (IPA /ɔˈɹɔɹə bɔɹiˈælɪs/), yang dinamai bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara, Boreas. Ini karena di Eropa,
aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah
Matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terjadi
di antara September dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di
sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa.Tapi kadang-kadang aurora muncul di puncak gunung di iklim tropis.
Aurora Borealis (Kutub Utara)
Nama aurora borealis diambil dari nama Dewi Fajar Romawi, Aurora, dan nama Yunani untuk angin Utara, Boreas. Dinamai seperti itu karena di Eropa aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk Utara seakan-akan matahari akan terbit dari ufuk Utara. Aurora borealis selalu terjadi di antara bulan September dan Oktober serta Maret dan April.
Nama aurora borealis diambil dari nama Dewi Fajar Romawi, Aurora, dan nama Yunani untuk angin Utara, Boreas. Dinamai seperti itu karena di Eropa aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk Utara seakan-akan matahari akan terbit dari ufuk Utara. Aurora borealis selalu terjadi di antara bulan September dan Oktober serta Maret dan April.
Aurora Australis (Kutub Selatan)
Miss aurora yang satu ini hanya bisa dilihat dari daerah dengan garis lintang selatan yang tinggi di daerah Antartika, Amerika Selatan, dan Australia. Australis adalah nama latin untuk “Selatan”.
Miss aurora yang satu ini hanya bisa dilihat dari daerah dengan garis lintang selatan yang tinggi di daerah Antartika, Amerika Selatan, dan Australia. Australis adalah nama latin untuk “Selatan”.
Warna Aurora
Warna-warni yang ditampakkan oleh aurora disebabkan karena benturan partikel dan molekul atau atom yang berbeda. Warna yang muncul dipengaruhi oleh komposisi atmosfer dan ketinggiannya sehingga warna yang dihasilkan bisa berubah-ubah. Bila partikel yang bersangkutan berbenturan dengan oksigen pada ketinggian 140 km, warna aurora menjadi biru atau ungu. Bila partikel yang bersangkutan berbenturan dengan oksigen dan nitrogen pada ketinggian 100 km, warna aurora menjadi kemerah-merahan. Bila partikel yang bersangkutan berbenturan dengan hidrogen pada ketinggian 300 km, warna aurora menjadi hijau atau merah.
Warna-warni yang ditampakkan oleh aurora disebabkan karena benturan partikel dan molekul atau atom yang berbeda. Warna yang muncul dipengaruhi oleh komposisi atmosfer dan ketinggiannya sehingga warna yang dihasilkan bisa berubah-ubah. Bila partikel yang bersangkutan berbenturan dengan oksigen pada ketinggian 140 km, warna aurora menjadi biru atau ungu. Bila partikel yang bersangkutan berbenturan dengan oksigen dan nitrogen pada ketinggian 100 km, warna aurora menjadi kemerah-merahan. Bila partikel yang bersangkutan berbenturan dengan hidrogen pada ketinggian 300 km, warna aurora menjadi hijau atau merah.
Aurora di Planet Lain
Bumi hanyalah salah satu planet di alam
semesta ini. Planet-planet lain pun memiliki medan magnetik. Pancaran
solar wind yang mencapai medan magnetik planet-planet ini akan
menyebabkan terbentuknya aurora di planet yang bersangkutan dengan
proses yang sama dengan proses terjadinya aurora di bumi. Aurora juga
akan terbentuk pada daerah dengan medan magnetik tertinggi.
artikel ini disalin lengkap dari: https://anggieningtyas.wordpress.com/2012/03/30/aurora/
halaman utama website: https://anggieningtyas.wordpress.com/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
No comments:
Post a Comment