Pada
tahun 1802 Dalton mengemukakan jika atom merupakan partikel terkecil
penyusun alam semesta. Tidak lama kemudian (1899-1932) para ilmuwan
menemukan proton, elektron dan neutron. Sehingga kalimat yang menyatakan
jika atom sebagai partikel terkecil dari semua materi perlu dikaji
ulang. Selanjutnya pada tahun 1964 Peter Higgs mengkonsepkan partikel lainnya, yaitu partikel pemberi massa yang selanjutnya disebut partikel Higgs Boson (secara salah kaprah disebut partikel tuhan). Selain itu Murray Gell-Mann dan George Zweig, ilmuwan asal Amerika Serikat,
mengungkapkan bahwa proton dan netron jika dibelah terdiri atas bagian yang lebih
kecil disebut quark.
Perkembangan
dunia partikular tidak berhenti sampai sana, tahun 1974 mulai
dicetuskan model standar fisika partikel. Menurut model ini, semesta
terdiri atas 12 partikel yang disebut fermion. Fermion terbagi menjadi 2
jenis, quark dan lepton, masing-masing ada enam buah.
Model Standar: Partikel dan Gaya Fundamental
Teori Kuantum, sebagai teori yang paling bertanggungjawab atas domain
ini, menjelaskan bahwa ada empat cara partikel-partikel itu
berkomunikasi. Cara-cara ini selanjutnya disebut gaya. Gaya paling lemah
adalah gravitasi, yang menyatukan partikel-partikel dalam orde
makroskopik. Gaya elektromagnetik adalah gaya kedua di alam yang
mengikat orde pertama alam mikroskopik, yakni bertanggungjawab dalam
berbagai reaksi kimia. Gaya ketiga dan keempat adalah gaya kuat dan gaya
lemah, yang bertanggungjawab dalam orde kedua alam mikroskopik. Keempat
gaya tersebut seolah-olah terpadu, namun kenyataannya terpisah satu
sama lain. Ada keyakinan diantara para fisikawan bahwa empat gaya itu
kelak benar-benar bisa disatukan.
Model Standar juga menyatakan, materi terdiri dari partikel kecil yang
disebut fermion. Fermion terdiri dari quark dan lepton. Ada juga boson,
yakni partikel perantara interaksi antar materi. Tiap boson membawa
gaya sendiri --gluon membawa gaya kuat, foton membawa gaya elektromagnet
W, Z boson membawa gaya lemah, dan graviton membawa gaya gravitasi.
Partikel terakhir, yakni Higgs boson yang berperan menentukan massa.
Kecuali Higgs boson, semua partikel dalam Model Standar sudah ditemukan.
Bersandar pada hukum distribusi statistik kuantum Bose-Einstein, hasil
kolaborasi fisikawan India, Satyendra Bose dan Albert Einstein, Peter
Higgs pada 1960-an mencetuskan teori yang menuntut adanya partikel
subatom dari suatu medan (field) yang memberikan massa ke partikel dasar – yang kelak disebut Higgs boson
Dari mana muncul nama Higgs boson? Medan Higgs ini terdiri dari kuanta
partikel berjenis boson – itu sebabnya dinamai Higgs boson, yang
memiliki ciri, massanya diprediksi berada diatas 100 Giga eV atau lebih
dari 100 kali massa proton.
Penantian yang Dinanti
Akhirnya
pada tanggal 4 Juli 2012 secara sah partikel tuhan (Higgs Boson)
ditemukan oleh para ilmuwan di CERN. Meski secara teoritis terbukti,
tapi mewujudkan Higgs boson sungguh
pelik. Tak semua ilmuwan percaya. Termasuk ilmuwan tenar dan
kontroversial, Stephen Hawking. Penemuan Higgs boson membuatnya kalah
taruhan. Konsekuensinya, ia harus menyerahkan US$100 kepada fisikawan
University of Michigan Godon Kane, sang pemenang.
Lalu apa hubungannya dengan pembentukan alam semesta?
Pada 13,7 miliar tahun lalu, sesaat setelah dentuman terjadi (Big Bang),
semesta yang panas terisi oleh hamparan partikel. Tanpa kehadiran Higgs
boson, maka quarks tidak akan terkombinasi membentuk proton atau
neutron. Kemudian, proton dan neutron pun tak akan terkombinasi dengan
elektron membentuk atom. Tanpa atom, maka molekul dan materi pun tidak
akan terbentuk. Atau dengan kata lain: tak ada galaksi, tak ada bintang,
tak ada planet, tak ada kehidupan di muka Bumi.
Untuk mempermudah pemahaman kita mengenai Partikel Higgs Boson mari kita lihat penjelasan di bawah ini:
artikel ini disalin lengkap dari: http://www.rofayuliaazhar.com/2012/09/partikel-tuhan-partikel-higgs-boson.html
halaman utama website: http://www.rofayuliaazhar.com/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
No comments:
Post a Comment