Kincir-Kincir Angin Kinderdijk, Belanda

Desa Kinderdijk di Belanda, terleetak sekitar 15 km sebelah timur dari Rotterdam. Kinderdijk berada di wilayah yang disebut Alblasserwaard yang terletak di bawah permukaan laut. Daerah yang sering disebut Polder ini adalah lahan yang direklamasi dari badan air, seperti danau atau rawa-rawa. Setelah air terkuras keluar dari badan air, permukaan tanah surut dari waktu ke waktu dan akhirnya semua polder berada di bawah permukaan air di sekitarnya. Air kemudian memasuki polder yang rendah ini melalui tekanan air dari air tanah, atau curah hujan, yang harus secara teratur dipompa keluar atau dikeringkan dengan membuka pintu air pada saat air surut. Di Kinderdijk, sebagian besar air berasal dari pertemuan sungai Lek dan Noord, yang berada di sana.




Untuk menguras polder tersebut, sistem 19 kincir angin dibangun antara tahun 1738 dan 1740. Tujuannya adalah untuk memompa kelebihan air ke dalam reservoir sampai level sungai cukup rendah untuk memompa air kembali ke sungai Lek. Kelompok kincir angin disini merupakan konsentrasi terbesar kincir angin tua di Belanda, dan saat ini menjadi situs wisata populer. Mereka telah menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1997.


Di Alblasserwaard, masalah dengan air menjadi semakin bertambah besar pada abad ke-13. Awalnya, kanal besar, yang disebut "weteringen", digali untuk menyingkirkan kelebihan air di polder. Namun, tanah yang dikeringkan mulai turun, sedangkan level sungai naik karena deposito pasir sungai. Setelah beberapa abad, cara tambahan untuk menjaga polder tetap kering diperlukan. Saat inilah keputusan untuk membangun serangkaian kincir angin diambil. Pada suatu waktu ada lebih dari 150 kincir angin di daerah Alblasserwaard dan Vijfheerenlanden. Lalu jumlahnya turun menjadi 78 di tahun 1870-an, tetapi hari ini, total hanya 28, dimana 19 berada di daerah Kinderdijk.

Meskipun kincir angin telah digantikan oleh pompa diesel yang lebih efisien, mereka masih dipertahankan dalam kondisi operasi untuk cadangan jika peralatan modern tidak berfungsi. Kincir angin kincir angin ini digunakan terakhir kalinya selama Perang Dunia kedua, ketika pompa mekanik tidak dapat digunakan lagi karena kekurangan bahan bakar.

Selama musim panas, kincir-kincir kembali dioperasikan lagi demi para wisatawan. Dalam salah satu kincir angin sebuah museum kecil didirikan dengan pameran tentang bagaimana kehidupan keluarga-keluarga kincir.





No comments:

Not Indonesian?

Search This Blog