Teknik dalam Seni Rupa

Penciptaan karya seni rupa tentunya membutuhkan teknik atau keahlian khusus dalam pembuatannya. Memang dalam pembuatan segala sesuatu membutuhkan teknik khusus tak terkecuali juga dalam penciptaan seni rupa. Teknik sendiri adalah cara (kepandaian dsb) membuat atau melakukan yang berhubungan dengan seni. Sedangkan pengertian umum dari teknik adalah metode atau sistem menggunakan sesuatu. Jadi dalam seni rupa diperlukan kepandaian atau ketrampilan dalam mengoperasikan perangkat pendukung dalam seni. Jadi pengoperasian perangkat ini adalah alat, media dan bahan yang sudah dibahas di bab sebelumnya. Kepandaian dan kecakapan akan menghasilkan sebuah karya seni yang artistik dan menarik.
teknik seni
Pada pembahasan berikut akan difokuskan pada jenis seni rupa dua dimensi, hal ini dikarenakan karya seni rupa dua dimensi merupakan dasar dan mudah dipraktikan pada tingkat dasar. Disamping itu penciptaan karya seni rupa dua dimensi hanya membutuhkan alat, media dan bahan yang sederhana dan mudah didapatkan disekitar kita. Maka dari itu pada pokok bahasan berikut akan difokuskan pada penciptaan jenis karya dua dimensi, seperti gambar, lukisan, seni grafis, seni kriya. Sebelum membahas pokok persoalan dalam bab ini, kita harus tahu terlebih dahulu unsur pembentuk dalam seni rupa. Unsur yang membentuk dalam sebuah karya seni rupa antara lain :

1. Titik.
Titik merupakan unsur terkecil sekaligus sebagai unsur dasar dalam seni rupa. Dengan adanya titik maka akan tercipta suatu garis dan juga bidang. Dimana ketika titik disusun memanjang maka akan tercipta suatu garis, dan ketika titik dikelompokan akan menjadi suatu bidang. Dan komposisi dari titik akan menarik jika dapat diolah, seperti dengan dukungan media yang berbeda-beda. Ketika diatur dan dikomposisikan secara teratur dan didukung dengan media yang tepat maka akan tercipta suatu karya seni yang artistik dan menarik.

2. Garis.
Unsur kedua dalam seni rupa adalah perkembangan dari titik yang memanjang yaitu garis. Garis terbentuk dari kumpulan titik yang memanjang, dan garis lebih luwes dari pada titik. Garis merupakan unsur yang penting dalam penciptaan seni lukis, grafis, patung dan juga seni lainnya. Ketika dalam menggambar atau melukis kita tentunya akan menggunakan garis sebagai rancangan awal. Penggunaan garis akan menjadi menarik ketika diolah dan di dukung penggunaan media dan tentunya juga teknik. Pengoperasian garis akan menjadi artistik ketika dapat diolah secara maksimal. Dalam artian tebal tipisnya garis, dan panjang pendeknya garis akan mempunyai nilai yang berbeda. Variasi garis dan garis dengan penggunaan warna akan menghasilkan sebuah karya seni yang menarik dan artistik.

3. Bidang.
Bidang dalam seni rupa merupakan penggabungan dari titik dan garis. Penggabungan kedua unsur tersebut akan menghasilkan bidang yang beraturan dan tidak beraturan. Ketika kita menggambar objek secara tidak langsung kita membuat komposisi dari titik, garis dan bidang. Bidang beraturan dan tidak beraturan memang selalu ada dalam sebuah karya seni rupa baik dua dimensi ataupun tiga dimensi. Komposisi dari bidang-bidang akan menjadi menarik ketika diberi warna atau teknik yang bervariasi. Sehingga bentuk bidang tidak hanya sebagai sebuah bidang tapi akan menjadi sebuah karya seni yang artistik dan menarik.


4. Warna.
Warna adalah salah satu bagian yang penting dalam suatu karya seni rupa. kehadiran warna akan menjadikan karya seni menjadi menarik dan tentunya lebih berwarna. Ada dua pengertian warna yaitu pengertian menurut ilmu fisika dan ilmu bahan seni rupa. Warna menurut ilmu fisika kesan yang ditimbulkan atau dipantulkan oleh cahaya kepada indera penglihatan(mata). Sedangkan menurut ilmu bahan dalam seni rupa adalah pigmen hasil olahan bahan-bahan dari tumbuhan, binatang ataupun alam, sehingga dihasilkan pigmen warna yang bervariasi.

Dan warna dalam seni rupa dibagi menjadi 5 macam, yaitu warna primer, secunder, intermediate, tertier dan quertener. Warna primer yaitu terdiri dari warna pokok atau warna dasar yang murni tanpa pencampuran dengan warna lainnya. Yang termasuk warna primer antara lain merah, kuning dan biru. Warna sekunder adalah warna yang dihasilkan dari pencampuran warna primer, yaitu akan didapat warna hijau, ungu dan oranye. Sedangkan warna intermediate adalah hasil dari pencampuran warna sekunder dan warna primer. Dari pencampuran tersebut akan didapat warna hijau kekuningan, hijau kebiruan, ungu kebiruan, ungu kemerahan, oranye kekuningan dan oranye kemerahan. Warna tertier adalah hasil pencampuran dari warna sekunder dan intermediate, dan akan menghasilkan warna sebanyak 12 warna. Dan warna quartener yaitu pencampuran warna intermediate dan tertier akan menghasilkan 24 warna. Sedangkan untuk warna hitam dan putih dapat disebut dengan warna netral.

Penggunaan warna dalam penciptaan karya seni rupa tampaknya memang sudah seharusnya. Warna digunakan pada semua pembuatan seni rupa baik dua dimensi atau tiga dimensi. Penggunaan warna baik menggunakan media kering atau basah, akan menjadi maksimal jika diimbangi dengan kecakapan teknik. Penggolahan warna yang benar akan membuat warna menjadi cemerlang dan tidak kotor. Dalam hal ini adalah pada pencampuran warna yang menggunakan media basah seperti cat, dituntut kehatia-hatian dalam proses pencampurannya.

5. Tekstur.
Tekstur adalah nilai raba suatu permukaan. Tekstur terdiri dari tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstrur nyata adalah nilai suatu permukaan yang mempunyai sifat sesuai dengan wujudnya. Dalam artian jika suatu permukaan kasar maka wujud dari permukaan tersebut juga kasar. Sedangkan tekstur semu adalah nilai dari suatu permukaan yang tidak seusuai dengan dengan permukaannya(ilusi optis). Dalam artian misalkan suatu permukaan benda terlihat kasar tetapi ketika dirasakan permukaan tersebut tidak kasar.

Dan tekstur dalam seni rupa dapat dibuat atau diciptakan dengan berbagai macam teknik. Salah satu dalam pembuatan tekstur dapat menggunakan teknik kolase(tempel) dan juga dapat menggunakan teknik prespektif. Tekstur dapat juga terbentuk dengan penguasaan gelap terang serta pengomposisian warna dan sebagainya. Dengan adanya tekstur suatu karya seni akan terlihat lebih secara artistik dan secara kebentukan.

Dengan demikian suatu karya seni rupa tebentuk dari unsur-unsur tersebut di atas. Dan semua unsur tersebut juga tidak akan berarti apa-apa tanpa diolah dan dibentuk dengan kecakapan teknik. Teknik dalam seni rupa bermacam-macam dalam rangka menciptakan karya seni rupa yang berbeda dan artistik. Teknik dalam seni rupa memang ada yang sudah kita kenal, ada juga teknik khusus yang dimiliki setiap orang(pencipta) dan biasanya bersifat rahasia. Dan teknik dalam seni rupa dua dimensi antara lain :

1. Teknik aquarel (transparant)
Teknik aquarel atau teknik dengan banyak air merupakan jenis teknik dari media cat air, hanya dengan cat air teknik aquarel dapat dipraktikan. Dalam artian penggunaan cat air, pencampuran air lebih dominan daripada catnya. Sehingga akan didapat gambar atau goresan yang transparan. Warna akan terlihat lebih tipis dan kertas gambar masih terlihat tidak tertutup oleh cat. Teknik aquarel tergolong cukup sulit untuk pemula, dikarenakan dalam pengerjaan dituntut cepat dan goresan cat harus benar-benar tepat. Dikarenakan sifat cat air yang permanen tidak dapat dihapus setelah digoreskan. Untuk penggunaan teknik aquarel dapat menggunakan kertas khusus untuk cat air, yang dapat menyerap air lebih cepat dari pada kertas biasa. Dan jenis kertas yang khusus cat air dapat diperoleh di art shop, sedangkan untuk jenis kertasnya adalah canson.


2. Teknik Arsir.
Arsir merupakan salah satu jenis teknik yang paling mudah dan sering dipakai pada teknik menggambar. Teknik arsir merupakan pengoperasian garis atau pengolahan garis-garis yang dikomposisikan sedemikian rupa. Teknik arsir pada intinya adalah penggunaan garis, dan teknik arsir dapat menggunakan media kering seperti pensil, balpoint, pensil warna dan spidol. Teknik arsir ada dua macam yaitu teknik arsir searah dan dua arah atau penggabungan. Untuk jenis pola garis dari arsir sendiri bebas, bisa horisontal, vertikal ataupun miring.
3. Teknik Dusel.
Dusel atau teknik gosok, yaitu menggosok goresan atau cat yang telah ditorehkan pada bidang gambar. Tujuan dari teknik gosok adalah untuk mendapatkan hasil yang halus dari goresan pensil atau cat. Jadi setelah goresan pensil atau cat ditorehkan pada bidang gambar, kemudian di gosok menggunakan doezelar, atau dapat juga menggunakan tisue, kapas, kuas dan jari tangan. Sehingga nantinya akan didapat goresan yang halus atau garis yang kabur. Dan teknik dusel dapat diaplikasikan menggunakan media pensil, arang gambar, pensil konte, cat poster dan cat minyak.
4. Teknik Opaque.
Teknik opaque atau teknik blok adalah teknik menutup dengan cat atau pastel sehingga bidang gambar tidak terlihat. Teknik opaque atau menutup bidang-bidang gambar ini dapat menggunakan semua media. Tenik opaque ini akan menjadi menarik jika kita dapat mengatur ketebalan cat atau goresannya. Dan komposisi warna yang harmonis juga akan mendukung terciptanya karya seni yang artistik. Teknik opaque tidak terlalu sulit jika dipraktikan, dikarenakan teknik ini hanya menekankan tebal tipisnya suatu goresan/cat.
5. Teknik Pointilis.
Teknik pontilis atau titik (point) merupakan jenis teknik dalam menggambar atau melukis yang membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Karena dalam hal ini adalah dalam menggambar menggunkan titik yang dikomposisikan sedemikian rupa membentuk suatu objek. Titik-titik dibuat tebal tipis, besar kecil, atau sama besar, untuk mencapai bentuk objek yang artstik. Dan penggunaan titik dengan warna yang berbeda pula tentunya akan menghasilkan gambar atau lukisan yang menarik. Teknik pontilis dapat menggunakan semua media baik media kering ataupun basah.
6. Teknik kerok.
Teknik kerok merupakan teknik dalam menggambar atau melukis, dengan cara mengambil atau mengerok cat/warna menggunkan alat seperti pisau dan lainnya. Jadi ketika cat telah menempel pada bidang gambar, kemudian cat atau warna tersebut dikerok untuk menghasilkan efek-efek yang artistik. Dengan teknik kerok akan dihasilkan garis, bidang, dan juga tekstur yang menarik dan artistik. Teknik kerok dapat diaplikasikan menggunakan media pastel dan cat minyak. Hal ini dikarenakan daya lekat dari pastel dan cat minyak tidak terlalu kuat, sehingga dalam keadaan kering atau basah dapat dikerok.
7. Teknik Kolase.
Kolase atau teknik tempel merupakan teknik dalam melukis atau menggambar, dengan cara menempelkan guntingan gambar/photo ke bidang gambar. Kemudian dari tempelan gambar tersebut direspon, dengan cara memberi warna disekelilingnya sehingga tercipta suatu kesatuan antara gambar tersebut dengan warna. Pemberian warna diatur berdasarkan komposisi warna dan memperhatikan kesesuaian tema dengan gambar tempelan. Teknik kolase dapat digabung dengan teknik-teknik lainnya seperti teknik arsir, opaque, dusel, dan lainnya. Dan teknik kolase dapat digabungkan dengan semua media baik media kering atau basah. Teknik kolase tergolong cukup mudah, dapat dipraktikan pada tingkat dasar dengan menempelkan gambar-gambar yang sederhana.
8. Teknik Tekstur.
Tekstur juga merupakan salah teknik dalam melukis atau menggambar, selain juga salah satu unsur dalam seni rupa. pembentukan tekstur pada lukisan atau gambar dapat menggunakan apa saja, tidak hanya menggunakan media konvensional. Tetapi dapat juga menggunakan media atau benda-benda, untuk dapat menimbulkan tekstur yang kita inginkan. Dalam seni lukis dapat menggunakan cat dicampur dengan lem supaya melekat, dan dapat ditambahkan dengan unsur lainnya seperti pasir, daun, dll.
9. Teknik Palet.
Teknik palet adalah teknik dalam melukis yang menggunakan pisau palet sebagai alatnya. Dalam artian penggoresan cat pada waktu melukis tidak meggunakan kuas, cat langsung di tempelkan pada kanvas. Dengan teknik ini akan diperoleh bentuk dan goresan yang berbeda dengan goresan kuas. Dan biasanya goresan cat tebal, tetapi akan menghasilkan karakteristik yang berbeda. Dan penggunaan teknik palet hanya untuk menggambar bentuk-bentuk yang tidak detail, hanya menggambar kesan-kesan bentuk saja. Teknik palet dapat dikatakan boros cat, karena penggunaan cat yang cukup banyak.
10. Teknik Dekoratif.
Penggunaan teknik dekoratif atau menghias gambar cukup mudah untuk dipraktikan. Hal ini dikarenakan teknik dekoratif dapat menggunakan semua media, baik media kering atau basah. Dan teknik dekoratif pada intinya menggambar dengan dominasi menghias. Untuk pola hiasnya dapat bermacam-macam tergantung selera kita. Pola hias teknik dekoratif dapat berupa ornamen, tumbuhan, bentuk bidang, warna, dll. Hasil dari teknik dekoratif tidak menimbulkan efek keruangan, tidak seperti teknik perspektif. Untuk karya seni dengan teknik dekoratif seperti batik, lukisan dekoratif dll.
11. Teknik Perspektif.
Perspektif adalah salah satu teknik dalam melukis atau menggambar untuk menciptakan efek keruangan. Dengan teknik perspektif akan didapat efek keruangan, yaitu jauh dekatnya suatu benda, dan sudut pandang yang berbeda-beda. Proses penggambaran atau penciptaan ruang perspektif dapat dilakukan dengan tiga macam sudut pandang. Dimana kita tahu perspektif ada tiga macam yaitu perspektif mata manusia, perspektif mata burung, dan perspektif mata katak.
Perspektif mata manusia adalah penciptaan keruangan pada teknik menggambar dengan memakai sudut pandang mata normal(manusia). Dalam artian melihat datar sesuai dengan mata kita memandang benda-benda. Perspektif mata burung adalah penciptaan ruang gambar dengan cara mengambil sudut pandang dari atas. Penciptaan ruang perspektif ini akan didapat suatu objek, seolah-olah terlihat dari atas. Misalkan suatu gedung dilihat dari atas, akan terlihat semakin mengecil bagian bawah gedung tersebut.
Sedangkan perspektif mata katak adalah kebalikan dari mata burung, yaitu pola penciptaan keruangan dengan cara melihat dari bawah/tanah. Dengan perspektif mata burung maka akn didapat suatu objek yang semakin membesar dan melebar dari bawah keatas.
Dan dalam teknik ini terdapat hukum-hukum perspektif, Antara lain :
  • Suatu benda/objek yang jauh akan semakin mengecil bentuknya.
  • Suatu garis dalam lukisan/gambar semakin jauh maka akan semakin tipis dan kabur garis tersebut.
  • Warna dalam lukisan akan semakin kabur/lemah jika untuk melukiskan benda yang jauh.
12. Teknik Ekspresif.
Teknik ekpresif adalah salah satu teknik dalam melukis atau menggambar dengan cara melibatkan emosi kita dalam goresannya. Bisa dijelaskan dalam goresan cat atau garis dapat dibaca goresannya, ekspresi goresannya apakah datar, dalam, berapi-api, lemah, kuat, secara emosiaonal. Dan lazimnya melukis dengan teknik ini tidak didapat bentuk yang detail, karena dalam melukis mempertimbangkan momen emosional kita. Ketika emosi seseorang sedang berapi-api maka goresanya akan terlihat tegas dan bertenaga, sebaliknya orang yang emosinya sedang dalam keadaan stabil maka goresannya akan terlihat biasa saja. Dan teknik melukis dengan teknik ini tergolong cukup sulit, tidak semua orang dapat mempraktikannya. Dan orang yang melukis dengan teknik ini disebut ekspresionis, dan lukisan dengan teknik ekspresif disebut dengan aliran ekspresionisme.
Teknik-teknik tersebut di atas umumnya adalah teknik penciptan dalam menggambar atau melukis. Hal ini karena dalam melukis memang membutuhkan berbagai macam teknik yang khusus dan lebih personal. Sehingga pembahasan teknik tersebut difokuskan lebih kepada pembuatan karya seni gambar atau lukisan. Dan disamping itu mengambar atau melukis merupakan seni rupa yang paling mudah dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Perlu diketahui juga dalam membuat karya seni hendaknya kita memperhatikan hal-hal, yang disebut sebagai prinsip penciptaan dalam seni rupa, antara lain:
Ø Sketsa.
Sketsa merupakan rancangan awal dalam membuat suatu karya seni rupa. Sebelum menggambar atau membuat karya seni lainnya terlebih dahulu harus dibuat sketsa. Pembuatan sketsa yang baik dan benar akan menentukan hasil karya nantinya. Jadi sketsa seharusnya dilakukan dengan teliti dan benar, supaya hasil akhir nantinya juga akan sesuai dengan sketsa awal.
Ø Proporsi.
Dalam menggambar atau melukis hendaknya dipertimbangkan proporsi. Proporsi adalah kesesuain atau perbandingan ukuran objek/bentuk yang akan digambar. Misalkan dalam menggambar manusia diperhatikan proporsi tubuhnya, jangan sampai ada yang tidak sesuai. Dalam arti bentuk dari objek tersebut sesuai dengan bentuk aslinya, tidak terlalu kecil, panjang, gemuk, atau pendek. Dan kesesuain tersebut harus benar-benar diperhatikan, jika tidak proporsional maka akan terlihat janggal.
Ø Komposisi.
Komposisi berarti susunan atau pengaturan, dalam seni rupa harus ada yang diatur. Yang diatur dalam pembuatan seni rupa yaitu berupa garis, warna, bidang, tekstur, dan komposisi objek. Kesemuanya harus diatur guna mencapai harmoni atau keselarasan dalam seni. Komposisi garis adanya pengaturan garis yang selaras, komposisi warna yaitu susunan warna harus diperhatikan keselarasannya. Komposisi bidang pengaturan bidang yang sesuai, dan komposisi tekstur penggunaan tekstur yang seimbang. Sehingga dalam sebuah karya seni, semuanya harus dikomposisikan sedemikian rupa guna mencapai harmoni.
Ø Pencahayaan (gelap terang)
Penggunaan pencahayaan atau gelap terang diperlukan dalam menciptakan sebuah karya seni rupa yang bersifat realistik. Penggunaan gelap terang pada seni lukis, grafis, dll, perlu diperhatikan guna mencapai bentuk yang terkesan tiga dimensi. Gelap terang idealnya dipakai untuk jenis seni rupa dua dimensi. Gelap dalam lukisan dapat menimbulkan efek kedalaman, kesan dekat, serta memberikan efek bayangan. Sedangkan terang dapat menimbulkan efek cahaya, kesan jauh, dan kesan samar/kabur.
Ø Keseimbangan.
Keseimbangan atau balance yaitu kesan yang didapat dari suatu keteraturan susunan atau komposisi, sehingga terdapat daya tarik yang sama pada tiap-tiap susunannya. Kesan yang di dapat dari pangaturan bentuk disebut keseimbangan bentuk, sedangkan pengaturan warna yang sesuai akan diperoleh keseimbangan warna. Keseimbangan dibagi tiga jika dilhat dari susunannya yaitu balance formal, balance in formal dan balance radial.
Keseimbangan formal adalah penempatan objek yang tiap-tiap sisi dan pusatnya adalah sama. Keseimbangan informal adalah pengaturan objek yang pengaturan tiap-tiap sisi dan pusatnya berbeda. Sedangkan keseimbangan radial adalah keseimbangan objek yang menyerupai radiasi cahaya, yaitu menyebar dari pusat menyebar luas dan melebar.
Jadi dalam penciptaan karya seni keseimbangan harus benar-benar diperhatikan, jangan sampai sebuah lukisan atau gambar terlihat tidak seimbang.
Ø Kontras.
Kontras yaitu kesan yang didapatkan karena ada dua hal yang berlawanan. Misalnya berlawanan bentuk, warna, dan ukuran, tetapi perbedaan tersebut tidak membuat timpang. Dengan adanya kontras karya seni tidak terlihat monoton. Walaupun didalam karya seni terdapat perbedaan warna akan selalu terlihat harmonis, disitulah fungsi komposisi, keseimbangan dan unsur-unsur lainnya. Jadi semua unsur-unsur tersebut saling melengkapi, untuk terciptanya karya seni yang baik dan seimbang.
Ø Pusat perhatian.
Pusat perhatian(center of interest) yaitu prinsip dalam penciptaan karya seni rupa, supaya terciptanya pengamatan objek yang terpusat tidak terbagi-bagi. Perhatian kita akan fokus melihat objek yang akan menjadi pusat perhatian. Misalkan dalam sebuah lukisan yang menceritakan sosok nenek tua, maka dalam lukisan tersebut yang akan menjadi pusat perhatian adalah nenek tua tersebut, bukan background atau objek pendukungnya.
Ø Kesatuan.
Kesatuan(unity) adalah penyusunan semua unsur-unsur seni yang berupa garis, warna, bentuk, bidang, menjadi kesatuan yang berkesinambungan dan untuk tercapainya harmonisasi. Walaupun semua unsur tersebut berbeda tetapi secara tidak langsung menyatu dalam satu bingkai yaitu karya seni. Kesatuan ini akan terwujud dengan semua dukungan prinsip-prinsip di atas.
Ø Teknik.
Teknik sebagaimana telah dijelaskan di atas adalah keahlian khusus dalam menciptakan karya seni. Setelah mempertimbangkan semua prinsip di atas, kemudia adalah pemelihan teknik dalam membuatnya. Kira-kira teknik apa yang cocok untuk menyelesaikan suatu karya seni tersebut. Pertimbangan teknik juga dapat dipertimbangkan sebelum mulai membuat karya. Misalkan akan menggambar objek, kira-kira teknik apa yang akan digunakan.
Itulah prinsip-prinsip dalam menciptakan sebuah karya seni, dan prinsip tersebut akan selalu hadir dalam karya seni. Perlu diketahui prinsip-prinsip penciptaan tersebut hanya sebagai rambu-rambu dalam pembuatan karya seni. Disamping harus memperhatikan prinsip tersebut, di sisi lain penciptaan karya seni adalah sebuah ekspresi jiwa yang bersifat personal. Karena karya seni memang idealnya merupakan curahan dan ekspresi dari jiwa kita masing-masing. Jadi harus ada keseimbangan antara prinsip tersebut dengan ekspresi jiwa kita. Walaupun kadang dalam penciptaan karya seni yang memperturutkan panggilan jiwa, secara tidak langsung prinsip tersebut juga akan ada dengan sendirinya dalam karya seni.

artikel ini disalin lengkap dari: http://www.apyusa.com/2015/12/teknik-dalam-seni-rupa.html#
halaman utama website: http://www.apyusa.com/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!

No comments:

Not Indonesian?

Search This Blog