Proses Pembentukan Cairan Hidung (Ingus)






Anda tentu sangat penasaran dengan apa yang sering disebut dengan ingus, bukan? Berikut penjelasannya. Pengetahuan baru tentang zat hijau ingus terkuak. Ilmuwan mengkajinya untuk MENGOBATI DAN MENCEGAH BERBAGAI PENYAKIT pada tubuh. Bentuknya basah, licin,dan sedikit lengket. Cairan tersebut diproduksi oleh selaput mukosa, yaitu lapisan sel pelindung rongga dan saluran tubuh yang terhubung langsung dengan dunia luar.


Beberapa bagian tubuh yang dilapisi selaput ini di antaranya bibir, telinga, lubang hidung, mulut, saluran pencernaan, alat kelamin, dan dubur. Lendir hidung yang sering dianggap mengganggu ini terbuat dari protein. Di samping itu, ada pula karbohidrat, garam, dan jaringan sel sebagai bahan penyusun. Kandungan garam menjadikan si kental terasa asin. Ingus umumnya dihasilkan oleh lapisan sel pada saluran sinus. Rata-rata tubuh memproduksi 1-2 liter ingus per hari. Ini untuk menjaga membran nasal tetap lembab. Ingus memainkan fungsi penting menangkap molekul-molekul bau dan menghubungkan lebih dari 100 reseptor bau dalam rongga hidung manusia. Lendir tersebut akan menangkap partikel-partikel, seperti debu atau serbuk tanaman, kemudian melarutkannya. Sebagian dari molekul-molekul yang ditangkapnya akan mengalir hingga ke ujung reseptor indera penciuman. Otak akan menerjemahkan informasi yang diterima dan menerjemahkannya. Makin cepat dan makin lama reseptor menangkap molekul, berarti makin bau sumber molekul tsb. Ingus yang dihasilkan secara normal dihubungkan dengan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Ini juga merupakan suatu cara untuk menyingkirkan benda asing yang mungkin bisa menyebabkan infeksi. Tubuh cenderung untuk merangsang produksi ingus dan mempertinggi pertahanan terhadap serangan hebat menular dari benda-benda tsb. Mungkin terdengar menjijikan, namun bahan kental yang sama yang membuat ingus berwarna hijau terdapat melimpah di pembuluh darah kita selama menderita sakit jantung. Bahan kental yang dimaksud adalah enzim myeloperoksidase (MPO). Enzim MPO memerlukan besi sebagai ‘molekul penolong’. Lazimnya, molekul penolong ini disebut ko-enzim. Kehadiran logam besi tersebut memberikan warna hijau pada si basah lengket itu. Yang mengejutkan, warna hijau pada saus hijau khas Jepang, wasabi, juga disebabkan oleh ko-enzim yang sama. MPO memproduksi bahan kimia pembunuh kuman berupa asam hipoklorit. Bahan tersebut biasanya digunakan sebagai penjernih air kolam renang. Dalam jumlah berlebih, asam ini dapat menimbulkan berbagai penyakit berbahaya, seperti penyempitan pembuluh darah arteri, asma, rematik, dan kanker. Penemuan tersebut membawa harapan baru bagi pengobatan penyakit jantung. Salah satu upaya yang tengah dikembangkan ilmuwan berdasar hasil penelitian ini adalah dengan mengatur produksi asam hipoklorit oleh enzim MPO dalam ingus. Terkena paparan asap, debu dan gas yang menyengat seperti sulfur dioksida dan nitrogen dioksida menyebabkan ingus menetes secara berlebihan. Ini mengakibatkan pembengkakan dari saluran nasal dan rhinitis. Mengonsumsi makanan sehari-hari yang terlalu pedas atau menyengat menyebabkan ingus tidak terkontrol. Reaksi terhadap suatu alergi dari makanan tertentu menghasilkan kekakuan nasal dan ingus turun dari hidung ke tenggorokan. Hidup pada daerah yang kering atau lingkungan yang terlalu dingin, juga bisa memicu produksi ingus yang berlebih. Akibatnya ingus bisa menetap pada tenggorokan yang akan menjadi tempat yang ideal untuk berkembang biak bakteri atau virus patogen. Kebiasaan tidak sehat meliputi merokok, konsumsi obat-obatan, dan mengonsumsi alkohol. Asap rokok, alkohol dan kafein bisa mengakibatkan iritasi dan peradangan pada membran sehingga meningkatkan pengeluaran ingus.

artikel ini disalin lengkap dari: http://bumblebeebiz-infohot.blogspot.co.id/2011/01/proses-terjadinya-cairan-lendir-hidung.html
halaman utama website:http://bumblebeebiz-infohot.blogspot.co.id/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!



No comments:

Not Indonesian?

Search This Blog