Sistem Komunikasi Gelombang Radio

Konsep Dasar Operasi Sistem Komunikasi Radio Gelombang Mikro
Sistem gelombang mikro digital digital yang digunakan di Parepare yaitu GMD Alcatel DM46U6 atau yang biasa juga disebut radio relay terresterial, krena menggunkan relay/repeater. Sistem transmisi radio ini digunakan untuk menyalurkan/membawa informasi dari satu terminal ke terminal yang lain menggunakan perangkat radio dengan media transmisi udara (ruang bebas).
2.1.1  Sistem LOS (Line Of Sight)
Line Of Sight (LOS) adalah system perambatan radio gelombang mikro dari antena pengirim ke antena penerima dengan jalur transmisi bebas hambatanbaik pada jalur utama maupun height clerance, seperti pada gambar dibawah :

2.1.2  Fading
Fading adalah perubahan amplitude gelombang elektromagnetik yang diterima karena perubahan atmosfer.
Beberapa faktor yang mengakibatkan terjadinya fading :
Ø  Perubahan redaman karena hujan
Ø  Perubahan pengarahan antena
Ø  Interferensi antara gelombang langsung dengan gelombang pantul(multi path fading).
2.1.3  Diversity
Diversity adalah suatu keanekaragaman sistem untuk menambah kualitas penerimaan sinyal pada penerima.
Jenis-jenis diversity antara lain sebagai berikut :
v  Space Diversity
Adapun metode space diversity adalah berdasarkan pada penerimaan sinyal melalui dua buah antenna dan mengkombinasikan kedua sinyal tersebut secara optimal. Satu antena digunakan sebagai pengirim dan sekaligus sebagai penerima dan antenna satunya hanya digunakan sebagai penerima saja.sinyal RF yang dipancarkan mungkin dipantulkan oleh obstacle atau kondisi dari lapisan atmosfer dalam radio hop sehingga terjadi Multipath khususnya pada daerah datar atau pada daerah permukaan air.Dengan demikian akan terjadi perbandingan lintasan antara sinyal langsung dengan sinyal pantul.
Perbedaan jarak lintasan in mengakibatkan sinyal pantul akan mengalami keterlambatan atau delay ( t ).Untuk mendapatkan sinyal terima kedua sinyal langsung dan sinyal pantul digabung oleh antena penerima. Space diversity digambarkan seperti gambar dibawah ini :

Gambar 1 : Proses Pengirimen Sinyal Pada Sace Diversiy

v  Frequensy Diversity
Dalam Frequency diversity, baseband dipancarkan dan diterima pada dua frekuensi yang berbeda. Mengingat disepanjang gangguan
propagasi biasanya hanya berpengaruh pada salah satu frekuensi sehingga metode ini juga memberikan proteksi bagi lintasan transmisi.
Contoh gambar Frequensy Diversity seperti gambar dibawah ini :

Gambar 2 : Proses pengiriman sinyal pada Frequensy Diversity 1+1
2.1.    Konfigurasi dan Jenis Perangkat Sistem Komunikasi Radio Gelombang Mikro Digial
            Sistem konfigurasi Gelombang Mikro yang digunakan di Ophar Area Parepare adalah merek Alcatel Type DM-46U6 atau  AL9468LH yang di rancang untuk hubungan jarak jauh dalam hal ini di operasikan di Sulawesi (Microwave Digital Trans Sulawesi) dimana masing-masing kanal radio akan mentransmisikan baseband sinyal digital dengan kecepatan 140Mps atau secara dengan 1920 kanal voice dan berkerja pada band frekuensi 6,4 s/b 7,1 Ghz
            Perangkat ini menggunakan struktur “Direct SHF Modulation / Demodulation” yang berarti tidak ada intermediet frequenzy, jadi modulator dan demodulator circuitnya terintegrasi masing-masing pada modul transmit unit dan receive. Dan ntuk mempermudahpengoperasian perangkat Alcatel DM46U6 dilengkapi dengan Supervisory berupa perangkat S2G yang interfacenya berupa Micro Terminal atau Craft Terminal
        Alokasi Band Frekuensi (Frequensy Plan)
            Alokasi Band frekuensi untuk system trasmisi GMD DM46U6 mengacu pada peraturan  international dengan operasional frekuensi kerja antara 6430 -7110 Mhz. Frekuensi Plan A dan Plan B.  Masing-masing Plan dibagi atas 4 sub band frekuensi dan 1 sub band terdiriatas 4 frekuensi
Kanal
Frekuensi Kanal
Frekuensi Sub – Band
1
2
3
4
6460
6500
6540
6580


A
5
6
7
8
6620
6660
6700
6740


B
1’
2’
3’
4’
6780
6840
6880
6920


C
5’
6’
7’
8’
6960
7000
7040
7080


D
            Tabel 1. Alokasi Frekuensi Kerja GMD Plan A

Kanal
Frekuensi Kanal
Frekuensi Sub – Band
1
2
3
4
6440
6480
6520
6560


A
5
6
7
8
6600
6640
6680
6720


B
1’
2’
3’
4’
6780
6820
6860
6900


C
5’
6’
7’
8’
6940
6800
7020
7060


D
            Tabel 1. Alokasi Frekuensi Kerja GMD Plan B


2.3.1  Konfigurasi Sistem
A.    Konfigurasi Microwave Digital Trans Sulawesi (GMD TRANSUL)
A.      Konfigurasi Perangkat Terminal 2 + 1
Konfigurasi radio GMD yang diterapkan di Parepare adalah 2+1 yang artinya ada 2 bearer radio yang beroperasi dan 1 bearer radio yang standby (cadangan).
Berikut ini menggambarkan konfigurasi unum dari SKRGD yang ada di Parepare yang terdiri dari :
Ä  Multiplex Digital
Ä  Perangkat Automatic Switching (CA2G)
Ä  Perangkat radio DM46U6
Ä  Supervisory Interface (S2G)

Keterangan :
Ä  Framing Unit berfungsi mengubah sinyal digital ke analog
Ä  TX berfungsi menggabungkan sinyal informasi sinyal carrier
Ä  TLO berfungsi membangkitkan sinyal carrier
Ä  SHF Amplifier berfungsi menguatkan sinyal yang akan ditransmitkan
Ä  BPF berfungsi melewatkan satu sub band frekuensi tertentu
Ä  Regulator berfungsi mengatur arah sinyal transmit dan sinyal receive
Ä  Deframing Unit berfungsi mengubah sinyal analog ke digital
Ä  Equalizer Regenerator berfungsi memperbaiki sinyal info
Ä  RX berfungsi memisahkan sinyal info dan carrier
Ä  RLO berfungsi membangkitkan sinyal carrier yang berbeda pasa 180º
Ä  S2G berfungsi memonitor alarm
Ä  Symtis berfungsi memonitor gangguan (alarm) yang terjadi pada perangkat GMD Alcatel
Ä  Power Supply berfungsi mencatu modul.

 D. Link Radio Alcatel DM46U6 area Parepare
                        Adapun konfigursasi link-Hop Terminal-Repeater untuk area Parpare adalah sebagai berikut:


2.1.    SOP dan SMP Sistem Komunikasi Radio Gelombang Radio
2.4.1 Standard Operation  Procedure (SOP)
Procedur pengoperasian perangkat GMD
A.    Mengoperasikan perangkat GMD
Ø  Pastikan catuan 48 V DC
Ø  Pasang modul pada subrack
Ø  Kencangkan sekrup yang ada pada modul
Ø  Pasang kabel pada input/output modul
Ø  Periksa koneksi kabel
Ø  Kemudian ON-kan Power Supply Amplifier
B.    Mematikan/mengganti modul perangkat GMD
Ø  OFF-kan Power Supply
Ø  Lepaskan kabel input/output pada modul
Ø  Periksa kabel koneksi
Ø  Gandi modul yang diyakini memiliki kerusakan dngan modul yang baik
Ø  Setelah itu lakukan hal yang sama menurut prosedur menghidupkan perangkat



2.4.2 Standard Maintenance Procedure (SMP)
  • Harian
1.    Pengecekan visual dan lampu indikator alarm
2.    Pembersihan perangkat radio
  • Bulanan
1.    Pelaksanaan sama seperti maintenance harian
2.    Meter reading (micro terminal) dan test poin TP_01 perangkat radio
3.    Test fungsi lampu indikator alarm
4.    Test fungsi switching stasiun terminal
5.    Test fungsi orderwire
6.    Test fungsi dehidrator
  • Tahunan
Pelaksanaan seperti maintenance bulanan
v  Local test
1.    Transmitter
Ø  Pengukuran frekuensi TLO
Ø  Pengukuran output frekuensi TLO
Ø  Pengukuran output transmitter dan SHF Amplifier
Ø  Test point tegangan 4volt
Ø  Pengukuran spektrum bandwidth Amplifier
2.    Receiver
Ø  Pengukuran frekuensi RLO dan teganganVCXO RLO
Ø  Pengukuran level power receive dengan dan tanpa diversitas
Ø  Pengukuran response AGC VS tegangan pada TR_02
Ø  Pengukuran Threshold VS BER
v  Section test
1.    Pengukuran Bit Error Rate (BER)
2.    Pengukuran filter

2.2.    Troubleshooting/Analisis gangguan
Alat dan Bahan:
·         Power meter
·         Frekuensi counter
·         Obeng plat
·         Obeng plus
·         Modul TX/RX cadangan yang norma
Langkah-langkah penanggulangan :
1.    Petugas arnet Parepare mendapat  laporan dari petugas di Malocci bahwa pada perangkat GMD di Malocci terdapat indikasi alarm , selang beberapa waktu  kemudian  petugas dari Pattirosompa  juga melaporkan adanya alarm pada perangkat di Patttirosompa, setelah di periksa, ternyata pada perangkat GMD di Parepare juga terdapat alarm.
2.    Untuk itu, indikasi alarm pada perangkat GMD di Parepare, Malocci, dan Patirosompa. Jadi, kemungkinan sementara, terjadi gangguan pada perangkat GMD Parepare, Malocci, dan Patirosompa.
3.    Pertama dilakukanlah  penggantian modul RX menggunakan modul yang masih normal, tapi perangkat tetap saja alarm, selanjutnya di lakukan pergantian modul TX menggunakan modul yang normal tadi, dan hasilnya tetap saja masih alarm. Kemudian,
dilakukanlah pengukuran level power dari perangkat TX dan RX .

4.    Di  parepare,hasil pengukuran dari perangkat tersebut  masih dalam taraf level yang sesuai prosedur, selanjutnya di lakukan pengukuran frekuensi menggunakan frekuensi counter, dan hasilnya di dapat bahwa frekuensi yang di gunakan juga masih dalam ambang batas.
5.    Karena perangkat di parepare tidak ada yang bermasalah, maka pengukuran selanjutnya di adakan di Maloci. Seperti halnya di parepare, di lakukan penggantian modul RX dengan modul yang normal, hasilnya tetap sama, yaitu perangkat masih alarm, selanjutnya penggantian modul baru di lakukan di modul TX, hasilnya ternyata membuat perangkat kembali normal, untuk mengetahuai \letak terjdinya kerusakan, maka dilakukanlah  pengukuran level power, masih dalam batas kewajaran. Selanjutnya di lakukan pengukuran frekuensi, ternyata  frekuensi dari arah Malocci ke Patirosompa mengalami gangguan, yaitu frekuensinya terlalu tinggi dan melewati ambang batas sehingga RX di Patirosompa tidak dapat menerima sinyal yang di pancarkan dari Malocci.

6.    Untuk itulah di lakukan penyetelan frekuensi mengunakan obeng plat pada tempat pengaturan frekuensinya, tapi perlu di perhatikan bahwa saat pengaturan frekuensinya, level powernya harus tetap di jaga dalam ambang batas yang di izikan.

Setelah semuanya selesai, lakukan kordinasi ke parepare dan patirosompa apakah alarm yang terjadi telah normal kembali. Pergeseran frekuensi ini terjadi karena maintenance tahunan tidak berjalan

artikel ini disalin lengkap dari: http://elkom1unesa.blogspot.co.id/2013/03/sistem-komunikasi-radio-gelombang-radio.html
halaman utama website: http://elkom1unesa.blogspot.co.id/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!

No comments:

Not Indonesian?

Search This Blog