1. Menurut astronomi
Berdasarkan astronom Sir Jame Jeinz bumi yang kita diami ini, begitu pula planet-planet lain dari tata surya, beredar diangkasa mengelilingi matahari. Peredaran itu berjalan rapi tanpa terjadi benturan. Tiada lain hanyalah karena diatur dengan sempurna oleh Maha pencipta.
Sunnatullah itu berupa daya tarik menarik antara bumi dengan matahari, maupun dengan planet-planet lain dengan perimbangan yang serasi. Namun menurut teori ilmu alam, daya tarik menarik itu tidakklah selamanya utuh. Kian lama kian surut, akhirnya habis sama sekali. Maka dapat dibayangkan apa yang terjadi, andaikata suatu saat keseimbangan daya tarik menarik itu telah tiada lagi, maka bumi kita ini akan bertubrukan dengan planet-planet lain, atau meluncur dengan kecepatan yang maha dahsyat menubruk matahari. Kejadian itu dapat menjadikan semua yang ada dibumi ini akan hancur lebur sebagaimana dijelaskan dalam kitab suci Al Qur’an.
2. Menurut Geologi
Bumi ini terjadi dari semacam gas panas atau nebula. Dalam waktu jutaan tahun gas panas itu makin lama makin dingin, sehingga akhirnya membeku dan menjadi zat padat seperti yang terdapat pada kulit bumi. Tetapi dalam perut bumi yang besar itu masih tersimpan gas-gas panas yang, menurut sifatnya berkembang dan mendesak arah ke luar, dan kulit bumi tidak meletus karena hanya ada tekanan udara atau atmosfir dari luar hingga tekanan dari dalam dan tekanan dari luar seimbang adanya. Suatu saat terjadi tekanan gas panas dari dalam bumi sehingga terjadilah letusan gunung dan gempa. Setiap benda panas lama-lama akan menjadi dingin, demikian juga gas yang ada diperut bumi lambat laun akan cair dan beku, serta tekanannya akan berkurang, bahkan lenyap sama sekali. Peristiwa tersebut mengakibatkan bumi ini pecah oleh tekanan atmosfir dari luar. Tak ubahnya bagai telur diremas oleh tangan yang kuat, hingga isinyapun terpencar berhamburan, sebagaimana telah digambarkan dalam Al Qur’an.
3. Menurut Fisika
Siapa saja umat Islam yang mengaku dirinya beriman pasti yakin kiamat akan tiba. Kiamat adalah keniscayaan meskipun hal itu artinya ras manusia harus punah. Mengacu pada Alquran dan hadis, banyak sudah gambaran ciri-ciri manakala hari kiamat akan tiba. Tetapi ahli fisika Febdian Rusydi punya penjelasan ilmiah mengenai bagaimana terjadinya kiamat. "Yang pertama itu kiamat di bumi. Skenario kiamat yang bisa diprediksi oleh sains terjadi di bumi,". Bumi terdiri dari lapisan-lapisan. Paling dalam adalah inti yang bentuknya solid dan cair. Lapisan berikutnya adalah mantel yang terdiri dari silikat, gabungan silikon dan air. Mantel adalah lapisan tempat panas bumi berada. Panas ini berputar di dalam mantel dan bisa menggerakkan bagian kerak (crust) bumi sehingga muncul gempa. Febdian mengatakan kiamat terjadi di bumi ketika sistem gravitasi yang ada menjadi kacau oleh aliran panas bumi di lapisan mantel. Saat itulah terjadi pergerakan lempengan bumi yang ditandai dengan munculnya gempa. Saat terjadi gempa orang akan sulit sekali berjalan. "Saat normal, gravitasi seragam di setiap permukaan bumi. Tapi saat gempa gravitasi tidak lagi seragam di daerah gempa," ujarnya. Pergerakan lempeng di bumi itu terus berlanjut alias berevolusi. Bukti ilmiah menunjukkan dulu di bumi hanya ada satu kontinen besar sebelum akhirnya terpecah-pecah menjadi yang sekarang ini. Pengaruh gaya gravitasi itu begitu besar. Sehingga bila terjadi gempa dengan skala yang luar biasa maka efek yang dihasilkannya pun besar pula. "Gunung pun bisa tercungkil atau dengan kata lain bisa terangkat dan terbalik. Itulah skenario kiamat di bumi," terangnya. Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (Q.S. Al Qariah:5) Febdian mengatakan soal waktu tepatnya kiamat terjadi tetap hanya Allah yang tahu. Tetapi Allah juga telah memerintahkan untuk belajar dan mencari tahu tentang misteri alam atau lingkungan.
4. Teori Perang Dunia ke III atau perang Nuklir
Menurut Malaikat Jibril, setiap Nuklir yang diuji-cobakan di bumi, seperti baru-baru ini oleh Korea Utara, membuat bumi bergetar dan bergetarnya bumi telah membuat poros edar bumi terhadap matahari berubah. Sekarang manusia merasakan perubahan iklim menjadi panas yang luar biasa. Para ilmuwan memperkirakan teori efek rumah kaca (Green House Effect), yaitu pencemaran udara di bumi akan mengakibatkan bertambah panasnya suhu udara dibumi dan menipisnya lapisan ozon membuat sinar matahari dapat langsung tanpa hambatan ke bumi. Mereka mengesampingkan kemungkinan berubahnya poros edar bumi terhadap matahari dan semakin mendekati matahari. Dan apabila kombinasi perang nuklir pada perang dunia III dan perubahan iklim di bumi yang selain efek rumah kaca juga diperparah oleh berubahnya poros bumi semakin mendekati matahari, maka dapat dipastikan musnahnya kehidupan dibumi ini. Siapapun tidak akan bisa bertahan hidup dengan radiasi nuklir yang diledakkan, kalaupun bisa, mereka tidak akan bertahan hidup karena nuklir mengubah poros edar bumi semakin mendekati matahari dan efek rumah kaca. Bumi yang semakin panas akan membuat spesies manusia musnah.
5. Teori komet
Menurut para ilmuwan, musnahnya spesies Dinosaurus disebabkan oleh tabrakan komet besar dengan bumi, dimana ketika komet besar itu menabrak bumi, panas yang dihasilkan dari pembakaran ketika masuknya komet tersebut ke dalam atmosfer, dan kemudian ketika komet itu menyentuh bumi akan memusnahkan kehidupan yang ada dibumi ini. Jangan berpikir komet yang skala kecil, kita berbicara komet skala sangat besar. Kita sering melihat komet masuk ke bumi itu adalah komet skala kecil yang tidak memberikan dampak apa-apa terhadap bumi. Salah satu jenis komet besar yang pernah jatuh ke bumi adalah komet yang jatuh di Sumatera Utara ribuan tahun yang lalu dan hasil benturan bumi dengan komet tersebut membentuk Danau Toba yang sekarang kita kenal. Ketika Gunung Tambora di Nusa Tenggara meletus di abad ke 18, terjadi perubahan iklim seluruh bumi yang dikenal dengan sebutan “Setahun bumi tanpa sinar matahari”, itu baru kelas gunung meletus saja, dan efeknya adalah banyak manusia yang meninggal karena tanpa sinar matahari, gagal panen, penyakit berjangkit, dan lain sebagainya.
6. Teori gravitasi
Apabila ada planet besar yang berselisihan dengan garis edar bumi dan dalam jarak yang dekat, maka gravitasi planet tersebut akan mempengaruhi musnahnya sebagian kehidupan di bumi. Para astronomi memperkirakan Planet X (sebutan lainnya adalah Planet Nibiru) yang massanya 8 sampai 10 kali bumi yang mempunyai siklus 3600 tahun melintas di dalam Solar System kita. Kemungkinan banjir pada saat Nabi Nuh itu adalah karena faktor gravitasi dari Planet besar yang melintas dekat bumi. Tapi tentunya banjir yang dikarenakan gravitasi planet lain ini tidak akan memusnahkan manusia yang sudah modern kehidupannya. Paling tidak tersedia banyak kapal-kapal yang bisa mengangkut pengungsi ketika pasang air laut terjadi, tetapi korban akibat pasat air laut itu juga banyak. Di abad 2000 sebelum masehi, bangsa Sumeria pun sudah menuliskan adanya mahluk yang hidup di planet Nibiru yang sudah tinggi peradabannya. Bangsa Inca pun sudah pula mencatatnya. Yang mengkhawatirkan tentunya apabila mahluk dengan peradaban tinggi dari Nibiru ini menyerang manusia di bumi, tentunya spesies manusia pun musnah.
7. Menurut Prof. Achmad Baiquini Msc. Ph.D.
Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), dalam bukunya Alquran Ilmu Pengatahuan dan Teknologi, mengemukakan bahwa ada beberapa sekenario tentang terjadinya kiamat menurut sains.
* Skenario pertama menggambarkan habisnya bahan bakar temonuklir yaitu hidrogen dalam
matahari. Kalau reaksi nuklir makin berkurang, matahari akan menjadi dingin dan bumi akan membeku. Tak ada tanaman yang akan tumbuh dan kehidupan di bumi akan berakhir. Waktu yang dibutuhkan matahari untuk menghabiskan bahan bakarnya berkisar sekitar lima milyar tahun
* Skenario kedua menggambarkan habisnya hidrogen dibumi. jika hidrigentersebut habis, maka semua makhluk hidup akan mati membeku seperti pada skenario pertama. Barangkali selama milyaran tahun juga.
* Skenario ketiga menggambarkan mengembangnya matahari. Sebagaimana di diketahui,
matahari merupakan salah satu bintang dalam galaksi kita yang letaknya paling dekat dengan bumi. Evolusi matahari akan mengikuti bintang-bntang lainnya yaitu bila ia telah “Padam” ia akan menyusut menjadi kecil sampai pada suatu saat ketika energy gravitasinya berubah menjadi panas dan mengubahnya menjadi bintang raksasa merah. Pada kondisi demikian sistem tata surya sebagian (termasuk bumi kita) akan tertelan oleh matahari. semua makhluk hidup akan mati terbakar.
8. Badai Matahari
Menurut ilmuwan Amerika, akan terjadi Badai Matahari yang sudah lebih besar dari pada badai matahari sebelumnya yang berkemungkinan menimbulkan efek bencana besar pada bumi. Badai yang menurut penelitian dari National Academy Od Sciences, Amerika, sangat besar kemungkinannya terjadi. Studi tersebut mendapat sponsor dari NASA. Cara hidup yang modern dan cenderung tergantung pada kecanggihan teknologi memungkinkan memicu ketidaksengajaan untuk diri kita sendiri terperangkap dalam keadaan yang super berbahaya. Lihatlah, beberapa akibat dari efek rumah kaca, global warming, produksitas karbon dioksida, yang membuat penipisan zat pelindung yang terkandung dalam atmosfir sebagai pelinding bumi dari sengatan ultraviolet matahari.
Namun, ada pendapat ahli yang mengatakan berbeda. Mereka mempertimbangkan dampak badai matahari yang akan terkonsentrasikan oleh aktifitas di dalam atmosfir. Dan disebabkan oleh efek rintangan dari atmosfir dan medan magnet bumi akan mempengaruhi perjalanan badai ke bumi. Secara teori, badai matahari sebelum masuk ke permukaan bumi yang sesungguhnya, akan dihalangi oleh lapisan atmosfir terlebih dahulu. Di atmosfir badai tersebut akan terus menerus terbakar, sejumlah ultraviolet dilepaskan, menyebabkan densitas lapisan ionosfir meningkat tinggi dan mengganggu gelombang pendek di angkasa. Pada umumnya badai matahari tidak akan menembus lapisan atmosfir yang akan memberikan ancaman bagi spesies bumi.
9. Teori Big Crunch
Mengenai hal ini, para astronom memiliki analogi yang menarik bahwa alam semesta ini laksana kulit balon. Semakin ia ditiup, semakin ia mengembang. Hingga saat kulit balon itu tak laagi mampu mengembang, lalu DOR! balon itu pecah – atau setidaknya SLEP!!, mengkerut lagi dengan cepat. Inilah yang melatar-belakangi munculnya istilah big crunch.
Hal ini sejalan dengan teori osilasi yang dipelopori oleh Alan Guth dan Andrei Linde menyatakan bahwa bila semesta ini memang mengembang, maka suatu saat nanti, karena keterbatasan materi dan energinya sendiri, ia akan berhenti mengembang. Setelah ini terjadi, maka berlangsung lah proses balik. Alam semesta akan menuju bentuk awalnya kembali yang disebut BIG CRUNCH. Tapi persoalannya di dalam alam semesta kita terdapat begitu banyak galaksi, bintang, dan planet. Menyusut begitu cepat tentunya akan membuat apa yang ada di dalam berantakan bukan? Bahkan mungkin bukan hanya itu saja, melainkan juga terjadi efek “momentum dan impuls” alias tabrakaan dalam skala besar!! Bukankah tak ada lagi istilah yang tepat untuk menyimpulkan tabrakaan dalam skala besar ini selain….KIAMAT?!
Secara gamblang mungkin tak akan ditemukan dalam Al-Quran, tetapi secara tersirat, dalam suatu ayat digambarkan tentang hari kiamat betapa planet-planet, bintang-bintang akan saling bertabrakan. Tentunya mereka tak akan saling bertabrakan tanpa sebab mengingat mereka cenderung beredar dengan orbit yang jelas. Jadi perlu ada sesuatu “dorongan” yang membuat semua orbit kacau. Dan mungkin “pendorong” itu adalah big crunch. Sejauh ini teori big crunch masih dalam tahap diperdebatkan.
B. PERHITUNGAN KALENDER SUKU MAYA
Pada sistem penanggalan didalam Kalender Bangsa Maya/Maya Calendar yg merupakan kalender paling akurat hingga kini yg pernah ada di bumi. (Perhitungan Maya Calendar dari 3113 SM sampai 2012 M), mereka (Bangsa Maya) menyatakan pada tahun 2012, tepatnya tanggal 21 Desember 2012, merupakan "End of Times". Maksud dari "End of Times" itu sendiri masih diperdebatkan oleh para ilmuwan, dan arkeolog.
Ada yang menyatakan bahwa maksudnya adalah :
1. Berhentinya waktu (bumi berhenti berputar)
2. Peralihan dari Zaman Pisces ke Aquarius
3. Peralihan dari Abad Silver ke Abad keemasan
4. End of Times = End of the World as we know it
5. Akan ada sebuah galactic Wave yang besar, yang memberhentikan semua kegiatan di muka bumi ini, termasuk kemusnahan manusia
6. Perubahan dari dimensi 3 ke dimensi 4, bahkan 5
7. Kehidupan manusia meningkat dari level dimensi 3, ke 4, DNA manusia meningkat dari strain 2 ke 12, sehingga manusia dapat menggunakan telepati bahkan telekinesis
8. Ada yang menyatakan tidak akan terjadi apa-apa
9. Ada yang menyatakan waktu sudah tidak akan berlaku, jadi waktu tidak linear, tetapi bisa berubah-ubah, sesuai dengan waktu yang kita alami, karena ditemukannya mesin waktu
10. Ditemukannya mesin waktu dan stargate
11. Manusia sudah dapat melakukan transportasi ke galaxi lain, melalui stargate
12. Bangkitnya messiah, yang akan menyelamatkan manusia dari kehancuran
13. Kebangkitan Isa AS / Jesus
14. First Contact pertama kali peradaban manusia dengan Alien/UFO
15. Manusia bergabung dengan komunitas antar galaxi pertama kali, manusia = galaxy being
Dalam kalender bangsa Maya yang sangat tersohor itu, diramalkan bahwa pada periode 1992-2012 bumi akan “dimurnikan”, selanjutnya peradaban manusia sekarang ini akan berakhir dan mulai memasuki peradaban baru.
Dalam sejarah peradaban kuno dunia, bangsa Maya dikenal menguasai pengetahuan tentang ilmu falak yang khusus dan mendalam, sistem penanggalan yang sempurna, penghitungan perbintangan yang rumit serta metode pemikiran abstrak yang tinggi. Kesempurnaan dan akurasi dari pada penanggalannya membuat orang takjub.
Sekelompok masyarakat yang misterius ini tinggal di wilayah selatan Mexico sekarang (Yucatan) Guetemala, bagian utara Belize dan bagian barat Honduras. Banyak sekali pyramid, kuil dan bangunan-bangunan kuno yang dibangun oleh Maya yang masih dapat ditemui di sana. Banyak juga batu-batu pahatan dan tulisan-tulisan misterius pada meja-meja yang ditinggalkan mereka.
Para arkeolog percaya bahwa Maya mempunyai peradaban yang luar biasa. Hal itu bisa dilihat dari peninggalannya seperti buku-bukunya, meja-meja batu dan cerita-cerita yang bersifat mistik. Tetapi sayang sekali buku-buku mereka di perpustakaan Maya semuanya sudah dibakar oleh tentara Spanyol ketika menyerang sesudah tahun 1517. Hanya beberapa tulisan pada meja-meja dan beberapa system kalender yang membingungkan tersisa sampai sekarang.
Seorang sejarahwan Amerika, Dr. Jose Arguelles mengabdikan dirinya untuk meneliti peradaban bangsa ini. Ia mendalami ramalan Maya yang dibangun di atas fondasi kalender yang dibuat bangsa itu, dimana prediksi semacam ini persis seperti cara penghitungan Tiongkok, ala Zhou Yi. Kalendernya, secara garis besar menggambarkan siklus hukum benda langit dan hubungannya dengan perubahan manusia.
Dalam karya Arguelles, The Mayan Factor: Path Beyong Technology yang diterbitkan oleh Bear & Company pada 1973, disebutkan dalam penanggalan Maya tercatat bahwa sistim galaksi tata surya kita sedang mengalami 'The Great Cycle' (siklus besar) yang berjangka lima ribu dua ratus tahun lebih. Waktunya dari 3113 SM sampai 2012 M. Dalam siklus besar ini, tata surya dan bumi sedang bergerak melintasi sebuah sinar galaksi (Galatic Beam) yang berasal dari inti galaksi. Diameter sinar secara horizontal ini ialah 5125 tahun bumi. Dengan kata lain, kalau bumi melintasi sinar ini akan memakan waktu 5125 tahun lamanya.
Orang Maya percaya bahwa semua benda angkasa pada galaksi setelah selesai mengalami reaksi dari sinar galaksi dalam siklus besar ini, akan terjadi perubahan secara total. Orang Maya menyebutnya, penyelarasan galaksi (Galatic Synchronization). Siklus besar ini dibagi menjadi 13 tahap, setiap tahap evolusi pun mempunyai catatan yang sangat mendetail. Arguelles dalam bukunya itu menggunakan banyak sekali diagram-diagram untuk menceritakan kondisi evolusi pada setiap tahap. Kemudian setiap tahap itu dibagi lagi menjadi 20 masa evolusi. Setiap masa itu akan memakan waktu 20 tahun lamanya.
Dari masa 20 tahun antara tahun 1992-2012 itu, bumi kita telah memasuki tahap terakhir dari fase Siklus Besar, bangsa Maya menganggap ini adalah periode penting sebelum masa pra-Galatic Synchronization, mereka menamakannya: The Earth Generetion Priod (Periode Regenerasi Bumi). Selama periode ini bumi akan mencapai pemurnian total. Setelah itu, bumi kita akan meninggalkan jangkauan sinar galaksi dan memasuki tahap baru: penyelarasan galaksi.
Pada 21 Desember 2012 akan menjadi hari berakhirnya peradaban umat manusia kali ini, dalam perhitungan kalender Maya. Sesudah itu, umat manusia akan memasuki peradaban baru total yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan peradaban sekarang. Pada hari itu, tepatnya musim dingin tiba, matahari akan bergabung lagi dengan titik silang yang terbentuk akibat ekliptika (jalan matahari) dengan ekuator secara total. Saat itulah, matahari tepat berada di tengah-tengah sela sistem galaksi, atau dengan kata lain galaksi terletak di atas bumi, bagaikan membuka sebuah "Pintu Langit" saja bagi umat manusia.
Mulai 1992, bumi memasuki apa yang oleh bangsa Maya disebut 'Periode Regenerasi Bumi". Pada periode ini, Bumi dimurnikan, termasuk juga hati manusia, (ini hampir mirip ramalan orang Indian Amerika-Utara terhadap orang sekarang ini), subtansi yang tidak baik akan disingkirkan, dan substansi yang baik dan benar akan dipertahankan, akhirnya selaras dengan galaksi (alam semesta), ini adalah singkapan misteri dari gerakan sistem galaksi kita yang diperlihatkan oleh bangsa Maya.
Sejak tahun 1992 sampai 2012 nanti, bagaimana terjadi "pemurnian" dan bagaimana pula terjadi "regenerasi" pada bumi kita ini, tidak disebutkan secara detail oleh bangsa Maya. Dalam ramalan mereka pun tidak menyinggung tentang apa hal konkret yang memberikan semangat manusia untuk bangkit dari kesadaran dan bagaimana bumi mengalami permurnian, yang ditinggalkan oleh mereka kepada anak cucunya (barangkali tidak tercatat). Lantas, fenomena baru apa yang sudah bisa kita lihat sejak tahun 1992 sampai sekarang yang bisa kita kaitkan dengan ramalan bangsa Maya yang beradab itu?
Mungkin sudah diatur, bahwa kalender Maya tidak hilang dan sejarah manusia, dan harus diuraikan dengan kode oleh manusia sekarang. Namun ia tetap saja harus dilihat, apakah umat manusia yang terpesona oleh konsepsinya yang terbentuk sesudah kelahiran dapat menembus batas-batas untuk mengingatkan dan memahami kebenaran yang melampaui sistim pengetahuan kita.
Sebenarnya, jika ditinjau dari beberapa penelitian yang telah dilakukan saat ini. Memang pada beberapa dua dasawarsa belakangan ini, bumi sedang mengalami suatu siklus yang dinamakan pembalikan daya magnet kutub.
Pembalikan daya magnet kutub adalah proses yang terjadi pada waktu kutub utara dan kutub selatan saling bertukar posisi. Ketika ini terjadi, untuk beberapa saat medan magnet bumi mencapai Gauss nol, yang berarti bumi pada waktu itu punya daya magnet nol. Ketika ini terjadi bersamaan dengan perbalikan orbit sebelas tahunan kutub matahari, masalah besar akan terjadi.
Menurut perhitungan computer Hyderabad, pembalikan kutub Bumi dan Matahari dapat mengakibatkan masalah besar selain elektronik tidak bekerja dengan semestinya, burung yang bermigrasi kehilangan haluan, dan bermacam macam:
1. Sistem ketahanan tubuh semua hewan dan termasuk manusia akan banyak melemah.
2. Lapisan luar bumi akan mengalami pertambahan gunung berapi, pergerakan tektonik, gempa bumi, dan tanah longsor.
3. Medan magnet Bumi akan melemah dan radiasi alam semesta berasal dari matahari bertambah berlipat ganda mengakibatkan bahaya radiasi seperti kanker dan sebagainya tidak dapat dihindari
4. Benda-benda angkasa akan tertarik masuk ke Bumi
5. Daya gravitasi Bumi akan mengalami perubahan meskipun tidak diketahui bagaimana ia akan berubah.
Jika kita menambahkan semua bencana yang mungkin terjadi, anda dapat dengan mudah mengatakan dengan kalimat sederhana ini, Bumi dapat menjadi tempat yang tidak cocok untuk ditinggali peradaban manusia pada 2012 ataupun mereka yang hidup dekat lapisan luar bumi. Hal ini mungkin saja dapat terjadi pada Mars jutaan tahun yang lalu.
Mungkin benar adanya apa yang dikatakan Bangsa Maya mengenai kehancuran perdaban manusia di tahun 2012 esok, hal tersebut tentunya dapat kita lihat dari sifat-sifat manusia zaman sekarang yang bagaimana moralnya, kelakuan telah sangat merosot dan alam-pun kelihatannya semakin tidak bersahabat dengan kita.
Di Indonesia sendiri seorang peramal mengatakan, "pada tahun 2012 nanti jumlah penduduk di Indonesia ini tinggal 40%". Lalu ketika ditanya apa penyebabnya,dia menuturkan, "pada tahun itu sebuah bencana besar akan melanda Bumi secara Global, mungkin pada setiap negara nantinya hanya menyisakan 30%-40% kehidupan untuk kembali membangun kehidupan baru".
Ramalan serupa juga diutarakan oleh Beberapa Biksu di Tibet yang terkenal dengan penguasaan clairvoyance-nya yang sangat baik. Mereka mengatakan pada awal tahun 2012 merupakan tahun paling mendebarkan bagi umat manusia di muka Bumi, dimana pada permulaan tahun, beberapa fenomena aneh akan banyak bermunculan. Namun dalam penutupnya, Para Biksu mengatakan Bumi akan terselamatkan oleh sebuah kekuatan besar yang melindungi mereka secara kasat mata, sehingga memungkinkan peradaban manusia tidaklah sepenuhnya musnah.
Pada 10 tahun belakangan ini Master Li Hongzhi mengajarkan prisip karakter alam semesta “Zhen-Shan-Ren” (Sejati-Baik-Sabar) yang berefek untuk memurnikan hati manusia dan alam ini. Dalam waktu singkat pengikut latihan kultivasi jiwa dan raga ini telah lebih mencapai dari 200 juta orang yang tersebar lebih di 60 negara. Melalui kultivasi yang terus menerus latihan ini dapat menyapai tujuan menggantikan sel-sel tubuh manusia dengan materi energi tinggi dengan meningkatkan moral manusia sesuai dengan karakter alam semesta.
Tidak ada seorangpun yang bisa meramalkan kapan tepatnya kiamat itu datang. Tapi dilain sisi, akan ada regenarasi suatu peradaban yang diramalkan para Orang Bangsa Maya ditahun 2012 nanti. Ini bukanlah suatu kehancuran Alam semesta secara keseluruhan (Jadi belum bisa diartikan kiamat yang sebenarnya), mungkin nantinya secuil para manusia-manusia yang terselamatkan dari bencana akan kembali membangun tonggak peradaban baru yang lebih baik dan lebih bermoral daripada kita.
C. TEORI PERHITUNGAN UMUR BUMI, SENDIMEN, KADAR GARAM, TERMAL, TEORIRELAKTIVITAS
Teori perhitungan umur bumi
a. Teori Kadar Garam
Menurut teori ini pengukuran umur bumi didasarkan pada kadar garam di laut. Mula-mula laut merupakan air tawar, dengan adanya sirkulasi air maka air yang mengalir dari darat ke laut membawa garam-garaman. Keadaan semacam ini berlangsung terus-menerus sepanjang abad. Dengan diketahuinya kenaikan kadar garam tiap tahun, dan dibandingkan dengan kadar garam saat ini yaitu 320 maka dihasilkan perhitungan bahwa bumi telah terbentuk kurang lebih 1000 juta tahun yang lalu.
b. Teori sedimen
Teori ini berdasarkan pada perhitungan lapisan sedimen yang membentuk batuan untuk mengukur umur bumi. Dengan mengetahui ketebalan lapisan sedimen rata-rata yang terbentuk tiap tahunnya, dan dibandingkan dengan tebal batuan sedimen yang terdapat di bumi sekarang, maka dapat dihitung umur lapisan tertua kulit bumi. Berdasarkan teori sedimen, bumi terbentuk kurang lebih 500 juta tahun yang lalu.
c. Teori Termal
Menurut teori termal pengukuran umur bumi didasarkan pada suhu bumi. Mula-mula bumi merupakan batuan yang sangat panas dan lama kelaamaan mendingin. Diketahuinya massa dan suhu bumi sekarang, ahli fisika Elfin dari Inggris memperkirakan bahwa perubahan bumi menjadi dingin memerlukan waktu kurang lebih 20.000 juta tahun.
d. Teori Radioktifitas
Pengukuran umur bumi menurut teori radioaktif di dasarkan pada peluruhan unsur-unsur radioaktif. Dengan memerhatikan perbandingan antara kadar unsur radioaktif dan unsur hasil peluruhan dalam suatu batuan, maka dapat diukur umur suatu batuan. Berdasarkan teori ini diperkirakan umur bumi adalah 5 sampai 7 ribu juta tahun.
D. TEORI PEMBENTUKKAN SAMUDERA ATAU DARATAN SEHINGGA TAMPAK SEPERTI SEKARANG
Teori Terjadinya Samudera
1. Contraction theory (teori kontraksi)
Beberapa waktu setelah bumi terbentuk, bumi masih dalam keadaan panas. Kemudian mulai mendingin terbentuklah kulit bumi. Dalam waktu jutaan tahun Terjadi perubahan-perubahan di dalam bumi di bawah kulit bumi. Karena terjadi pengerutan kulit bumi menyebabkan batuan yang ringan dai kulit bumi melengkung retak maka magma keluarke permukaan bumi.semua perubahan-perubahan tersebut menyebabkan terjadinya continentdan cekungan samudera.kita mengetahui bahwa kulit bumi di bawah samudera yang dalam sangat tipis. Di bawah batuan kulit ituterdapat batuan yang lebih berat disebut astenosfer (mantel).
2. Gravity theory (teori gravitasi)
Beberapa sarjana mengira bahwa cekungan samudera terbentuk ketika sutu bintang besar melintas dekat bumi karena gravitasi terjadi tarik menarik antara bintang tersebut dengan bumi. Di duga karena bumi masih panas dan lunak maka sebagian kulit bumi tertarik ke angkasa luar. Bekasnya menjadi cekungan samudera yang nenurut teori ini adalah cekungan samudera pasifik. Sedangkan bagian bumi yang terlepas adalah bulan.
3. Meteorit theory ( teori meteorit)
Menurut teori meteorit terjadinya cekungan samudera akibat jatuhnya dari meteor. Diduga bahwa lekukan-lekukan dalam kawah di bulan dan samudera di bumi terjadi oleh hal yang sama. Karena adanya benturan meteor yang begitu kuat maka pinggir-pinggir tempat meteor itu jatuh terjadi peninggian. Itulah yang menyebabkan terjadinya pegunungan pantai disekitar beberapa samudera, seperti pegunungan Andes yang memanjang di sepanjang pantai pasifik di Amerika Selatan.
4. Continental drift theory (teori pergerakan benua)
Teori ini dikembangakan oleh Alferd Wegener. Dalam teorinya ia mengatakan bahwa ketika bukit bumu mendingin terjadi satu kontinen besar. Karena kontinen itu ringan maka terapung di atas batuan yang lebih berat yang ada di bawahnya. Setelah itu terbagi menjadi dua blok. Satu blok dibelahan utara dan yang lain dibelahan selatan. Kedua blok itu dipisahkan oleh samudera yang disebut Thesys. Karena blok-blok ini terapung dan bergerak maka pecah menjadi bagian yang lebih kecil. Blok utara membentuk Amerika Utara dan Erasia. Blok Selatan menjadi Amerika Selatan, Afrika, Australia, dan Antartika.
Struktur Bumi
Bumi tidak berbentuk bulat seperti bola, melainkan pepat pada kutub-kutubnya. Bumi memiliki jari-jari khatulistiwa 6.378 km dan jari-jari kutub 6.356km.
a. Litosfer
Litosfer adalah lapisan paling luar bumi yang tebalnya kira-kira 100 km. litosfer memiliki kemampuan menahan beban permukaan yang luas,
litosfer bersuhu dingin dan kaku. Litosfer terdiri dari kerak bumi dan bagian atas selubung.
Kerak bumi
Kerak bumi adalah lapisan terluar bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt.
Kerak bumi dan sebagai mantel bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km.
Temperatur kerak bumi meningkat seiring kedalamanya. Pada batas terbawahnya temperatur kerak menyentuh angka 200-4000C. Kerak dan bagian mantel yang relatif padat membentuk lapisan litosfer, karena konveksi pada mantel bagian atas dan astenosfer, litosfer dipecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak. Temperatur meningkat 300C tiap km, namun gradien panas bumi akan semakin rendah dapa lapisan kerak yang lebih dalam.
Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak bumi adalah; Oksigen (46,6%), Silikon (27,7), Alumunium (8,1), Besi (5%), Kalsium (3,6), Ntrium (2,8), Kalium (2,6), Magnesium (2,1).
Lapisan mantel yang tebalnya 2.900 km terdiri dari mineral-mineral seperti besi dan magnesium serta magma (batuan cair).
b. Astenosfer
Dibawah litosfer pada kedalaman kira-kira 700 km terdapat astenosfer. Astenosfer hampir berada dalam titik leburnya dan kerna itu bersifat fluida. Astenosfer mengalir akibat tekanan yang terjadi sepanjang waktu.
c. Mesosfer
Kurang lebih 25 mil atau 40 km diatas permukaan bumi terdapat lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, sampai menjadi sekitar -1430C. suhu serendah ini
memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Lapisan berikutnya mesosfer. Mesosfer lebih kaku dibandingkan astenosfer namun lebih kental dibandingkan dibandingkan litosfer. Mesosfer terdiri dari sebagian besar selubung hingga inti bumi.
Inti bumi terletak pada lapisan terdalam. Inti bagian luar dengan ketebalan 2.250 km terdiri dari unsur besi yang berwujud cair. Sedangkan inti bumi bagian dalam berupa besi padat. Panas diinti bumi diperkirakan 50000C.
d. Hidrosfer
Hidrosfer adalah lapisan air yang ada dipermukaan bumi. Hidrosfer meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju, air tanah dan uap air yang terdapat dilapisan udara.
e. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi. Di bumi atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah sampai dengan sekitar 560 km dari permukaan bumi. Atmosfer bumi terdiri atas Nitrogen (78,17%), Oksigen (20,97%), argon (0,9%), Karbondioksida (0,0356%), uap air, dan gas lainya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrim diantara siang dan malam.
f. Troposfer
Lapisan ini nerada pada level terendah, dibandingkan dengan lapisan lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 km dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin tekanan dan kelembapan yang kita rasakan sehari-hari berlangsung. Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya keudara. Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar 170C sampai -570C. Diantara stratosfer dan troposfer terdapat lapisan yang disebut lapisan tropopause.
g. Stratosfer
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke strtosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. suhu dilapisan ini yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu -570C. pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran tertentu. Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah naik, karena bertambahnya lapisan dengan kosentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi ultra ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai 180C pada ketinggian sekitar 40 km. lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya.
h. Termosfer
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian 81 km. Dinamai termosfer karena teradi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 19820C, perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Fenomena aurora yang dikenal demgan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi disini.
i. Eksosfer
Adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteorik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga disebut sebagai cahaya Zodiakal.
J. Ionosfer
Ionosfer adalah bagian dari atmosfer atas, sekitar 85 km ke ketinggian 600 km, yang terdiri dari bagian-bagian dari termosfer, mesosfer dan eksosfer, dibedakan karena terionisasi oleh radiasi matahari. Ionosfer berperan penting dalam atmosfer listrik dan membentuk tepi bagian dalam dari magnetosfer. Ionosfer memiliki manfaat lainnya, yaitu mempengaruhi propagasi radio ke tempat yang jauh di bumi.
Ionosfer terletak antara mesosfer dan eksosfer, dan rata-rata memiliki luas sekitar antara 80 km dan 500 km ketinggiannya, meskipun batas atas dan bawah bervariasi yaitu antara 80-90 dan 600-800 km masing-masing. Selain itu, beberapa berpendapat bahwa ionosfer tinggi adalah batas bawah dari magnetosfer, sedikit tumpang tindih dua lapisan (antara 500 dan 600-800 km). Ionosfer termosfera juga dikenal memiliki suhu tinggi karena di dalamnya karena terdapat gas yang terionisasi. Jika matahari aktif, suhu dalam termosfer bisa mencapai 1.500 ° C, tetapi suhu tinggi tidak sesuai dengan panas yang berada di troposfer karena akan di kepadatan termosfer jauh lebih rendah. Gas-gas akan terionisasi karena lapisan ini menyerap radiasi matahari dengan panjang gelombang pendek (sinar gamma dan sinar X) yang sangat kuat.
Sifat-sifat ionosfer, kita menemukan bahwa lapisan ini memberikan kontribusi pada dasarnya pantulan gelombang radio yang dipancarkan dari permukaan bumi, yang memungkinkan mereka melakukan perjalanan jauh di Bumi karena partikel ion (bermuatan listrik) ada dalam lapisan ini. Selain itu, lapisan ini dapat menghancurkan meteoroid dalam radius ketinggian antara 80 dan 110 km, akibat gesekan dengan udara dan menimbulkan meteor atau bintang jatuh.
Tapi bintang jatuh bukanlah fenomena satu-satunya yang terjadi pada lapisan ini. Di daerah kutub partikel bermuatan yang dibawa oleh angin matahari terjebak oleh kejadian medan magnet bumi di atas ionosfer dan mengakibatkan pembentukan aurora.
E. PENYEBAB LANGIT BERWARNA BIRU KETIKA SIANG HARI DAN BERWARNA JINGGA SAAT PETANG
a. Langit Berwarna Biru Ketika Siang Hari
Atmosfer bumi mengandung molekul gas kecil dan partikel (butiran) debu.Sinar matahari yang memasuki atmosfer tersebut bertemu dengan molekul gas dan partikel debu tadi.Warna sinar yang memiliki gelombang sinar yang lebih panjang seperti merah dan kuning dapat melewati dan menembus molekul gas dan debu tadi.Tetapi warna biru yang memiliki gelombang sinar lebih pendek dipantulkan kembali keatas atmosfir.Itulah mengapa langit terlihat berwarna biru.Prinsip yang sama berlaku juga dengan air di laut atau danau yang terlihat berwarna biru.
b. Langit Berwarna Jingga Ketika Petang
Setelah pada bagian sebelumnya kita mengkaji mengapa langit berwarna biru, kini kita akan coba mengembangkan kajian tentang “mengapa langit di ufuk barat nampak berwarna jingga ketika sore hari menjelang magrib?” Persoalan ini masih ada hubungannya dengan kajian langit biru di siang hari.
Sebelum ini telah diketahui bahwa, pada siang hari ketika cahaya putih melewati atmosfer maka cahaya putih tersebut akan mengalami hamburan. Yakni, cahaya biru dan ungu (karena memiliki frekuensi paling tinggi di antara warna-warna yang lain) akan dihamburkan lebih banyak daripada warna merah, jingga, dan kuning. Pertanyaannya, lalu apa yang terjadi dengan warna merah, jingga dan kuning tersebut? Bagaimana nasibnya? Kemana ia pergi?
Nah…jawaban dari pertanyaan ini akan membawa kita pada pemahaman mengapa langit di ufuk barat tampak berwarna jingga pada sore hari menjelang magrib. Kenapa demikian? Ya…karena ketika warna biru dan ungu sudah lebih banyak dihamburkan, maka warna-warna dengan frekuensi kecil seperti merah, jingga, dan kuning tetap bergerak lurus melewati atmosfer. Akibatnya, pada belahan bumi yang lebih timur, orang sudah tidak lagi dapat melihat warna biru dan ungu karena sudah dihamburkan. Saat itu, orang pada belahan bumi yang lebih timur hanya akan melihat “sisa” warna yang belum terhamburkan. Siswa warna yang masih ada adalah percampuran antara merah, jingga, dan kuning. Itulah sebabnya mengapa langit tampak berwarna merah ketika sore hari.
Secara lebih deskriptif, Gmabar berikut barangkali akan lebih memperjelas pemahaman kita.
Sebagai permisalan ada dua orang A dan B. Masing-masing berada pada belahan bumi yang berbeda. A sedang berada di suatu belahan bumi yang sedang mengalami siang hari, sedangkan B berada lebih timur dari A dan oleh karenanya ia telah memasuki waktu sore hari.
Matahari akan meradiasikan cahaya putih dalam arah lurus seperti pada Gambar 1. Jarak antara A dengan matahari lebih pendek jika dibandingkan B yang sudah masuk sore hari. Pada jarak yang pendek tersebut cahaya putih dari matahari akan mengalami hamburan terutama untuk warna biru dan ungu karena berfrekuensi tinggi. Peristiwa ini, seperti yang telah di bahas sebelumnya, menyebabkan si A akan melihat bahwa langit berwarna biru. Namun pada jarak yang lebih jauh, yakni bagi si B, ia sudah tidak lagi bisa melihat warna biru. Hal ini karena sebagian besar warna biru telah dihamburkan di belahan bumi yang sedang siang hari. Oleh karena itu, tinggal warna merah, jingga dan kuning saja yang masih diteruskan sampai ke mata si B. Itulah sebabnya, kenapa sore hari langit cenderung berwarna jingga kemerah-merahan.
F. PENGERTIAN OZON DAN GLOBAL WARMING
a. Pengertian Ozon
Pengertian ozon atau dikenal Ozone, berasal dari kata kerja bahasa yunani yang artinya "mencium", merupakan suatu bentuk oksigen alotropis (gabungan beberapa unsur) yang setiap molekulnya memuat tiga jenis atom. Formula ozon adalah 03, berwarna biru pucat, dan merupakan gas yang sangat beracun dan berbau sangit. Ozone akan mendidih pada suhu sekitar -111,9° C (-169.52° F), mencair pada suhu sekitar -192,5° C (-314,5° F), dan memiliki gravitasi 2.144. Ozon cair berwarna biru gelap, dan merupakan cairan magnetis kuat. Ozon terbentuk ketika percikan listrik melintas dalam oksigen. Adanya ozon dapat dideteksi melalui bau (aroma) yang ditimbulkan oleh mesin-mesin bertenaga listrik.
Secara kimiawi, Ozon lebih aktif ketimbang oksigen biasa dan juga merupakan agen oksidasi yang lebih baik. Biasanya ozon digunakan dalam proses pemurnian (purifikasi) air, sterilisasi udara, dan pemutihan jenis makanan tertentu. Oleh sebab itu terkadang kita mendengarkan atau membaca bahwa beberapa produk air minum telah melakukan proses ozonisasi pada produk air kemasannya.
Di atmosfir, terjadinya ozon berasal dari nitrogen oksida dan gas organik yang dihasilkan oleh emisi kendaraan maupun industri, dan ini berbahaya bagi kesehatan di samping dapat menimbulkan kerusakan serius pada tanaman. Lapisan pelindung bumi salah satunya adalah lapisan ozon. Pentingnya pengaturan kadar nitrogen oksida yang dilepas ke udar'a oleh, misalnya, pembangkit listrik tenaga batubara adalah untuk menghindari terbentuknya ozon yang dapat menimbulkan penyakit pernafasan seperti bronkitis maupun asma.
b. Pengertian Global Warming
Pemanasan global (Inggris: global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
artikel ini disalin lengkap dari: http://tiarprasetia.blogspot.com/2013/03/teori-akhir-alam-semesta-berdasarkan.html
halaman utama website: http://tiarprasetia.blogspot.com/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
Berdasarkan astronom Sir Jame Jeinz bumi yang kita diami ini, begitu pula planet-planet lain dari tata surya, beredar diangkasa mengelilingi matahari. Peredaran itu berjalan rapi tanpa terjadi benturan. Tiada lain hanyalah karena diatur dengan sempurna oleh Maha pencipta.
Sunnatullah itu berupa daya tarik menarik antara bumi dengan matahari, maupun dengan planet-planet lain dengan perimbangan yang serasi. Namun menurut teori ilmu alam, daya tarik menarik itu tidakklah selamanya utuh. Kian lama kian surut, akhirnya habis sama sekali. Maka dapat dibayangkan apa yang terjadi, andaikata suatu saat keseimbangan daya tarik menarik itu telah tiada lagi, maka bumi kita ini akan bertubrukan dengan planet-planet lain, atau meluncur dengan kecepatan yang maha dahsyat menubruk matahari. Kejadian itu dapat menjadikan semua yang ada dibumi ini akan hancur lebur sebagaimana dijelaskan dalam kitab suci Al Qur’an.
2. Menurut Geologi
Bumi ini terjadi dari semacam gas panas atau nebula. Dalam waktu jutaan tahun gas panas itu makin lama makin dingin, sehingga akhirnya membeku dan menjadi zat padat seperti yang terdapat pada kulit bumi. Tetapi dalam perut bumi yang besar itu masih tersimpan gas-gas panas yang, menurut sifatnya berkembang dan mendesak arah ke luar, dan kulit bumi tidak meletus karena hanya ada tekanan udara atau atmosfir dari luar hingga tekanan dari dalam dan tekanan dari luar seimbang adanya. Suatu saat terjadi tekanan gas panas dari dalam bumi sehingga terjadilah letusan gunung dan gempa. Setiap benda panas lama-lama akan menjadi dingin, demikian juga gas yang ada diperut bumi lambat laun akan cair dan beku, serta tekanannya akan berkurang, bahkan lenyap sama sekali. Peristiwa tersebut mengakibatkan bumi ini pecah oleh tekanan atmosfir dari luar. Tak ubahnya bagai telur diremas oleh tangan yang kuat, hingga isinyapun terpencar berhamburan, sebagaimana telah digambarkan dalam Al Qur’an.
3. Menurut Fisika
Siapa saja umat Islam yang mengaku dirinya beriman pasti yakin kiamat akan tiba. Kiamat adalah keniscayaan meskipun hal itu artinya ras manusia harus punah. Mengacu pada Alquran dan hadis, banyak sudah gambaran ciri-ciri manakala hari kiamat akan tiba. Tetapi ahli fisika Febdian Rusydi punya penjelasan ilmiah mengenai bagaimana terjadinya kiamat. "Yang pertama itu kiamat di bumi. Skenario kiamat yang bisa diprediksi oleh sains terjadi di bumi,". Bumi terdiri dari lapisan-lapisan. Paling dalam adalah inti yang bentuknya solid dan cair. Lapisan berikutnya adalah mantel yang terdiri dari silikat, gabungan silikon dan air. Mantel adalah lapisan tempat panas bumi berada. Panas ini berputar di dalam mantel dan bisa menggerakkan bagian kerak (crust) bumi sehingga muncul gempa. Febdian mengatakan kiamat terjadi di bumi ketika sistem gravitasi yang ada menjadi kacau oleh aliran panas bumi di lapisan mantel. Saat itulah terjadi pergerakan lempengan bumi yang ditandai dengan munculnya gempa. Saat terjadi gempa orang akan sulit sekali berjalan. "Saat normal, gravitasi seragam di setiap permukaan bumi. Tapi saat gempa gravitasi tidak lagi seragam di daerah gempa," ujarnya. Pergerakan lempeng di bumi itu terus berlanjut alias berevolusi. Bukti ilmiah menunjukkan dulu di bumi hanya ada satu kontinen besar sebelum akhirnya terpecah-pecah menjadi yang sekarang ini. Pengaruh gaya gravitasi itu begitu besar. Sehingga bila terjadi gempa dengan skala yang luar biasa maka efek yang dihasilkannya pun besar pula. "Gunung pun bisa tercungkil atau dengan kata lain bisa terangkat dan terbalik. Itulah skenario kiamat di bumi," terangnya. Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (Q.S. Al Qariah:5) Febdian mengatakan soal waktu tepatnya kiamat terjadi tetap hanya Allah yang tahu. Tetapi Allah juga telah memerintahkan untuk belajar dan mencari tahu tentang misteri alam atau lingkungan.
4. Teori Perang Dunia ke III atau perang Nuklir
Menurut Malaikat Jibril, setiap Nuklir yang diuji-cobakan di bumi, seperti baru-baru ini oleh Korea Utara, membuat bumi bergetar dan bergetarnya bumi telah membuat poros edar bumi terhadap matahari berubah. Sekarang manusia merasakan perubahan iklim menjadi panas yang luar biasa. Para ilmuwan memperkirakan teori efek rumah kaca (Green House Effect), yaitu pencemaran udara di bumi akan mengakibatkan bertambah panasnya suhu udara dibumi dan menipisnya lapisan ozon membuat sinar matahari dapat langsung tanpa hambatan ke bumi. Mereka mengesampingkan kemungkinan berubahnya poros edar bumi terhadap matahari dan semakin mendekati matahari. Dan apabila kombinasi perang nuklir pada perang dunia III dan perubahan iklim di bumi yang selain efek rumah kaca juga diperparah oleh berubahnya poros bumi semakin mendekati matahari, maka dapat dipastikan musnahnya kehidupan dibumi ini. Siapapun tidak akan bisa bertahan hidup dengan radiasi nuklir yang diledakkan, kalaupun bisa, mereka tidak akan bertahan hidup karena nuklir mengubah poros edar bumi semakin mendekati matahari dan efek rumah kaca. Bumi yang semakin panas akan membuat spesies manusia musnah.
5. Teori komet
Menurut para ilmuwan, musnahnya spesies Dinosaurus disebabkan oleh tabrakan komet besar dengan bumi, dimana ketika komet besar itu menabrak bumi, panas yang dihasilkan dari pembakaran ketika masuknya komet tersebut ke dalam atmosfer, dan kemudian ketika komet itu menyentuh bumi akan memusnahkan kehidupan yang ada dibumi ini. Jangan berpikir komet yang skala kecil, kita berbicara komet skala sangat besar. Kita sering melihat komet masuk ke bumi itu adalah komet skala kecil yang tidak memberikan dampak apa-apa terhadap bumi. Salah satu jenis komet besar yang pernah jatuh ke bumi adalah komet yang jatuh di Sumatera Utara ribuan tahun yang lalu dan hasil benturan bumi dengan komet tersebut membentuk Danau Toba yang sekarang kita kenal. Ketika Gunung Tambora di Nusa Tenggara meletus di abad ke 18, terjadi perubahan iklim seluruh bumi yang dikenal dengan sebutan “Setahun bumi tanpa sinar matahari”, itu baru kelas gunung meletus saja, dan efeknya adalah banyak manusia yang meninggal karena tanpa sinar matahari, gagal panen, penyakit berjangkit, dan lain sebagainya.
6. Teori gravitasi
Apabila ada planet besar yang berselisihan dengan garis edar bumi dan dalam jarak yang dekat, maka gravitasi planet tersebut akan mempengaruhi musnahnya sebagian kehidupan di bumi. Para astronomi memperkirakan Planet X (sebutan lainnya adalah Planet Nibiru) yang massanya 8 sampai 10 kali bumi yang mempunyai siklus 3600 tahun melintas di dalam Solar System kita. Kemungkinan banjir pada saat Nabi Nuh itu adalah karena faktor gravitasi dari Planet besar yang melintas dekat bumi. Tapi tentunya banjir yang dikarenakan gravitasi planet lain ini tidak akan memusnahkan manusia yang sudah modern kehidupannya. Paling tidak tersedia banyak kapal-kapal yang bisa mengangkut pengungsi ketika pasang air laut terjadi, tetapi korban akibat pasat air laut itu juga banyak. Di abad 2000 sebelum masehi, bangsa Sumeria pun sudah menuliskan adanya mahluk yang hidup di planet Nibiru yang sudah tinggi peradabannya. Bangsa Inca pun sudah pula mencatatnya. Yang mengkhawatirkan tentunya apabila mahluk dengan peradaban tinggi dari Nibiru ini menyerang manusia di bumi, tentunya spesies manusia pun musnah.
7. Menurut Prof. Achmad Baiquini Msc. Ph.D.
Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), dalam bukunya Alquran Ilmu Pengatahuan dan Teknologi, mengemukakan bahwa ada beberapa sekenario tentang terjadinya kiamat menurut sains.
* Skenario pertama menggambarkan habisnya bahan bakar temonuklir yaitu hidrogen dalam
matahari. Kalau reaksi nuklir makin berkurang, matahari akan menjadi dingin dan bumi akan membeku. Tak ada tanaman yang akan tumbuh dan kehidupan di bumi akan berakhir. Waktu yang dibutuhkan matahari untuk menghabiskan bahan bakarnya berkisar sekitar lima milyar tahun
* Skenario kedua menggambarkan habisnya hidrogen dibumi. jika hidrigentersebut habis, maka semua makhluk hidup akan mati membeku seperti pada skenario pertama. Barangkali selama milyaran tahun juga.
* Skenario ketiga menggambarkan mengembangnya matahari. Sebagaimana di diketahui,
matahari merupakan salah satu bintang dalam galaksi kita yang letaknya paling dekat dengan bumi. Evolusi matahari akan mengikuti bintang-bntang lainnya yaitu bila ia telah “Padam” ia akan menyusut menjadi kecil sampai pada suatu saat ketika energy gravitasinya berubah menjadi panas dan mengubahnya menjadi bintang raksasa merah. Pada kondisi demikian sistem tata surya sebagian (termasuk bumi kita) akan tertelan oleh matahari. semua makhluk hidup akan mati terbakar.
8. Badai Matahari
Menurut ilmuwan Amerika, akan terjadi Badai Matahari yang sudah lebih besar dari pada badai matahari sebelumnya yang berkemungkinan menimbulkan efek bencana besar pada bumi. Badai yang menurut penelitian dari National Academy Od Sciences, Amerika, sangat besar kemungkinannya terjadi. Studi tersebut mendapat sponsor dari NASA. Cara hidup yang modern dan cenderung tergantung pada kecanggihan teknologi memungkinkan memicu ketidaksengajaan untuk diri kita sendiri terperangkap dalam keadaan yang super berbahaya. Lihatlah, beberapa akibat dari efek rumah kaca, global warming, produksitas karbon dioksida, yang membuat penipisan zat pelindung yang terkandung dalam atmosfir sebagai pelinding bumi dari sengatan ultraviolet matahari.
Namun, ada pendapat ahli yang mengatakan berbeda. Mereka mempertimbangkan dampak badai matahari yang akan terkonsentrasikan oleh aktifitas di dalam atmosfir. Dan disebabkan oleh efek rintangan dari atmosfir dan medan magnet bumi akan mempengaruhi perjalanan badai ke bumi. Secara teori, badai matahari sebelum masuk ke permukaan bumi yang sesungguhnya, akan dihalangi oleh lapisan atmosfir terlebih dahulu. Di atmosfir badai tersebut akan terus menerus terbakar, sejumlah ultraviolet dilepaskan, menyebabkan densitas lapisan ionosfir meningkat tinggi dan mengganggu gelombang pendek di angkasa. Pada umumnya badai matahari tidak akan menembus lapisan atmosfir yang akan memberikan ancaman bagi spesies bumi.
9. Teori Big Crunch
Mengenai hal ini, para astronom memiliki analogi yang menarik bahwa alam semesta ini laksana kulit balon. Semakin ia ditiup, semakin ia mengembang. Hingga saat kulit balon itu tak laagi mampu mengembang, lalu DOR! balon itu pecah – atau setidaknya SLEP!!, mengkerut lagi dengan cepat. Inilah yang melatar-belakangi munculnya istilah big crunch.
Hal ini sejalan dengan teori osilasi yang dipelopori oleh Alan Guth dan Andrei Linde menyatakan bahwa bila semesta ini memang mengembang, maka suatu saat nanti, karena keterbatasan materi dan energinya sendiri, ia akan berhenti mengembang. Setelah ini terjadi, maka berlangsung lah proses balik. Alam semesta akan menuju bentuk awalnya kembali yang disebut BIG CRUNCH. Tapi persoalannya di dalam alam semesta kita terdapat begitu banyak galaksi, bintang, dan planet. Menyusut begitu cepat tentunya akan membuat apa yang ada di dalam berantakan bukan? Bahkan mungkin bukan hanya itu saja, melainkan juga terjadi efek “momentum dan impuls” alias tabrakaan dalam skala besar!! Bukankah tak ada lagi istilah yang tepat untuk menyimpulkan tabrakaan dalam skala besar ini selain….KIAMAT?!
Secara gamblang mungkin tak akan ditemukan dalam Al-Quran, tetapi secara tersirat, dalam suatu ayat digambarkan tentang hari kiamat betapa planet-planet, bintang-bintang akan saling bertabrakan. Tentunya mereka tak akan saling bertabrakan tanpa sebab mengingat mereka cenderung beredar dengan orbit yang jelas. Jadi perlu ada sesuatu “dorongan” yang membuat semua orbit kacau. Dan mungkin “pendorong” itu adalah big crunch. Sejauh ini teori big crunch masih dalam tahap diperdebatkan.
B. PERHITUNGAN KALENDER SUKU MAYA
Pada sistem penanggalan didalam Kalender Bangsa Maya/Maya Calendar yg merupakan kalender paling akurat hingga kini yg pernah ada di bumi. (Perhitungan Maya Calendar dari 3113 SM sampai 2012 M), mereka (Bangsa Maya) menyatakan pada tahun 2012, tepatnya tanggal 21 Desember 2012, merupakan "End of Times". Maksud dari "End of Times" itu sendiri masih diperdebatkan oleh para ilmuwan, dan arkeolog.
Ada yang menyatakan bahwa maksudnya adalah :
1. Berhentinya waktu (bumi berhenti berputar)
2. Peralihan dari Zaman Pisces ke Aquarius
3. Peralihan dari Abad Silver ke Abad keemasan
4. End of Times = End of the World as we know it
5. Akan ada sebuah galactic Wave yang besar, yang memberhentikan semua kegiatan di muka bumi ini, termasuk kemusnahan manusia
6. Perubahan dari dimensi 3 ke dimensi 4, bahkan 5
7. Kehidupan manusia meningkat dari level dimensi 3, ke 4, DNA manusia meningkat dari strain 2 ke 12, sehingga manusia dapat menggunakan telepati bahkan telekinesis
8. Ada yang menyatakan tidak akan terjadi apa-apa
9. Ada yang menyatakan waktu sudah tidak akan berlaku, jadi waktu tidak linear, tetapi bisa berubah-ubah, sesuai dengan waktu yang kita alami, karena ditemukannya mesin waktu
10. Ditemukannya mesin waktu dan stargate
11. Manusia sudah dapat melakukan transportasi ke galaxi lain, melalui stargate
12. Bangkitnya messiah, yang akan menyelamatkan manusia dari kehancuran
13. Kebangkitan Isa AS / Jesus
14. First Contact pertama kali peradaban manusia dengan Alien/UFO
15. Manusia bergabung dengan komunitas antar galaxi pertama kali, manusia = galaxy being
Dalam kalender bangsa Maya yang sangat tersohor itu, diramalkan bahwa pada periode 1992-2012 bumi akan “dimurnikan”, selanjutnya peradaban manusia sekarang ini akan berakhir dan mulai memasuki peradaban baru.
Dalam sejarah peradaban kuno dunia, bangsa Maya dikenal menguasai pengetahuan tentang ilmu falak yang khusus dan mendalam, sistem penanggalan yang sempurna, penghitungan perbintangan yang rumit serta metode pemikiran abstrak yang tinggi. Kesempurnaan dan akurasi dari pada penanggalannya membuat orang takjub.
Sekelompok masyarakat yang misterius ini tinggal di wilayah selatan Mexico sekarang (Yucatan) Guetemala, bagian utara Belize dan bagian barat Honduras. Banyak sekali pyramid, kuil dan bangunan-bangunan kuno yang dibangun oleh Maya yang masih dapat ditemui di sana. Banyak juga batu-batu pahatan dan tulisan-tulisan misterius pada meja-meja yang ditinggalkan mereka.
Para arkeolog percaya bahwa Maya mempunyai peradaban yang luar biasa. Hal itu bisa dilihat dari peninggalannya seperti buku-bukunya, meja-meja batu dan cerita-cerita yang bersifat mistik. Tetapi sayang sekali buku-buku mereka di perpustakaan Maya semuanya sudah dibakar oleh tentara Spanyol ketika menyerang sesudah tahun 1517. Hanya beberapa tulisan pada meja-meja dan beberapa system kalender yang membingungkan tersisa sampai sekarang.
Seorang sejarahwan Amerika, Dr. Jose Arguelles mengabdikan dirinya untuk meneliti peradaban bangsa ini. Ia mendalami ramalan Maya yang dibangun di atas fondasi kalender yang dibuat bangsa itu, dimana prediksi semacam ini persis seperti cara penghitungan Tiongkok, ala Zhou Yi. Kalendernya, secara garis besar menggambarkan siklus hukum benda langit dan hubungannya dengan perubahan manusia.
Dalam karya Arguelles, The Mayan Factor: Path Beyong Technology yang diterbitkan oleh Bear & Company pada 1973, disebutkan dalam penanggalan Maya tercatat bahwa sistim galaksi tata surya kita sedang mengalami 'The Great Cycle' (siklus besar) yang berjangka lima ribu dua ratus tahun lebih. Waktunya dari 3113 SM sampai 2012 M. Dalam siklus besar ini, tata surya dan bumi sedang bergerak melintasi sebuah sinar galaksi (Galatic Beam) yang berasal dari inti galaksi. Diameter sinar secara horizontal ini ialah 5125 tahun bumi. Dengan kata lain, kalau bumi melintasi sinar ini akan memakan waktu 5125 tahun lamanya.
Orang Maya percaya bahwa semua benda angkasa pada galaksi setelah selesai mengalami reaksi dari sinar galaksi dalam siklus besar ini, akan terjadi perubahan secara total. Orang Maya menyebutnya, penyelarasan galaksi (Galatic Synchronization). Siklus besar ini dibagi menjadi 13 tahap, setiap tahap evolusi pun mempunyai catatan yang sangat mendetail. Arguelles dalam bukunya itu menggunakan banyak sekali diagram-diagram untuk menceritakan kondisi evolusi pada setiap tahap. Kemudian setiap tahap itu dibagi lagi menjadi 20 masa evolusi. Setiap masa itu akan memakan waktu 20 tahun lamanya.
Dari masa 20 tahun antara tahun 1992-2012 itu, bumi kita telah memasuki tahap terakhir dari fase Siklus Besar, bangsa Maya menganggap ini adalah periode penting sebelum masa pra-Galatic Synchronization, mereka menamakannya: The Earth Generetion Priod (Periode Regenerasi Bumi). Selama periode ini bumi akan mencapai pemurnian total. Setelah itu, bumi kita akan meninggalkan jangkauan sinar galaksi dan memasuki tahap baru: penyelarasan galaksi.
Pada 21 Desember 2012 akan menjadi hari berakhirnya peradaban umat manusia kali ini, dalam perhitungan kalender Maya. Sesudah itu, umat manusia akan memasuki peradaban baru total yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan peradaban sekarang. Pada hari itu, tepatnya musim dingin tiba, matahari akan bergabung lagi dengan titik silang yang terbentuk akibat ekliptika (jalan matahari) dengan ekuator secara total. Saat itulah, matahari tepat berada di tengah-tengah sela sistem galaksi, atau dengan kata lain galaksi terletak di atas bumi, bagaikan membuka sebuah "Pintu Langit" saja bagi umat manusia.
Mulai 1992, bumi memasuki apa yang oleh bangsa Maya disebut 'Periode Regenerasi Bumi". Pada periode ini, Bumi dimurnikan, termasuk juga hati manusia, (ini hampir mirip ramalan orang Indian Amerika-Utara terhadap orang sekarang ini), subtansi yang tidak baik akan disingkirkan, dan substansi yang baik dan benar akan dipertahankan, akhirnya selaras dengan galaksi (alam semesta), ini adalah singkapan misteri dari gerakan sistem galaksi kita yang diperlihatkan oleh bangsa Maya.
Sejak tahun 1992 sampai 2012 nanti, bagaimana terjadi "pemurnian" dan bagaimana pula terjadi "regenerasi" pada bumi kita ini, tidak disebutkan secara detail oleh bangsa Maya. Dalam ramalan mereka pun tidak menyinggung tentang apa hal konkret yang memberikan semangat manusia untuk bangkit dari kesadaran dan bagaimana bumi mengalami permurnian, yang ditinggalkan oleh mereka kepada anak cucunya (barangkali tidak tercatat). Lantas, fenomena baru apa yang sudah bisa kita lihat sejak tahun 1992 sampai sekarang yang bisa kita kaitkan dengan ramalan bangsa Maya yang beradab itu?
Mungkin sudah diatur, bahwa kalender Maya tidak hilang dan sejarah manusia, dan harus diuraikan dengan kode oleh manusia sekarang. Namun ia tetap saja harus dilihat, apakah umat manusia yang terpesona oleh konsepsinya yang terbentuk sesudah kelahiran dapat menembus batas-batas untuk mengingatkan dan memahami kebenaran yang melampaui sistim pengetahuan kita.
Sebenarnya, jika ditinjau dari beberapa penelitian yang telah dilakukan saat ini. Memang pada beberapa dua dasawarsa belakangan ini, bumi sedang mengalami suatu siklus yang dinamakan pembalikan daya magnet kutub.
Pembalikan daya magnet kutub adalah proses yang terjadi pada waktu kutub utara dan kutub selatan saling bertukar posisi. Ketika ini terjadi, untuk beberapa saat medan magnet bumi mencapai Gauss nol, yang berarti bumi pada waktu itu punya daya magnet nol. Ketika ini terjadi bersamaan dengan perbalikan orbit sebelas tahunan kutub matahari, masalah besar akan terjadi.
Menurut perhitungan computer Hyderabad, pembalikan kutub Bumi dan Matahari dapat mengakibatkan masalah besar selain elektronik tidak bekerja dengan semestinya, burung yang bermigrasi kehilangan haluan, dan bermacam macam:
1. Sistem ketahanan tubuh semua hewan dan termasuk manusia akan banyak melemah.
2. Lapisan luar bumi akan mengalami pertambahan gunung berapi, pergerakan tektonik, gempa bumi, dan tanah longsor.
3. Medan magnet Bumi akan melemah dan radiasi alam semesta berasal dari matahari bertambah berlipat ganda mengakibatkan bahaya radiasi seperti kanker dan sebagainya tidak dapat dihindari
4. Benda-benda angkasa akan tertarik masuk ke Bumi
5. Daya gravitasi Bumi akan mengalami perubahan meskipun tidak diketahui bagaimana ia akan berubah.
Jika kita menambahkan semua bencana yang mungkin terjadi, anda dapat dengan mudah mengatakan dengan kalimat sederhana ini, Bumi dapat menjadi tempat yang tidak cocok untuk ditinggali peradaban manusia pada 2012 ataupun mereka yang hidup dekat lapisan luar bumi. Hal ini mungkin saja dapat terjadi pada Mars jutaan tahun yang lalu.
Mungkin benar adanya apa yang dikatakan Bangsa Maya mengenai kehancuran perdaban manusia di tahun 2012 esok, hal tersebut tentunya dapat kita lihat dari sifat-sifat manusia zaman sekarang yang bagaimana moralnya, kelakuan telah sangat merosot dan alam-pun kelihatannya semakin tidak bersahabat dengan kita.
Di Indonesia sendiri seorang peramal mengatakan, "pada tahun 2012 nanti jumlah penduduk di Indonesia ini tinggal 40%". Lalu ketika ditanya apa penyebabnya,dia menuturkan, "pada tahun itu sebuah bencana besar akan melanda Bumi secara Global, mungkin pada setiap negara nantinya hanya menyisakan 30%-40% kehidupan untuk kembali membangun kehidupan baru".
Ramalan serupa juga diutarakan oleh Beberapa Biksu di Tibet yang terkenal dengan penguasaan clairvoyance-nya yang sangat baik. Mereka mengatakan pada awal tahun 2012 merupakan tahun paling mendebarkan bagi umat manusia di muka Bumi, dimana pada permulaan tahun, beberapa fenomena aneh akan banyak bermunculan. Namun dalam penutupnya, Para Biksu mengatakan Bumi akan terselamatkan oleh sebuah kekuatan besar yang melindungi mereka secara kasat mata, sehingga memungkinkan peradaban manusia tidaklah sepenuhnya musnah.
Pada 10 tahun belakangan ini Master Li Hongzhi mengajarkan prisip karakter alam semesta “Zhen-Shan-Ren” (Sejati-Baik-Sabar) yang berefek untuk memurnikan hati manusia dan alam ini. Dalam waktu singkat pengikut latihan kultivasi jiwa dan raga ini telah lebih mencapai dari 200 juta orang yang tersebar lebih di 60 negara. Melalui kultivasi yang terus menerus latihan ini dapat menyapai tujuan menggantikan sel-sel tubuh manusia dengan materi energi tinggi dengan meningkatkan moral manusia sesuai dengan karakter alam semesta.
Tidak ada seorangpun yang bisa meramalkan kapan tepatnya kiamat itu datang. Tapi dilain sisi, akan ada regenarasi suatu peradaban yang diramalkan para Orang Bangsa Maya ditahun 2012 nanti. Ini bukanlah suatu kehancuran Alam semesta secara keseluruhan (Jadi belum bisa diartikan kiamat yang sebenarnya), mungkin nantinya secuil para manusia-manusia yang terselamatkan dari bencana akan kembali membangun tonggak peradaban baru yang lebih baik dan lebih bermoral daripada kita.
C. TEORI PERHITUNGAN UMUR BUMI, SENDIMEN, KADAR GARAM, TERMAL, TEORIRELAKTIVITAS
Teori perhitungan umur bumi
a. Teori Kadar Garam
Menurut teori ini pengukuran umur bumi didasarkan pada kadar garam di laut. Mula-mula laut merupakan air tawar, dengan adanya sirkulasi air maka air yang mengalir dari darat ke laut membawa garam-garaman. Keadaan semacam ini berlangsung terus-menerus sepanjang abad. Dengan diketahuinya kenaikan kadar garam tiap tahun, dan dibandingkan dengan kadar garam saat ini yaitu 320 maka dihasilkan perhitungan bahwa bumi telah terbentuk kurang lebih 1000 juta tahun yang lalu.
b. Teori sedimen
Teori ini berdasarkan pada perhitungan lapisan sedimen yang membentuk batuan untuk mengukur umur bumi. Dengan mengetahui ketebalan lapisan sedimen rata-rata yang terbentuk tiap tahunnya, dan dibandingkan dengan tebal batuan sedimen yang terdapat di bumi sekarang, maka dapat dihitung umur lapisan tertua kulit bumi. Berdasarkan teori sedimen, bumi terbentuk kurang lebih 500 juta tahun yang lalu.
c. Teori Termal
Menurut teori termal pengukuran umur bumi didasarkan pada suhu bumi. Mula-mula bumi merupakan batuan yang sangat panas dan lama kelaamaan mendingin. Diketahuinya massa dan suhu bumi sekarang, ahli fisika Elfin dari Inggris memperkirakan bahwa perubahan bumi menjadi dingin memerlukan waktu kurang lebih 20.000 juta tahun.
d. Teori Radioktifitas
Pengukuran umur bumi menurut teori radioaktif di dasarkan pada peluruhan unsur-unsur radioaktif. Dengan memerhatikan perbandingan antara kadar unsur radioaktif dan unsur hasil peluruhan dalam suatu batuan, maka dapat diukur umur suatu batuan. Berdasarkan teori ini diperkirakan umur bumi adalah 5 sampai 7 ribu juta tahun.
D. TEORI PEMBENTUKKAN SAMUDERA ATAU DARATAN SEHINGGA TAMPAK SEPERTI SEKARANG
Teori Terjadinya Samudera
1. Contraction theory (teori kontraksi)
Beberapa waktu setelah bumi terbentuk, bumi masih dalam keadaan panas. Kemudian mulai mendingin terbentuklah kulit bumi. Dalam waktu jutaan tahun Terjadi perubahan-perubahan di dalam bumi di bawah kulit bumi. Karena terjadi pengerutan kulit bumi menyebabkan batuan yang ringan dai kulit bumi melengkung retak maka magma keluarke permukaan bumi.semua perubahan-perubahan tersebut menyebabkan terjadinya continentdan cekungan samudera.kita mengetahui bahwa kulit bumi di bawah samudera yang dalam sangat tipis. Di bawah batuan kulit ituterdapat batuan yang lebih berat disebut astenosfer (mantel).
2. Gravity theory (teori gravitasi)
Beberapa sarjana mengira bahwa cekungan samudera terbentuk ketika sutu bintang besar melintas dekat bumi karena gravitasi terjadi tarik menarik antara bintang tersebut dengan bumi. Di duga karena bumi masih panas dan lunak maka sebagian kulit bumi tertarik ke angkasa luar. Bekasnya menjadi cekungan samudera yang nenurut teori ini adalah cekungan samudera pasifik. Sedangkan bagian bumi yang terlepas adalah bulan.
3. Meteorit theory ( teori meteorit)
Menurut teori meteorit terjadinya cekungan samudera akibat jatuhnya dari meteor. Diduga bahwa lekukan-lekukan dalam kawah di bulan dan samudera di bumi terjadi oleh hal yang sama. Karena adanya benturan meteor yang begitu kuat maka pinggir-pinggir tempat meteor itu jatuh terjadi peninggian. Itulah yang menyebabkan terjadinya pegunungan pantai disekitar beberapa samudera, seperti pegunungan Andes yang memanjang di sepanjang pantai pasifik di Amerika Selatan.
4. Continental drift theory (teori pergerakan benua)
Teori ini dikembangakan oleh Alferd Wegener. Dalam teorinya ia mengatakan bahwa ketika bukit bumu mendingin terjadi satu kontinen besar. Karena kontinen itu ringan maka terapung di atas batuan yang lebih berat yang ada di bawahnya. Setelah itu terbagi menjadi dua blok. Satu blok dibelahan utara dan yang lain dibelahan selatan. Kedua blok itu dipisahkan oleh samudera yang disebut Thesys. Karena blok-blok ini terapung dan bergerak maka pecah menjadi bagian yang lebih kecil. Blok utara membentuk Amerika Utara dan Erasia. Blok Selatan menjadi Amerika Selatan, Afrika, Australia, dan Antartika.
Struktur Bumi
Bumi tidak berbentuk bulat seperti bola, melainkan pepat pada kutub-kutubnya. Bumi memiliki jari-jari khatulistiwa 6.378 km dan jari-jari kutub 6.356km.
a. Litosfer
Litosfer adalah lapisan paling luar bumi yang tebalnya kira-kira 100 km. litosfer memiliki kemampuan menahan beban permukaan yang luas,
litosfer bersuhu dingin dan kaku. Litosfer terdiri dari kerak bumi dan bagian atas selubung.
Kerak bumi
Kerak bumi adalah lapisan terluar bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt.
Kerak bumi dan sebagai mantel bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km.
Temperatur kerak bumi meningkat seiring kedalamanya. Pada batas terbawahnya temperatur kerak menyentuh angka 200-4000C. Kerak dan bagian mantel yang relatif padat membentuk lapisan litosfer, karena konveksi pada mantel bagian atas dan astenosfer, litosfer dipecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak. Temperatur meningkat 300C tiap km, namun gradien panas bumi akan semakin rendah dapa lapisan kerak yang lebih dalam.
Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak bumi adalah; Oksigen (46,6%), Silikon (27,7), Alumunium (8,1), Besi (5%), Kalsium (3,6), Ntrium (2,8), Kalium (2,6), Magnesium (2,1).
Lapisan mantel yang tebalnya 2.900 km terdiri dari mineral-mineral seperti besi dan magnesium serta magma (batuan cair).
b. Astenosfer
Dibawah litosfer pada kedalaman kira-kira 700 km terdapat astenosfer. Astenosfer hampir berada dalam titik leburnya dan kerna itu bersifat fluida. Astenosfer mengalir akibat tekanan yang terjadi sepanjang waktu.
c. Mesosfer
Kurang lebih 25 mil atau 40 km diatas permukaan bumi terdapat lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, sampai menjadi sekitar -1430C. suhu serendah ini
memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Lapisan berikutnya mesosfer. Mesosfer lebih kaku dibandingkan astenosfer namun lebih kental dibandingkan dibandingkan litosfer. Mesosfer terdiri dari sebagian besar selubung hingga inti bumi.
Inti bumi terletak pada lapisan terdalam. Inti bagian luar dengan ketebalan 2.250 km terdiri dari unsur besi yang berwujud cair. Sedangkan inti bumi bagian dalam berupa besi padat. Panas diinti bumi diperkirakan 50000C.
d. Hidrosfer
Hidrosfer adalah lapisan air yang ada dipermukaan bumi. Hidrosfer meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju, air tanah dan uap air yang terdapat dilapisan udara.
e. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi. Di bumi atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah sampai dengan sekitar 560 km dari permukaan bumi. Atmosfer bumi terdiri atas Nitrogen (78,17%), Oksigen (20,97%), argon (0,9%), Karbondioksida (0,0356%), uap air, dan gas lainya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrim diantara siang dan malam.
f. Troposfer
Lapisan ini nerada pada level terendah, dibandingkan dengan lapisan lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 km dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin tekanan dan kelembapan yang kita rasakan sehari-hari berlangsung. Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya keudara. Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar 170C sampai -570C. Diantara stratosfer dan troposfer terdapat lapisan yang disebut lapisan tropopause.
g. Stratosfer
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke strtosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. suhu dilapisan ini yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu -570C. pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran tertentu. Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah naik, karena bertambahnya lapisan dengan kosentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi ultra ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai 180C pada ketinggian sekitar 40 km. lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya.
h. Termosfer
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian 81 km. Dinamai termosfer karena teradi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 19820C, perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Fenomena aurora yang dikenal demgan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi disini.
i. Eksosfer
Adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteorik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga disebut sebagai cahaya Zodiakal.
J. Ionosfer
Ionosfer adalah bagian dari atmosfer atas, sekitar 85 km ke ketinggian 600 km, yang terdiri dari bagian-bagian dari termosfer, mesosfer dan eksosfer, dibedakan karena terionisasi oleh radiasi matahari. Ionosfer berperan penting dalam atmosfer listrik dan membentuk tepi bagian dalam dari magnetosfer. Ionosfer memiliki manfaat lainnya, yaitu mempengaruhi propagasi radio ke tempat yang jauh di bumi.
Ionosfer terletak antara mesosfer dan eksosfer, dan rata-rata memiliki luas sekitar antara 80 km dan 500 km ketinggiannya, meskipun batas atas dan bawah bervariasi yaitu antara 80-90 dan 600-800 km masing-masing. Selain itu, beberapa berpendapat bahwa ionosfer tinggi adalah batas bawah dari magnetosfer, sedikit tumpang tindih dua lapisan (antara 500 dan 600-800 km). Ionosfer termosfera juga dikenal memiliki suhu tinggi karena di dalamnya karena terdapat gas yang terionisasi. Jika matahari aktif, suhu dalam termosfer bisa mencapai 1.500 ° C, tetapi suhu tinggi tidak sesuai dengan panas yang berada di troposfer karena akan di kepadatan termosfer jauh lebih rendah. Gas-gas akan terionisasi karena lapisan ini menyerap radiasi matahari dengan panjang gelombang pendek (sinar gamma dan sinar X) yang sangat kuat.
Sifat-sifat ionosfer, kita menemukan bahwa lapisan ini memberikan kontribusi pada dasarnya pantulan gelombang radio yang dipancarkan dari permukaan bumi, yang memungkinkan mereka melakukan perjalanan jauh di Bumi karena partikel ion (bermuatan listrik) ada dalam lapisan ini. Selain itu, lapisan ini dapat menghancurkan meteoroid dalam radius ketinggian antara 80 dan 110 km, akibat gesekan dengan udara dan menimbulkan meteor atau bintang jatuh.
Tapi bintang jatuh bukanlah fenomena satu-satunya yang terjadi pada lapisan ini. Di daerah kutub partikel bermuatan yang dibawa oleh angin matahari terjebak oleh kejadian medan magnet bumi di atas ionosfer dan mengakibatkan pembentukan aurora.
E. PENYEBAB LANGIT BERWARNA BIRU KETIKA SIANG HARI DAN BERWARNA JINGGA SAAT PETANG
a. Langit Berwarna Biru Ketika Siang Hari
Atmosfer bumi mengandung molekul gas kecil dan partikel (butiran) debu.Sinar matahari yang memasuki atmosfer tersebut bertemu dengan molekul gas dan partikel debu tadi.Warna sinar yang memiliki gelombang sinar yang lebih panjang seperti merah dan kuning dapat melewati dan menembus molekul gas dan debu tadi.Tetapi warna biru yang memiliki gelombang sinar lebih pendek dipantulkan kembali keatas atmosfir.Itulah mengapa langit terlihat berwarna biru.Prinsip yang sama berlaku juga dengan air di laut atau danau yang terlihat berwarna biru.
b. Langit Berwarna Jingga Ketika Petang
Setelah pada bagian sebelumnya kita mengkaji mengapa langit berwarna biru, kini kita akan coba mengembangkan kajian tentang “mengapa langit di ufuk barat nampak berwarna jingga ketika sore hari menjelang magrib?” Persoalan ini masih ada hubungannya dengan kajian langit biru di siang hari.
Sebelum ini telah diketahui bahwa, pada siang hari ketika cahaya putih melewati atmosfer maka cahaya putih tersebut akan mengalami hamburan. Yakni, cahaya biru dan ungu (karena memiliki frekuensi paling tinggi di antara warna-warna yang lain) akan dihamburkan lebih banyak daripada warna merah, jingga, dan kuning. Pertanyaannya, lalu apa yang terjadi dengan warna merah, jingga dan kuning tersebut? Bagaimana nasibnya? Kemana ia pergi?
Nah…jawaban dari pertanyaan ini akan membawa kita pada pemahaman mengapa langit di ufuk barat tampak berwarna jingga pada sore hari menjelang magrib. Kenapa demikian? Ya…karena ketika warna biru dan ungu sudah lebih banyak dihamburkan, maka warna-warna dengan frekuensi kecil seperti merah, jingga, dan kuning tetap bergerak lurus melewati atmosfer. Akibatnya, pada belahan bumi yang lebih timur, orang sudah tidak lagi dapat melihat warna biru dan ungu karena sudah dihamburkan. Saat itu, orang pada belahan bumi yang lebih timur hanya akan melihat “sisa” warna yang belum terhamburkan. Siswa warna yang masih ada adalah percampuran antara merah, jingga, dan kuning. Itulah sebabnya mengapa langit tampak berwarna merah ketika sore hari.
Secara lebih deskriptif, Gmabar berikut barangkali akan lebih memperjelas pemahaman kita.
Sebagai permisalan ada dua orang A dan B. Masing-masing berada pada belahan bumi yang berbeda. A sedang berada di suatu belahan bumi yang sedang mengalami siang hari, sedangkan B berada lebih timur dari A dan oleh karenanya ia telah memasuki waktu sore hari.
Matahari akan meradiasikan cahaya putih dalam arah lurus seperti pada Gambar 1. Jarak antara A dengan matahari lebih pendek jika dibandingkan B yang sudah masuk sore hari. Pada jarak yang pendek tersebut cahaya putih dari matahari akan mengalami hamburan terutama untuk warna biru dan ungu karena berfrekuensi tinggi. Peristiwa ini, seperti yang telah di bahas sebelumnya, menyebabkan si A akan melihat bahwa langit berwarna biru. Namun pada jarak yang lebih jauh, yakni bagi si B, ia sudah tidak lagi bisa melihat warna biru. Hal ini karena sebagian besar warna biru telah dihamburkan di belahan bumi yang sedang siang hari. Oleh karena itu, tinggal warna merah, jingga dan kuning saja yang masih diteruskan sampai ke mata si B. Itulah sebabnya, kenapa sore hari langit cenderung berwarna jingga kemerah-merahan.
F. PENGERTIAN OZON DAN GLOBAL WARMING
a. Pengertian Ozon
Pengertian ozon atau dikenal Ozone, berasal dari kata kerja bahasa yunani yang artinya "mencium", merupakan suatu bentuk oksigen alotropis (gabungan beberapa unsur) yang setiap molekulnya memuat tiga jenis atom. Formula ozon adalah 03, berwarna biru pucat, dan merupakan gas yang sangat beracun dan berbau sangit. Ozone akan mendidih pada suhu sekitar -111,9° C (-169.52° F), mencair pada suhu sekitar -192,5° C (-314,5° F), dan memiliki gravitasi 2.144. Ozon cair berwarna biru gelap, dan merupakan cairan magnetis kuat. Ozon terbentuk ketika percikan listrik melintas dalam oksigen. Adanya ozon dapat dideteksi melalui bau (aroma) yang ditimbulkan oleh mesin-mesin bertenaga listrik.
Secara kimiawi, Ozon lebih aktif ketimbang oksigen biasa dan juga merupakan agen oksidasi yang lebih baik. Biasanya ozon digunakan dalam proses pemurnian (purifikasi) air, sterilisasi udara, dan pemutihan jenis makanan tertentu. Oleh sebab itu terkadang kita mendengarkan atau membaca bahwa beberapa produk air minum telah melakukan proses ozonisasi pada produk air kemasannya.
Di atmosfir, terjadinya ozon berasal dari nitrogen oksida dan gas organik yang dihasilkan oleh emisi kendaraan maupun industri, dan ini berbahaya bagi kesehatan di samping dapat menimbulkan kerusakan serius pada tanaman. Lapisan pelindung bumi salah satunya adalah lapisan ozon. Pentingnya pengaturan kadar nitrogen oksida yang dilepas ke udar'a oleh, misalnya, pembangkit listrik tenaga batubara adalah untuk menghindari terbentuknya ozon yang dapat menimbulkan penyakit pernafasan seperti bronkitis maupun asma.
b. Pengertian Global Warming
Pemanasan global (Inggris: global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
artikel ini disalin lengkap dari: http://tiarprasetia.blogspot.com/2013/03/teori-akhir-alam-semesta-berdasarkan.html
halaman utama website: http://tiarprasetia.blogspot.com/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
No comments:
Post a Comment