Hewan Vertebrata telah memiliki sistem sirkulasi yang fungsinya
antara lain untuk mengangkut gas pernapasan (O2) dari tempat
penangkapan gas menuju sel-sel jaringan. Begitu pula sebaliknya, untuk
mengangkut gas buangan (CO2) dari sel-sel jaringan ke tempat
pengeluarannya.
Mekanisme pernapasan pada hewan Vertebrata beragam. Simaklah uraian di bawah ini agar kamu lebih memahami mekanisme pernapasan pada hewan Vertebrata.
artikel ini disalin lengkap dari: http://www.materisma.com/2014/05/sistem-pernapasan-pada-hewan-vertebrata.html
halaman utama website: http://www.materisma.com/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
Mekanisme pernapasan pada hewan Vertebrata beragam. Simaklah uraian di bawah ini agar kamu lebih memahami mekanisme pernapasan pada hewan Vertebrata.
a. Sistem Pernapasan pada Pisces
Ikan
bernapas menggunakan insang. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis
berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang
berhubungan dengan air, sedang bagian dalam berhubungan erat dengan
kapilerkapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen
dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen
terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler, sehingga
memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar.
Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan tutup insang (operkulum), sedangkan pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes)
insangnya tidak mempunyai tutup insang. Selain bernapas dengan insang,
ada pula kelompok ikan yang bernapas dengan gelembung udara (pulmosis), yaitu ikan paru-paru (Dipnoi).
Insang tidak hanya berfungsi sebagai alat pernapasan, tetapi juga
berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat
pertukaran ion, dan osmoregulator.
Struktur insang ikan |
1) Pernapasan pada ikan bertulang sejati
Salah satu
contoh ikan bertulang sejati yaitu ikan mas. Insang ikan mas tersimpan
dalam rongga insang yang terlindung oleh tutup insang (operkulum).
Insang ikan mas terdiri dari lengkung insang yang tersusun atas tulang
rawan berwarna putih, rigi-rigi insang yang berfungsi untuk menyaring
air pernapasan yang melalui insang, dan filamen atau lembaran insang.
Filamen
insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan berwarna merah
muda karena mempunyai banyak pembuluh kapiler darah dan merupakan cabang
dari arteri insang. Di tempat inilah pertukaran gas CO2 dan O2
berlangsung.
Gas O2
diambil dari gas O2 yang larut dalam air melalui insang secara difusi.
Dari insang, O2 diangkut darah melalui pembuluh darah ke seluruh
jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju
jantung. Dari jantung menuju insang untuk melakukan pertukaran gas.
Proses ini terjadi secara terus-menerus dan berulang-ulang. Mekanisme
pernapasan ikan bertulang sejati dilakukan melalui mekanisme inspirasi
dan ekspirasi.
a) Fase inspirasi
Gerakan
tutup insang ke samping dan selaput tutup insang tetap menempel pada
tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah besar, sebaliknya celah
belakang insang tertutup. Akibatnya, tekanan udara dalam rongga mulut
lebih kecil daripada tekanan udara luar. Celah mulut membuka sehingga
terjadi aliran air ke dalam rongga mulut.
b) Fase ekspirasi
Setelah air
masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup. Insang kembali ke
kedudukan semula diikuti membukanya celah insang. Air dalam mulut
mengalir melalui celah-celah insang dan menyentuh lembaran-lembaran
insang. Pada tempat ini terjadi pertukaran udara pernapasan. Darah
melepaskan CO2 ke dalam air dan mengikat O2 dari air.
Pada fase
inspirasi, O2 dan air masuk ke dalam insang, kemudian O2 diikat oleh
kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan.
Sebaliknya pada fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan
akan bermuara ke insang, dan dari insang diekskresikan keluar tubuh.
2) Pernapasan pada ikan bertulang rawan
Insang ikan bertulang rawan tidak mempunyai tutup insang (operkulum)
misalnya pada ikan hiu. Masuk dan keluarnya udara dari rongga mulut,
disebabkan oleh perubahan tekanan pada rongga mulut yang ditimbulkan
oleh perubahan volume rongga mulut akibat gerakan naik turun rongga
mulut. Bila dasar mulut bergerak ke bawah, volume rongga mulut
bertambah, sehingga tekanannya lebih kecil dari tekanan air di
sekitarnya.
Akibatnya,
air mengalir ke rongga mulut melalui celah mulut yang pada akhirnya
terjadilah proses inspirasi. Bila dasar mulut bergerak ke atas, volume
rongga mulut mengecil, tekanannya naik, celah mulut tertutup, sehingga
air mengalir ke luar melalui celah insang dan terjadilah proses
ekspirasi CO2. Pada saat inilah terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.
3) Pernapasan pada ikan paru-paru (Dipnoi)
Pernapasan
ikan paru-paru menyerupai pernapasan pada Amphibia. Selain mempunyai
insang, ikan paru-paru mempunyai satu atau sepasang gelembung udara
seperti paru-paru yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan, yaitu
pulmosis. Pulmosis banyak dikelilingi pembuluh darah dan dihubungkan
dengan kerongkongan oleh duktus pneumatikus. Saluran ini merupakan jalan
masuk dan keluarnya udara dari mulut ke gelembung dan sebaliknya,
sekaligus memungkinkan terjadinya difusi udara ke kapiler darah.
Ikan
paru-paru hidup di rawa-rawa dan di sungai. Ikan ini mampu bertahan
hidup walaupun airnya kering dan insangnya tidak berfungsi, karena ia
bernapas menggunakan gelembung udara. Ada tiga jenis ikan paru-paru di
dunia, yaitu ikan paru-paru afrika, ikan paru-paru amerika selatan, dan
ikan paru-paru queensland (Australia).
Pada
beberapa jenis ikan, seperti ikan lele, gabus, gurami, dan betok
memiliki alat bantu pernapasan yang disebut labirin. Labirin merupakan
perluasan ke atas dalam rongga insang, dan membentuk lipatan-lipatan
sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Rongga labirinberfungsi
menyimpan udara (O2), sehingga ikan-ikan tersebut dapat bertahan hidup
pada perairan yang kandungan oksigennya rendah. Selain dengan labirin,
udara(O2) juga disimpan di gelembung renang yang terletak di dekat
punggung.
Ikan bernapas dengan insang. Insang ikan menghirup oksigen dari air seperti paru-paru manusia yang menghirup oksigen dari udara. Kandungan oksigen di udara sekitar 20 kali lebih banyak daripada kandungan oksigen di dalam air. Oleh karena itu, untuk bernapas, organisme air seperti ikan menghabiskan energi sekitar 20 kali lebih banyak daripada hewan-hewan yang menghirup oksigen langsung dari udara.
b. Sistem Pernapasan pada Amphibia
Katak muda
(berudu) menggunakan insang untuk mengambil O2 yang terlarut dalam air.
Setelah berumur lebih kurang 12 hari, insang luar diganti dengan insang
dalam. Setelah dewasa, katak bernapas menggunakan selaput rongga mulut,
paru-paru, dan kulit. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat
pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di
tempat itu.
Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup, sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis.
Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup, sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis.
Pernapasan
dengan kulit dilakukan secara difusi. Hal ini karena kulit katak tipis,
selalu lembap, dan mengandung banyak kapiler darah. Pernapasan dengan
kulit berlangsung secara efektif baik di air maupun di darat. Oksigen
(O2) yang masuk lewat kulit akan diangkut melalui vena kulit paru-paru
(vena pulmo kutanea) menuju ke jantung untuk diedarkan ke seluruh
tubuh.
Sebaliknya
karbon dioksida (CO2) dari jaringan akan dibawa ke jantung, dari jantung
dipompa ke kulit dan paru-paru melalui arteri kulit paru-paru (arteri
pulmo kutanea). Dengan demikian, pertukaran oksigen dan karbon dioksida
terjadi di kulit.
Katak juga
bernapas dengan paru-paru, tetapi belum sebaik paru-paru Mammalia.
Paru-paru katak berupa sepasang kantung tipis yang elastis sehingga
udara pernapasan dapat berdifusi, dan dindingnya banyak dikelilingi
kapiler darah sehingga paru-paru katak berwarna kemerahan. Paru-paru
dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek.
Seperti pada
ikan, pernapasan pada katak meliputi proses inspirasi dan ekspirasi
yang berlangsung pada saat mulut dalam keadaan tertutup. Mekanisme
pernapasan ini diatur oleh otot-otot pernapasan, yaitu: otot rahang
bawah (submandibularis), sternohioideus, geniohioideus, dan otot perut.
Mekanisme inspirasi dan ekspirasi dijelaskan seperti berikut.
1) Fase inspirasi
Fase
inspirasi terjadi bila otot sternohioideus berkontraksi sehingga rongga
mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane (celah hidung).
Setelah itu, koane menutup, otot submandibularis dan otot geniohioideus
berkontraksi, sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut
mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru
terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam
kapiler dinding paru-paru, dan sebaliknya karbon dioksida dilepaskan ke
lingkungan.
2) Fase ekspirasi
Mekanisme
ekspirasi terjadi setelah pertukaran gas di dalam paru-paru, otot rahang
bawah mengendur atau berelaksasi, sementara otot perut dan
sternohioideus berkontraksi. Hal ini mengakibatkan paru-paru mengecil,
sehingga udara tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut.
Selanjutnya koane membuka, sedangkan celah tekak menutup, sehingga
terjadi kontraksi otot rahang bawah yang diikuti berkontraksinya otot
geniohioideus. Akibatnya, rongga mulut mengecil dan udara yang kaya
karbon dioksida terdorong keluar melalui koane.
c. Sistem Pernapasan pada Reptilia
Paru-paru
Reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk.
Paru-paru Reptilia hanya terdiri dari beberapa lipatan dinding yang
berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Paru-paru kadal,
kura-kura, dan buaya lebih kompleks, dengan beberapa belahan-belahan
yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada
beberapa jenis kadal, misalnya bunglon Afrika, mempunyai pundi-pundi
hawa atau kantung udara cadangan sehingga memungkinkan hewan tersebut
melayang di udara.
Reptilia
bernapas menggunakan paru-paru. Gas O2 dalam udara masuk melalui lubang
hidung → rongga mulut → anak tekak → trakea yang panjang → bronkiolus
dalam paru-paru. Dari paru-paru, O2 diangkut darah menuju seluruh
jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju
jantung untuk dikeluarkan melalui paru-paru → bronkiolus → trakea yang
panjang → anak tekak → rongga mulut → lubang hidung. Pada Reptilia yang
hidup di air, lubang hidung dapat ditutup ketika menyelam.
d. Sistem Pernapasan pada Aves
Pada burung,
tempat berdifusinya udara pernapasan terjadi di paru-paru. Paru-paru
burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi
oleh tulang rusuk.
Jalur pernapasan (masuknya udara ke dalam tubuh) pada burung berturut-turut sebagai berikut.
1) Dua pasang lubang hidung yang terdapat pada pangkal paruh sebelah atas dan pada langit-langit rongga mulut.
2) Celah tekak yang terdapat pada dasar hulu kerongkongan atau faring yang menghubungkan rongga mulut dengan trakea.
3) Trakea atau batang tenggorok yang panjang, berbentuk pipa, dan disokong oleh cincin tulang rawan.
4) Sepasang
paru-paru berwarna merah muda yang terdapat dalam rongga dada. Bagian
ini meliputi bronkus kanan dan bronkus kiri yang merupakan cabang bagian
akhir dari trakea.
Dalam
bronkus pada pangkal trakea, terdapat sirink (siring), yang pada bagian
dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar dan
dapat menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus,
yang merupakan bronkus sekunder, dan dapat dibedakan menjadi
ventrobronkus (bagian ventral) dan dorsobronkus (bagian dorsal).
Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus oleh banyak parabronkus
(100 atau lebih). Parabronkus berupa tabung kecil. Di parabronkus
bermuara banyak kapiler, sehingga memungkinkan udara berdifusi.
Selain paru-paru, burung biasanya memiliki 4 pasang perluasan paru-paru yang disebut pundi-pundi hawa atau kantung udara (saccus pneumaticus) yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Kantung-kantung udara ini terdapat pada pangkal leher (saccus cervicalis), rongga dada (saccus thoracalis anterior dan posterior), antara tulang selangka atau korakoid (saccus interclavicularis), ketiak (saccus axillaris), dan di antara lipatan usus atau rongga perut (saccus abdominalis).
Kantung udara berhubungan dengan paru-paru, berselaput tipis, tetapi
tidak terjadi difusi udara pernapasan. Adanya kantung udara
mengakibatkan, pernapasan pada burung menjadi efisien.
Kantung udara memiliki beberapa fungsi berikut.
1) Membantu pernapasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan oksigen cadangan.
2) Membantu mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas badan secara berlebihan.
3) Membantu memperkeras suara dengan memperbesar ruang siring.
4) Mengatur
berat jenis (meringankan) tubuh pada saat burung terbang. Mekanisme
pernapasan pada burung dibedakan menjadi dua, yaitu pernapasan waktu
istirahat dan pernapasan waktu terbang.
Selain sebagai alat untuk bergerak terbang, sayap juga digerakkan untuk menjaga keseimbangan tubuh. Burung kolibri mampu melayang tanpa melaju di udara dengan mengepakkan sayapnya sebanyak 50 kali atau lebih per detik.
Pada waktu
istirahat, tulang rusuk bergerak ke depan, rongga dada membesar,
paru-paru mengembang sehingga udara masuk dan mengalir lewat bronkus ke
kantung udara bagian belakang, bersamaan dengan itu udara yang sudah ada
di kantung udara belakang mengalir ke paru-paru dan menuju kantung
udara depan.
Pada saat tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada mengecil sehingga udara dari kantung udara masuk ke paru-paru. Selanjutnya, saat di alveolus, O2 diikat oleh darah kapiler alveolus. Jadi, pengikatan O2 berlangsung pada saat inspirasi maupun ekspirasi.
Pada saat tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada mengecil sehingga udara dari kantung udara masuk ke paru-paru. Selanjutnya, saat di alveolus, O2 diikat oleh darah kapiler alveolus. Jadi, pengikatan O2 berlangsung pada saat inspirasi maupun ekspirasi.
Pada waktu
terbang, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung-kantung udara.
Waktu sayap diangkat ke atas, kantung udara di ketiak mengembang, sedang
kantung udara di tulang korakoid terjepit, sehingga terjadi inspirasi
(O2 pada tempat itu masuk ke paru-paru).
Bila sayap diturunkan, kantung udara di ketiak terjepit, sedang kantung udara di tulang korakoid mengembang, sehingga terjadi ekspirasi (O2 pada tempat itu keluar). Makin tinggi burung terbang, makin cepat burung mengepakkan sayapnya untuk mendapatkan oksigen yang cukup banyak.
Bila sayap diturunkan, kantung udara di ketiak terjepit, sedang kantung udara di tulang korakoid mengembang, sehingga terjadi ekspirasi (O2 pada tempat itu keluar). Makin tinggi burung terbang, makin cepat burung mengepakkan sayapnya untuk mendapatkan oksigen yang cukup banyak.
Udara luar
yang masuk, sebagian kecil tetap berada di paru-paru, dan sebagian besar
akan diteruskan ke kantung udara sebagai udara cadangan. Udara pada
kantung udara dimanfaatkan hanya pada saat udara (O2) di paru-paru
berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya.
Burung dapat terbang karena memiliki sayap. Adanya kantung udara memungkinkan burung dapat terbang dalam waktu yang lama. Burung layang-layang dapat terbang sejauh sekitar 500.000 km dan menghabiskan waktu hidupnya di udara. Hal ini dapat terjadi dengan adanya sistem pernapasan yang baik dan penggunaan oksigen secara efisien.
e. Sistem Pernapasan pada Mammalia
Mammalia bernapas menggunakan paru-paru. Sistem pernapasan pada hewan mamalia sama dengan sistem pernapasan pada manusia. Gas
O2 masuk ke dalam tubuh melalui lubang hidung → faring →laring → trakea
→ bronkus → paru-paru. Kemudian gas O2 dari paru-paru diangkut darah ke
jantung. Dari jantung, gas O2 diedarkan ke seluruh jaringan tubuh oleh
darah. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut menuju jantung → paruparu,
dan keluar melalui organ-organ yang sama pula.
artikel ini disalin lengkap dari: http://www.materisma.com/2014/05/sistem-pernapasan-pada-hewan-vertebrata.html
halaman utama website: http://www.materisma.com/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!
No comments:
Post a Comment