Penemuan Cincin pada Planet di Tata Surya

Seorang teman pernah berkata, “sebelum menikah aku ingin melihat cincin saturnus”. Romantis? Mungkin seperti itulah bayangan orang ketika mendengar kata cincin. Biar bagaimanapun cincin memang selalu dikonotasikan dengan sesuatu yang terkait dengan hubungan romantisme manusia. Lain di bumi, lain pula di Tata Surya.




 Saturnus dan cincinnya. Kredit Gambar : NASA


Cincin tidak hanya dimiliki manusia di bumi untuk dikenakan, planet-planet dalam Tata Surya pun ada yang mengenakan cincin yang eksotis. Yang paling terkenal adalah Saturnus. Tapi jangan salah, Saturnus bukan satu-satunya planet yang punya cincin. Masih ada Jupiter, Uranus dan Neptunus. Keempat planet gas raksasa di Tata Surya ini dikelilingi oleh cincin yang unik. Cincin di planet, pertama kali ditemukan oleh Galileo pada tahun 1610 saat ia mengamati Saturnus. Saat itu ia meyakini ada dua buah bulan raksasa yang mengorbit planet cantik tersebut. Tapi yang menarik bulan itu tampaknya tetap terhadap si planet sangat berbeda dengan ke-4 satelit Jupiter yang ia amati sebelumnya. Tahun 1612, saat melakukan pengamatan Saturnus Galileo malah menemukan kalau kedua bulan itu hilang. Sejak itu ada banyak penjelasan mengapa kedua bulan itu bisa bertumbuh, mengecil, bahkan menghilang setiap 15 tahun.

Gambaran hasil observasi Saturnus dari Galielo menuju Huygens. I. Observasi oleh Galileo (1610); II. oleh Scheiner (1614) ; III. oleh Riccioli (1641 atau 1643); IV - VII. Representasi Saturnus, berdasarkan model teori Hevel ; VIII & IX. oleh Riccioli (1648 - 1650); X. oleh Divini (1646 - 1648), XI. oleh Fontana (1636); XII. oleh Biancani (1616), Gassendi (1638-1639); XIII. Fontana dan pengamat lainnya (1644-1645). Referensi : Huygens, C. 1659. Systema Saturnium
Di Tahun 1656 misteri dua bulan ini pun terungkap. Christian Huygens, seorang astronom asal Belanda berhasil mendapatkan penjelasan yang tepat untuk kasus Saturnus tersebut. Menurut Huygens, keanehan yang terlihat di Saturnus merupakan penampakan dari piringan materi yang berada di sekeliling bidang ekuatorial Saturnus. Piringan mirip cincin tersebut tampak muncul dan kemudian menghilang saat Bumi melewati bidang piringan. Dan selama lebih dari 3 abad berikutnya, Saturnus menjadi satu-satunya planet yang diketahui memiliki cincin. Meskipun cincinnya cukup luas namun sebagian kecil struktur dalam sistem cincin Saturnus bisa dideteksi dari Bumi. 

Gambaran Saturnus dan cincinnya dalam orbit Saturnus berdasarkan model Huygens. Referensi Huygens, C. 1659. Systema Saturnium
Bulan Maret 1977, okultasi bintang SAO 158687 mengungkap keberadaan cincin tipis dan buram di Uranus, dan sejak saat itu terjadilah tahun keemasan penemuan cincin di planet-planet Tata Surya. Penemuan berikutnya terjadi tahun 1979 saat pesawat ruang angkasa Voyager I berhasil memotret cincin tipis dan luas di Jupiter. Dan di tahun 1984, saat terjadi okultasi bintang, ditemukan juga cincin Neptunus yang tampak seperti busur yang tak sempurna. Semenjak itu, dengan perkembangan teknologi, citra-citra tajam beresolusi tinggi dari setiap cincin berhasil dipotret dan digunakan dalam penelitian.
Namun ternyata, cincin tak hanya dimiliki oleh planet. Satelit pun bisa memilikinya. Tahun 2005, saat Cassini melakukan fly-by, ia berhasil menemukan cincin di salah satu satelit Saturnus, yakni Rhea. Tidak mengherankan karena Saturnus beserta satelit-satelitnya memang bisa digambarkan sebagai representasi Tata Surya mini di dalam tata Surya kita.
Pada akhirnya kita bisa mengetahui struktur dan kondisi di setiap cincin. Sesuatu yang mungkin jadi misteri di masa berabad-abad lampau.

artikel ini disalin lengkap dari: http://langitselatan.com/2008/05/29/sejarah-cincin-di-tata-surya/
halaman utama website: http://langitselatan.com/
jika mencari artikel yang lebih menarik lagi, kunjungi halaman utama website tersebut. Terimakasih!

No comments:

Not Indonesian?

Search This Blog