Lahar Dan Abu Vulkanik




LAHAR kata ini berasal dari bahasa Jawa, tapi sudah menjadi istilah internasional dan dikenal luas di kalangan ahli volkanologi internasional : adalah aliran material vulkanik yang biasanya berupa campuran batu, pasir dan kerikil akibat adanya aliran air yang terjadi di lereng gunung (gunung berapi). Di Indonesia khususnya, aktivitas aliran lahar ini akan meningkat seiring dengan meningkatnya intensitas curah hujan.


Aliran lahar sangat berbahaya terutama bagi penduduk yang tinggal di perkampungan yang berada di lereng gunung ataupun bagi para penambang pasir yang sering berada di daerah aliran lahar ini. Lahar dapat mengalir dengan kecepatan beberapa puluh meter per detik menempuh jarak sampai beberapa kilometer membawa energi yang cukup besar. Untuk itu biasanya lahar dibuatkan saluran khusus yang di dalam ilmu geoteknik dikenal sebagai "sabo". Beberapa gunung di Indonesia yang mempunyai aktivitas aliran lahar ini misalnya Gunung Galunggung di Jawa Barat dan Gunung Merapi di Jawa Tengah/Yogyakarta.

LAHAR (DINGIN) : Lahar berasal dari dari Bhs Jawa, tapi sudah menjadi istilah internasional dan dikenal luas di kalangan ahli volkanologi internasional, adalah aliran air (air hujan, salju yang meleleh) yang bercampur rombakan tefra (material vulkanik) yang masih lepas-lepas, berasal dari bagian atas tubuh gunungapi mengalir dengan kecepatan dan densitas yang tinggi sehingga mampu melanda dan membawa serta bongkah batu berdiameter sampai 2 meter. Suhu lahar adalah sama dengan suhu di sekitarnya, endapannya adalah breksi lahar dengan fragmen yang sudah subrounded.

LAHAR PANAS : sama dengan lahar (dingin) hanya saja suhunya di atas suhu sekitar. Lahar panas HANYA dapat dihasilkan oleh gunungapi yang mempunyai DANAU KEPUNDAN seperti G. Kelud, sedangkan gunungapi yang tidak punya danau kepundan tidak mungkin menghasilkan lahar panas. Suhunya tidak akan mencapai 100 C, suhu yang meningkat ini akibat dari air danau kawah yang dipanaskan oleh magma di bawahnya sebelum erupsi, pada saat terjadi erupsi (tidak usah terjadi ledakan). air yang telah panas ini akan meluap bercampur dengan tefra (selanjutnya seperti pada proses lahar dingin), dan membentuk endapan lahar. Lahar panas ini tidak akan menghanguskan tumbuhan atau makhluk hidup seperti pada awan panas!!!!, karena suhunya “hanya” di bawah 100C.

LAVA : adalah cairan larutan magma pijar yang mengalir keluar dari dalambumi melalui kawah gunung berapi atau melalui celah (patahan) yang kemudian membeku menjadi batuan yang bentuknya bermacam-macam. Bila cairan tersebut encer akan meleleh jauh dari sumbernya membentuk aliran seperti sungai melalui lembah dan membeku menjadi batuan seperti lava ropi atau lava blok (umumnya di Indonesia membentuk lava blok). Bila agak kental, akan mengalir tidak jauh dari sumbernya membentuk kubah lava dan pada bagian pinggirnya membeku membentuk blok-blok lava tetapi suhunya masih tinggi, bila posisinya tidak stabil akan mengalir membentuk awan panas guguran dari lava.

MENGAPA LAVA BEGITU PANAS ?
Lava panas karena dua alasan:
1. Disebabkan oleh panas di dalam bumi (sekitar 150 km ke bawah) di mana batu mencair yang akhirnya menjadi magma.
2. Batu disekitar magma adalah insulator yang baik, sehingga magma tidak kehilangan banyak panas dalam perjalanan ke permukaan.

MENGAPA LAVA MEMILIKI WARNA YANG BERBEDA ?
Warna lava tergantung pada suhu.
Saat Lava mulai keluar berwarna oranye terang (1000-1150 C). Karena ada pengaruh udara dingin lava berubah warna menjadi merah terang (800-1000 C), kemudian menjadi merah gelap (650-800 C), dan merah kecoklatan (500-650 C) dan terakhir adalah Lava Solid yang berwarna hitam (tapi masih bisa sangat panas).

ALIRAN LAVA (“lava flow”) : adalah magma yang keluar dari permukaan dan mengalir dipermukaan, bisa di darat, bisa di dasar laut. Ini adalah betul-betul material magma (cairan silikat) bersuhu tinggi, bisa mencapai 1300C. Hasil endapannya adalah batuan ekstrusif yang masif atau brecciated. Jadi yang sering terlihat sebagai aliran berpijar dari kepundan (crater) pada waktu malam saat terjadi letusan gunungapi adalah ALIRAN LAVA dan BUKAN lahar panas.

Istilah GUGURAN LAVA sudah sangat umum dipakai di bidang volkanologi, yaitu adalah identik dengan ROCK FALL tetapi khusus terjadi pada puncak gunungapi, terjadinya adalah sbb.: lava yang sudah mendingin menjadi batuan volkanik (misalnya andesit) di puncak gunungapi membentuk “sumbat lava” (“volcanic plug”) yang bisa menutupi seluruh atau sebagian lubang kepundan, tergantung bentuknya, bisa berupa kubah ataupun tiang. Biasanya terjadinya guguran lava dalam skala yang besar mengindikasikan akan terjadi erupsi, karena adanya peningkatan desakan magma dan tekanan gas dari bawah, mengakibatkan sumbat lava ini mengalami deformasi, terangkat, retak-2 dan akhirnya rontok membentuk guguran lava. Jadi BUKAN lava pijar yang gugur.

Selain LAHAR dan LAVA ada beberapa hasil dari letusan gunung berapi lainnya, yaitu :
GAS VULKANIK : 
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia dan bisa mnyebabkan kematian.

HUJAN ABU atau ABU VULKANIK :
Abu vulkanik terdiri dari tefra kecil yang merupakan bubuk batuan dan kaca yang terbentuk dari letusan gunung berapi dengan diameter kurang dari 2 mm (0,1 in). Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.

AWAN PANAS : 
Awan panas atau dikenal juga dengan wedhus gembel atau aliran piroklastik (ledakan freatik atau juga ultra vulcanian eruptions) terjadi bila magma yang sedang naik menyentuh air tanah atau air di permukaan bumi. Suhu tinggi dari magma ( antara 600°C sampai 1.170°C) membuat air langsung menguap dan terjadi letusan uap, air, debu, batu dan volcanic bomb. Hasil letusannya yang mengalir bergulung seperti awan, aliran ini dapat bergerak dari gunung berapi dengan kecepatan 700 km/jam. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih dari 1000 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas bahkan kematian.

No comments:

Not Indonesian?

Search This Blog