- Candi Borobudur dibangun antara abad ke-8 dan ke-9, 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa.
- Candi Borobudur memiliki luas 123x123 m2 dengan 504 patung Buddha, 72 stupa terawang dan 1 stupa induk. UNESCO mengakuinya sebagai salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.
- Candi Borobudur memiliki 2672 panel relief yang bila disusun berjajar akan mencapai panjang 6 kilometer! UNESCO memujinya sebagai ansambel relief Buddha terbesar dan paling lengkap di dunia, tak tertandingi dalam nilai seni, setiap adegannya adalah mahakarya yang utuh.
- Candi Borobudur dibangun dari 60.000 meter kubik batuan vulkanik dari Sungai Elo dan Progo yang terletak sekitar 2 km sebelah timur candi.
- Candi Borobudur memiliki 100 talang air berbentuk makara (patung ikan berkepala gajah) sebagai saluran air sekaligus untuk menambah keindahan candi. Dahulu, air hujan yang mengalir melalui makara akan terlihat seperti air mancur.
- Candi Borobudur adalah puzzle raksasa yang tersusun dari 2 juta balok batu vulkanik yang dipahat sedemikian sehingga saling mengunci (interlock).
- Berhubung saat itu sistem metrik belum dikenal maka satuan panjang yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur adalah tala yang dihitung dengan cara merentangkan ibu jari dan jari tengah atau mengukur panjang rambut dari dahi hingga dasar dagu.
- Candi Borobudur dibangun selama 75 tahun di bawah pimpinan arsitek Gunadarma, tentu saja tanpa bantuan komputer :)
- Sejak pertengahan abad ke-9 hingga awal abad ke-11, Candi Borobudur menjadi tempat peziarahan umat Buddha dari China, India, Tibet, dan Kamboja.
Berpijak
pada fakta-fakta tersebut maka tidak diragukan lagi bahwa Candi
Borobudur menjadi salah satu jejak sejarah paling penting dalam
perkembangan peradaban umat manusia. Kemegahan dan keagungan arsitektur
Candi Borobudur merupakan harta karun dunia yang mengagumkan dan tak
ternilai harganya. Kunjungi Candi Borobudur dan temukan fakta kesepuluh untuk menggenapi 9 fakta mengagumkan ini.
- Telah ada orang yang menyimpulkan rahasia cara membangun bangunan purbakala termasuk candi Borobudur. Dia adalah Edward Leedskalnin yang membangun Coral Castle yang terkenal. Tapi bagaimana caranya membangun bangunan purbakala tersebut tidak disebutkan. Masih misterius seperti orangnya.
- Para ahli menduga bangunan purbakala yang dimaksud oleh Edward Leedskalnin dibangun dengan alat anti gravitasi. Sebagian ahli yang lain menyebutkan bahwa lokasi bangunan purbakala berada di daerah yang memiliki diamagnetik kuat yang dapat membuat sebuah obyek melayang. Edward sendiri membangun Coral Castle menggunakan alat yang disebut Block and Tackle.
- Berdasarkan data yang ada disebutkan jumlah potongan batu adalah sekitar 2 juta potong batu dimana potongan batu sangat ringan (sekitar 7,5 kg) dan diambil dari sungai yang berada di sekitar lokasi candi. Waktu pelaksanaan pekerjaan candi cukup lama yaitu 23 tahun (referensi lain 92 tahun). Data-data tersebut menunjukkan bahwa tidak diperlukan cara yang sulit dalam mengambil batu dan memasangnya ke lokasi apalagi dengan waktu pelaksanaan yang cukup lama sehingga produktifitasnya kecil. Artinya pendapat Edward dan para ahli rasanya terlalu berlebihan.
- Candi Borobudur memiliki design arsitektur yang menawan. Batu yang terpasang pada candi, dalam jumlah cukup besar berupa relief dan arca yang menghiasi hampir seluruh permukaan candi. Hal ini berarti candi borobudur sebenarnya adalah bukan bangunan yang secara metode pelaksanaannya sulit, tapi bisa dikatakan sebagai bangunan seni dan arsitektur yang terbesar. Mungkin karena alasan arsitektur dan seni inilah yang membuat pelaksanaan candi berjalan dalam waktu yang lama, jadi bukan karena kesulitan mengangkat batu.
- Candi Borobudur merupakan proyek yang terbesar di jamannya dan merupakan candi terbesar di dunia. Memiliki design menawan namun rumit karena kaya akan karya seni dan arsitektur. Hal tersebut berarti proyek Candi Borobudur merupakan proyek dengan kompleksitas yang tinggi. Diperlukan manajemen proyek yang baik agar pembangunan candi ini dapat berjalan dengan baik.
Tulisan
sebelumnya cukup meyakinkan kita bahwa para pendahulu bangsa ini sudah
maju dengan dibuktikan dengan candi Borobudur yang dirancang dan
dibangun dengan tasteyang
tinggi dan cara yang pintar. Kita sudah tak perlu berspekulasi lebih
jauh mengenai pendapat Edward Leedskalnin dan pendapat para ahli lainnya
yang menurut saya berasumsi terlalu jauh tanpa melihat fakta yang ada.
Sekarang
mari kita lihat kelebihan candi ini dari sisi yang lain. Pernahkan Anda
berfikir bagaimana potongan batu yang berukuran kecil dan ringan
tersebut dapat mampu membentuk struktur candi yang kuat dan cukup stabil
serta cukup awet hingga sekarang padahal diketahui bahwa antar potongan
batu yang ditumpuk tersebut tidak menggunakan bahan perekat?
Susunan batu candi Borobudur
Konstruksi Awal Candi
Sudah
kita ketahui bahwa candi borobudur mempunyai desain arsitektural yang
luar biasa. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk dan struktur
bangunan, bentuk dan jumlah relief, pengaturan jumlah tingkat, jumlah
stupa dan falsafah yang terkandung di dalamnya. Konstruksi awal dari
Candi Borobudur merupakan tumpukan batu yang diletakkan di atas
gundukan tanah sebagai intinya, sehingga bukan merupakan tumpukan batuan
yang masif. Inti tanah juga sengaja dibuat berundak-undak dan bagian
atasnya diratakan untuk meletakkan batuan candi. Inti tanah yang
merupakan pondasi candi, merupakan tanah asli bukit dan tanah urugan
sebagian pada pembentukan pola berundaknya.
Pada penelitian yang sudah dilakukan, kita ketahui properties dari batuan yang digunakan pada konstruksi candi Borobudur yaitu :
- berjenis andesit.
- Kadar porinya sekitar 32%-46% atau berporositas tinggi.
- Antara lubang pori satu dengan yang lain tidak berhubungan.
- Kuat tekannya tergolong rendah jika dibandingkan dengan kuat tekan batuan sejenis.
- Kuat tekan minimum sebesar 111 kg/cm2 dan kuat tekan maksimum sebesar 281 kg/cm2.
- Berat volume batuan antara 1,6-2 t/m3.
Kesimpulan
atas properties batuan pembentuk candi Borobudur adalah batuan tersebut
berpori banyak, ringan, kekuatan tidak tinggi. Kita lalu bertanya
kenapa jenis batuan ini yang digunakan sebagai konstruksi candi? Mari
kita lihat penjelasannya.
Batuan
digunakan sebagai pembentuk candi dan sebagai media relief dan arca
candi. Setiap batu disambung tanpa menggunakan semen atau perekat.
Batu-batu ini hanya disambung berdasarkan pola dan ditumpuk. Bagaimana
tumpukan batu yang tanpa disemen atau diplester tidak lepas? Jawaban
dari tetap menyatunya tumpukan batu tersebut adalah pada pola
penyusunanya. Disinilah keunggulan dari konstruksi awal candi yang
membuatnya tetap bertahan ribuan tahun. Para pendahulu kita telah
merancang pola tumpukan batu sedemikian rupa dengan teknik penguncian.
Batu-batu dibentuk agar dapat terkunci satu sama lain.
Sehingga
terjawab lagi pertanyaan-pertanyaan tadi. Ternyata batuan andesit
dengan properties yang telah diberikan merupakan batuan yang paling
tepat untuk digunakan sebagai material pembentuk candi Borobudur. Kita
kaji properties batuan dengan tuntutan designnya sebagai berikut:
- Batuan memiliki berat jenis 1,6 – 2,0 ton / m3. Ini berarti batuan yang ringan. Kenapa dipilih yang ringan karena jumlah batuan banyak (2 juta potong batu) yang diangkat dan dipasang pada medan yang berbukit. Batuan yang ringan akan menyelesaikan masalah kesulitan pengangkutan atau transportasi dan kemudahan pemasangan. Batuan yang ringan juga berarti secara keseluruhan berat candi juga akan ringan. Ringannya konstruksi candi sangat membantu dalam mengatasi risiko kegagalan konstruksi candi terutama dalam hal geser tanah pendukung.
- Batuan memiliki kadar pori 32% – 46%. Batuan bisa dikatakan memiliki tingkat porositas tinggi. Kenapa harus yang memiki porositas tinggi, bisa jadi (dalam pendapat saya) adalah untuk memudahkan dalam membentuk ukuran batu, membuat batuan yang berfungsi sebagai pengunci antar batuan, membuat relief yang jumlahnya sangat banyak, serta untuk memudahkan dalam membuat arca.
- Batuan memiliki kuat tekan 111 kg/cm2 hingga 281 kg/cm2 atau jika dirata-rata sekitar 196 kg/cm2. Tergolong batuan dengan kuat tekan yang rendah. Hal tersebut mungkin dimaksudkan juga untuk memudahkan pelaksanaan dalam membuat potongan batu, pengunci, relief dan arca. Kita ketahui bahwa untuk membentuk batuan menjadi relief misalnya, batuan tersebut haruslah mudah untuk dibentuk. Tingkat kekerasan batuan akan menjadi pertimbangan. Umumnya kuat tekan yang tinggi memiliki properties lain yang tinggi pula. Dengan kuat tekan batuan candi yang tergolong rendah berarti tingkat kekerasan permukaan batuan pun cukup untuk dibentuk dengan alat kerja yang ada pada saat itu.
- Lubang pori yang satu dengan yang lain yang tidak terhubung. Bisa jadi ini menjadi kriteria untuk membuat atau membentuk batuan, relief, dan arca agar tidak mudah pecah atau patah. Terhubungnya lubang pori tentu akan membentu perlemahan pada batuan yang apabila diberikan tekanan tertentu akan mudah pecah dan patah.
Dari
segi memilih material konstruksi candi, ternyata telah dipilih batuan
yang paling tepat secara design dan pelaksanaaan serta pemeliharaan
candi. Lagi-lagi ini menjadi bukti bahwa pembuat candi adalah
orang-orang pintar yang dengan cerdik mampu menyelesaikan masalah proyek
dengan jitu.
No comments:
Post a Comment