Uranium adalah suatu unsur
kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang U dan nomor atom 92.
Sebuah logam berat, beracun, berwarna putih keperakan dan radioaktif
alami, uranium termasuk ke actinide series (seri aktinida).
Isotopnya digunakan sebagai bahan bakar reaktor nuklir dan senjata
nuklir. Uranium biasanya terdapat dalam jumlah kecil di bebatuan, tanah,
air, tumbuhan, dan hewan (termasuk manusia).
Badan
Tenaga Nuklir Nasional (Batan) memperkirakan terdapat cadangan 70 ribu
ton Uranium dan 117 ribu ton Thorium yang tersebar di sejumlah lokasi di
Indonesia, yang bisa bermanfaat sebagai energi alternatif di masa
depan!
“Untuk Uranium potensinya dari berbagai
kategori, ada yang dengan kategori terukur, tereka, teridentifikasi dan
kategori hipotesis, sedangkan Thorium baru kategori hipotesis belum
sampai terukur,” kata Direktur Pusat Pengembangan Geologi Nuklir Batan
Agus Sumaryanto di sela peluncuran Peta Radiasi dan Radioaktivitas
Lingkungan di Jakarta.
Sebagian besar cadangan Uranium
kebanyakan berada di Kalimantan Barat, sebagian lagi ada di Papua,
Bangka Belitung dan Sulawesi Barat, sedangkan Thorium kebanyakan di
Babel dan sebagian di Kalbar.
Menarik Perhatian Pihak Asing
Perusahaan dari Amerika Serikat, Rusia,
Prancis dan Cina serta negara-negara besar lainnya telah mengincar
uranium yang demikian potensial di Indonesia.
PT Freeport Indonesia diberitakan menggali, memproduksi dan mengeskpor bahan uranium secara diam-diam tanpa melaporkannya kepada pemerintah (ANTARA, 17 Juli 2011).
Freeport Indonesia, anak usaha Freeport
McMoran, adalah perusahaan tambang yang beroperasi di Papua sejak tahun
1964, dan hanya diizinkan menambang emas, tembaga, dan tidak diizinkan
menambang uranium.
Namun anehnya, DPRD Timika bukannya
mendukung pengusutan dan penyelidikan itu, namun justru meragukan
laporan tersebut dan menganggapnya tak benar. Kalangan DPRD Mimika,
Papua menyatakan tidak yakin PT Freeport Indonesia (PTFI) secara
diam-diam memproduksi uranium, demikian Wakil Ketua I DPRD Mimika,
Pieter Yan Magal di Timika, ibukota Kabupaten Mimika, Rabu.
“Saya berpendapat, hal itu merupakan sesuatu yang tidak mungkin, kami tidak yakin kalau Freeport juga memproduksi uranium.Itu hanya dugaan yang tidak mendasar dan tidak punya bukti kredibel,” katanya. (sumber antara). Dengan tak didukungnya suatu penelitian mendalam oleh DPRD justru menimbulkan pertanyaan, ada permainankah dibalik ini semua?
Oleh sebab itu, pemerintah harus
hati-hati memberikan izin tambang. Untuk mengolah uranium dari
kandungan bumi Nusantara, pemerintah jangan sampai gegabah ketika
merencanakan untuk menggali dan mengelola sumber energi tersebut, dan
biasanya diserahkan kepada investor.
Di bukit desa Takandeang, Kecamatan
Tapalang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, misalnya terdapat potensi
mineral radio aktif antara 2.000 dan 3.000 nsw per jam.
Sedangkan pulau Sumatera, Jawa,
Kalimantan, dan Papua memiliki kandungan uranium yang jumlahnya cukup
menggantikan bahan minyak dan gas yang kian menipis.
Kajian terakhir dilakukan di Mamuju,
Sulbar, dimana deteksi pendahuluan menyebut kadar Uranium di lokasi
tersebut berkisar antara 100-1.500 ppm (part per milion) dan Thorium
antara 400-1.800 ppm.
Radio Aktif Tertinggi di Indonesia Namun Tak Berbahaya
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten)
telah melakukan penelitian atas kandungan uranium di Kabupaten Mamuju
seperti di desa Takandeang, Kecamatan Tapalang, juga di desa Belang
Belang, Kecamatan Kalukku, sekitar 30 kilometer dari kota Mamuju dan di
Kecamatan Tobadak sekitar 100 kilometer dari kota Mamuju.
Berdasarkan hasil penelitian tambang di
Mamuju, potensi uranium yang ditemukan dianggap tidak berbahaya. Sifat
uranium itu hanya sebagai bahan baku untuk membangkitkan tenaga nuklir.
Sehingga ia meminta Bepeten segera meneliti titik potensi kandungan
uranium di Kecamatan Kalukku dan Kecamatan Tobadak itu.
Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan
Nuklir Bapeten Dr Khoirul Huda mengatakan, Bepeten sementara sedang
melakukan penelitian potensi uranium di Mamuju yang diperkirakan
memiliki kandungan uranium sangat tinggi sehingga dilakukan penelitian
lebih mendalam.
“Hasil penelitian yang telah kami lakukan
menyimpulkan Mamuju adalah daerah tertinggi radio aktifnya di
Indonesia. Ini menunjukan ada potensi uranium di daerah Mamuju,”
ujarnya.
Ia mengatakan, potensi paling tinggi di
Mamuju ditemukan di wilayah bukit Desa Takandeang, Kecamatan Tapalang,
sekitar 40 kilometer dari Kota Mamuju, tinggi radioaktivitas di desa
tersebut berkisar antara 2.000-3.000 nsw per jam.
Ia mengingatkan agar masyarakat tidak
perlu khawatir dengan kondisi tersebut, karena ada beberapa pendekatan
yang akan dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah
sebagai solusi yang harus ditindaklanjuti.
Pemerintah daerah harus membuat
perencanaan infrastruktur yang memungkinkan agar bisa menghindari
radioaktif yang tinggi. Umumnya jika radioaktif tinggi maka berpotensi
adanya kandungan uranium. Ini juga menandakan pasti ada sesuatu
kandungan yang berharga di dalamnya,” katanya.
Menteri Negara Riset dan Teknologi
(Menristek) Gusti Muhammad Hatta, MS dan Kepala Badan Tenaga Nuklir
Nasional Prof. Dr. Djarot S Wisnubroto mengunjungi Sintang Kalimantan
Barat, pada awal Mei 2013 lalu guna meninjau potensi uranium di
Kabupaten Melawi Kalimantan Barat.
Kami mengajak kepala BATAN untuk melihat
langsung potensi uranium di Kabupaten Melawi,” kata Menristek. Uranium
merupakan bahan penting untuk membangun PLTN, dan pihaknya melihat
langsung perkembangan uranium di Melawi, di Belitung sudah lama
sedangkan di Melawi itu masih dalam bentuk Eksplorasi saja.
Potensi uranium di Kabupaten Melawi
terbesar di Indonesia dan sudah dilakukan ekplorasi sejak tahun 1974.
Rencana pendirian PLTN di Kalimantan Barat sebagai daerah yang aman dari
gempa dan tsunami, pemerintah tengah mencari lokasi PLTN di daerah
yang potensi tsunami dan gempanya rendah.
Prancis menggelapkan data uranium?
Sementara itu, Prancis memiliki banyak
data tentang kandungan uranium Kalimantan Barat. Pihak Amerika Serikat
pun mengincar potensi tambang uranium di daerah ini. Menurut mantan Chief Le Sondage (Kepala Bidang Pengeboran) eksplorasi uranium Nanga Pinoh/Nanga Ella & Nanga Kalan di Commessariats L’Energi Le Anatomique (Badan Tenaga Atom Prancis), Sunarjo M BSc, Prancis waktu itu menggandeng BATAN saat melakukan penelitian.
Menurut Sunarjo, eksplorasi dimulai pada dekade tahun 60-an. Kegiatannya merambah hingga Kapuas Hulu, Landak dan Sanggau.
Sekitar
tahun 1970-an eksplorasi memasuki wilayah Nangga Pinoh. Hingga
sekarang, eksplorasi uranium di Kalimantan Barat belum melangkah ke
tahap lanjutan.
Membuka tambang uranium tak bisa
sembarangan. Bukan seperti tambang biasa. Debu kandungan uranium itu
saja tak boleh bertiup ke luar areal pertambangan. Dampak lingkungannya
luar biasa.
Indonesia bisa kecolongan data mengenai
potensi uranium Kalimantan Barat yang mungkin pada waktu itu banyak
digelapkan oleh pihak Prancis.
Sedangkan pakar ekonomi Universitas
Hasanuddin di Makassar, Sulawesi Selatan, Syarkawi Rauf pernah
mengatakan, kandungan uranium di Mamuju itu mempunyai potensi terbaik
di Indonesia. Oleh karena itu, Rauf meminta agar pemerintah mengelola
tambang uranium itu dengan baik untuk mencapai kemakmuran rakyat, dan
jangan sampai hanya menguntungkan pihak asing.
Uranium bukan hanya untuk menghasilkan
tenaga nuklir—misalnya guna kepentingan pertahanan. Bahan uranium dapat
dimanfaatkan untuk menambah sumber ekonomi seperti Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN) yang mendukung pasokan sumber tenaga listrik.
Beberapa daerah yang memiliki potensi
uranium adalah Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua – bahkan
Freeport pernah menemukan bahan uranium di daerah tambang emas.
Laju Dosis Radiasi Gamma Tercepat
Kecamatan Singkep, Kabupaten Mamuju juga
menjadi kawasan yang laju dosis radiasi gamma-nya tercepat di Indonesia
dibanding rata-rata nilai laju dosis radiasi Gamma di Indonesia yang 46
nSv per jam, kata Direktur Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi
Radiasi Batan, Susilo Widodo.
Ia mengatakan, pihaknya telah menyusun
Peta Radiasi dan Radioaktivitas Lingkungan sebagai data dasar, sehingga
kalau ada kenaikan radiasi yang disebabkan faktor bukan alami misalnya
radiasi hasil lepasan industri atau kecelakaan nuklir, bisa diketahui
dengan cepat.
Susilo mengatakan, saat terjadi
kecelakaan reaktor nuklir Fukushima misalnya, pihaknya tidak mendeteksi
adanya radiasi nuklir yang masuk ke wilayah Indonesia.
“Secara alamiah, radiasi nuklir dari
Jepang di utara sulit menyebrang ke kawasan katulistiwa. Justru jika
dilihat dari posisi dan arah angin potensi radiasi dari Jepang akan
masuk lebih dulu ke Amerika Serikat dan terakhir China,” katanya.
Peta ini, ujarnya, juga penting untuk
mengkaji efek kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di daerah radiasi
tinggi serta indikasi bahan tambang seperti Uranium, Thorium dan mineral
sejenisnya.
Peta tingkat radiasi dan radioaktivitas
lingkungan di Indonesia ini, urainya, terdiri dari lima peta, yakni peta
laju dosis radiasi gamma lingkungan dan peta tingkat konsentrasi
radionuklida alam Thorium-228, Thorium-232, Radon-226, dan Kalium-40
dalam sampel permukaan.
Batan juga meluncurkan URL monitor
radiasi lingkungan kawasan reaktor nuklir Serpong dimana telah dipasang
lima monitor gamma di kawasan itu selama 2012-2013 dan meluncurkan “GPS
tracking” untuk transportasi limbah di Indonesia.
Namun diluar itu semua, langkah paling awal yang diharapkan dari pemerintah Indonesia adalah melindungi tiap aset bumi dan laut di Indonesia dari tangan-tangan asing yang tak pernah memakmurkan rakyatnya!
Jangan lagi kita kecolongan dengan
perjanjian-perjanjian tambang sebelumnya yang selalu dibuat oleh manusia
yang mengaku warga negara Indonesia, namun memilik mentalitas antek dan
budak asing, juga para konglomerat dengan kualitas sosial rendah, yang
selalu menjual dan menguntungkan pihak asing. (AntaraNews / D009/Z003/Editor: B Kunto Wibisono/COPYRIGHT © 2013 / mm-industri.com / tender-indonesia.com, KOMPAS, berbagai sumber)
No comments:
Post a Comment